Adanya Kritik Antar Siswa Dapat Berpengaruh Pada Pembentukan Karakter – Pemberitahuan Penting Pemeliharaan Server Terjadwal (GMT) Minggu, 26 Juni pukul 02.00 – 8.00. Halaman akan turun pada waktu yang tercantum!

PENDAHULUAN Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat yang telah dianugerahkan-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program LKMBD yang bertajuk Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga. Tujuan dilakukannya LKMBD ini merupakan salah satu kegiatan Sekolah Dasar Pengajaran PKN. LKMBD ini dapat menjadi media untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Tujuan utama disajikannya LKMBD ini adalah untuk memudahkan calon guru atau siswa dalam menyelesaikan proses pembelajaran. Tim mengucapkan terima kasih kepada Ny. Dayu Rika Perdana, S.Pd, M.Pd pada pembelajaran SD PKN mengajarkan karya ini agar kita dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kita pada bidang studi yang kita pelajari. Terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu terlaksananya LKMBD bertajuk Pendidikan Nilai Moral di Lingkungan Keluarga. Tim perancang menyadari bahwa penulisan LKMBD masih mempunyai banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna meningkatkan kualitas LKMBD. Lampung, Penyusunan Tim Oktober 2021

Adanya Kritik Antar Siswa Dapat Berpengaruh Pada Pembentukan Karakter

DAFTAR ISI ……………………………………….. …. ……. …………………………………. …………. 1 PENDAHULUAN………………………….. .. …………………… …………………… .. …………………………. .. ……….. … . ………………………………………… …. ………………………………………… .. ………… …… ……3 PROYEK SISWA DIGITAL ………………. … ……………. 4 PEMERIKSAAN PEMERINTAH … ………………. ……… ……………… …………….. ……… ……………………… ….. ……… 10 TULISAN ILMIAH …… ………………………….. … .. …………… …………………………… .. …… .. ……. …. ……….. 11 ALKITAB ………….. ……………… ……………………… ………. ……….. …………………………. …………………… ………… 13 [LKMBD] Halaman 3

Guru, Growth Mindset, Dan Kurikulum Merdeka

Tujuan LKMBD LKS berbasis bilangan : 1. Siswa mampu memahami materi ajar tentang perilaku moral dalam lingkungan keluarga. 2. Mahasiswa dapat menyelenggarakan LKMBD sebagai upaya memfasilitasi pengajaran nilai dan etika dalam pembelajaran. 3. Siswa dapat mengembangkan LKS digital untuk menjadi guru profesional. Keterampilan yang harus diperoleh : 1) Memahami nilai dan akhlak Materi pendidikan 2) Memahami nilai-nilai yang baik Materi pendidikan dalam konteks keluarga Petunjuk LKS digital : A. Untuk siswa/kelompok 1. Pendidikan akhlak dan akhlak Hal-hal yang dilakukan dalam lingkungan keluarga. 2. Secara berkelompok, siswa membaca isu/masalah dalam konteks keluarga. 3. Organisasi dapat menggunakan publikasi yang berbeda-beda tentang pendidikan nilai dan moral di lingkungan keluarga dari berbagai bagian seperti buku, majalah, dll. 4. Siswa mempresentasikan apa yang telah dibacanya. 5. Siswa menyelesaikan tugas pada makalah siswa ini secara numerik tepat waktu. B. Bagi guru/pengajar 1. Mendampingi pemandu untuk memudahkan siswa menyelesaikan kegiatan pembelajaran 2. Penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Perkiraan waktu : 2 x 120 menit [LKMBD] Halaman 4

Baca Juga  2.500 Mililiter Berapa Liter

PENDIDIKAN MORAL DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Pengertian Pendidikan Nilai Moral Dalam kamus bahasa Indonesia karangan Purwodarminto disebutkan bahwa nilai adalah nilai, sesuatu yang berguna bagi manusia. Menurut I Wayan Koyan (2000:12), nilai adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai. Menurutnya, nilai ada dua macam, yaitu nilai baik dan nilai nyata. Nilai yang baik adalah nilai yang diperjuangkan setiap orang, sedangkan nilai yang benar adalah nilai yang diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kohlberg membagi nilai menjadi dua yaitu nilai obyektif dan subyektif. Nilai rasional atau nilai universal merupakan nilai fundamental, yaitu nilai fundamental yang berlaku sepanjang masa. Nilai-nilai universal tersebut meliputi kebenaran, keindahan dan keadilan. Nilai penting adalah nilai yang mempunyai warna, isi dan struktur tertentu menurut waktu, tempat dan budaya dalam suatu kelompok sosial. Menurut Richard Merill dalam I, Wayan Koyan (2000:13) mengatakan bahwa nilai adalah standar atau standar yang dapat membimbing seseorang atau suatu kelompok dalam suatu hal. Arti moralitas berasal dari bahasa Latin tradisi, dari suku kata mos yang berarti kebiasaan, watak, tingkah laku, kebiasaan. , perilaku moral (K. Prent, dkk. dalam Soenarjati 1989: 25). Dalam perkembangannya moralitas diartikan sebagai ciri-ciri tingkah laku yang baik, moralitas (Amin Suyitni, dalam Soenarjati 1989: 25). Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa moralitas berkaitan dengan kesantunan. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila ia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Sebaliknya jika tingkah laku seseorang tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka ia dikatakan tidak baik. Pentingnya mengajarkan akhlak kepada anak sejak dini. Pendidikan etika bertujuan untuk mengembangkan moral dan perilaku seseorang agar bertindak sesuai dengan prinsip moral yang berkaitan dengan lingkungan hidup [LKMBD] Page 5

Sosial. Oleh karena itu, hadirnya pendidikan akhlak akan menentukan mudah tidaknya seseorang diterima di lingkungan sosialnya. Sebab, berinteraksi dengan orang lain tidak hanya memerlukan kesadaran mental, namun juga memerlukan kecerdasan psikomotorik yang efektif. Kecerdasan yang efektif dapat dikembangkan melalui pendidikan perilaku. Adanya etika bukan tanpa alasan. Tujuan pendidikan akhlak adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan dan memantapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang baik, 2. Mengembangkan dan memperluas nilai keyakinan seseorang atau kelompok, 3. Meningkatkan kualitas manusia, kelompok atau pembangunan . jiwa, 4. Menghindari, mengurangi dan menghilangkan hal-hal negatif, 5. Mengembangkan dan mengupayakan terwujudnya dunia yang dikehendaki, 6. Memperjelas nilai nilai dan prinsip moral serta kehidupan secara utuh. B. Peranan Pendidikan Akhlak dalam Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan terpenting, pertama karena keluarga merupakan lingkungan dasar sebelum anak belajar warna, dan yang terpenting karena keluarga merupakan lingkungan sosial dan psikologis tempat anak belajar mewarnai. itu terbentuk. pengalaman positif sehingga menjadi alasan yang kuat dalam terbentuknya perilaku anak (Wahy, 2012). Menurut M.I Silaeman, fungsi keluarga ada delapan, yaitu: (1) fungsi pendidikan, (2) fungsi sosial, (3) fungsi perlindungan, (4) fungsi kasih sayang, (5) fungsi keagamaan, (6) fungsi ekonomi. . . pekerjaan, (7) pekerjaan rekreasi, (8) pekerjaan biologis. Melihat beberapa kegiatan keluarga yang disebutkan di atas, salah satu kegiatan keluarga adalah belajar. Artinya orang tua sebagai guru pertama dan terpenting mempunyai tanggung jawab mendidik anak, termasuk mengajarkan nilai-nilai yang baik (Syahraeni, 2015). [LKMBD] Halaman 6

Baca Juga  Layar Kerja Pada Program Microsoft Word Disebut Istilah

Keluarga merupakan lembaga pendidikan terpenting dan pertama bagi anak. Karena anak-anak terlebih dahulu belajar ilmu di keluarga sebelum mereka belajar tentang masyarakat lainnya. Setelah itu dikatakan bahwa keluarga adalah sumber pendidikan selanjutnya. Anak akan menggunakan ilmu yang diperoleh anak di keluarga sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah (Suarmini, 2014). Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak-anaknya. Baik buruknya anak di kemudian hari ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tuanya. Karena di dalam keluargalah anak pertama kali mendapatkan pendidikan sebelum pendidikan lainnya. Sejak anak dilahirkan dari rahim ibunya, orang tua selalu merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan membesarkannya dengan baik dengan harapan anaknya akan tumbuh dan menjadi orang dewasa yang baik. Mengajar di keluarga berbeda dengan mengajar di sekolah, karena mengajar di keluarga tidak tepat dan tidak mempunyai waktu dalam program pendidikan tertentu (Ansori, 2011). Pendidikan dalam keluarga berlangsung sepanjang hayat melalui proses interaksi sosial di dalam keluarga itu sendiri. Asal muasal pendidikan ada pada pergaulan keluarga, pada pergaulan antar anggota keluarga, pada tingkah laku sehari-hari orang tua dan anggota keluarga yang lain, dan hal-hal lain yang terjadi dalam keluarga yang kesemuanya merupakan sistem pendidikan bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan teladan yang baik kepada anaknya, karena apapun perilaku orang tua di rumah, anak akan dapat melihat dan memahaminya (Pratama, 2019). Pendidikan keluarga membekali anggota keluarga dengan keyakinan agama, nilai-nilai budaya yang meliputi nilai, moral, aturan sosial, dan pendapat. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan akhlak karena orang tua merupakan sumber perilaku anak-anaknya. Melalui pengajaran akhlak yang dilakukan orang tua tingkat [LKMBD] halaman 7

Baca Juga  Nabi Muhammad Saw Adalah Aku Harus Meneladani Sifat Sifatnya

Bahan Ajar Kritik Arsitektur Pdf

Dalam perkembangannya, anak dapat membedakan baik dan buruk, baik dan buruk, sehingga dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan anak dapat dengan mudah membedakan tindakan yang sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya dihindari. Di tengah pesatnya perkembangan globalisasi yang ditandai dengan pesatnya arus informasi dan teknologi, hal ini di satu sisi menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang sering kita hadapi di kalangan individu dalam masyarakat. Maraknya kenakalan remaja, tawuran pelajar, narkoba, penyimpangan seksual, kekerasan dan berbagai jenis penyakit jiwa seperti stres, depresi dan kecemasan merupakan penyebab yang tidak dapat dipungkiri memberikan dampak negatif terhadap perkembangan peradaban kita. Hal ini secara tidak langsung berdampak negatif terhadap stabilitas dan ketertiban masyarakat damai yang kita harapkan (Mukhtar, 2005). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika masyarakat semakin modern dan maju, maka permasalahan hidup yang mereka hadapi akan semakin rumit dan berbeda. Masalah moral adalah masalah yang mempengaruhi semua orang di mana pun, baik di masyarakat maju maupun terbelakang. Sebab kelemahan moral seseorang mengganggu ketenangan orang lain. Apabila jumlah anggota masyarakat tersebut rusak, maka kondisi masyarakat tersebut akan terguncang (Hudiarini, 2017). Jika kita melihat keadaan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar tanah air, kita akan melihat bahwa moralitas sebagian masyarakat sudah rusak atau mulai menurun. Jika kita bagikan tanda-tanda yang menunjukkan kemerosotan akhlak remaja, maka dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Kekejaman sederhana, misalnya keras kepala, tidak mau menuruti orang tua dan guru, kabur dari sekolah, tidak mau belajar, berkelahi dengan orang lain. banyak. seperti menggunakan kata-kata buruk, cara berpakaian, dll. [LKMBD] Halaman 8

2) Bahaya yang mendatangkan perdamaian dan stabilitas, misalnya pencurian, pencemaran nama baik, perampokan, penganiayaan, penganiayaan, perusakan harta benda orang, pembunuhan, pengasingan dan sebagainya. 3) Kejahatan Seksual, kedua jenisnya

Pembentukan karakter peserta didik, pembentukan karakter siswa, pembentukan karakter pada anak, pembentukan karakter sejak dini, pembentukan karakter, peran guru dalam pembentukan karakter siswa, adanya batu ginjal didalam rongga ginjal dapat menimbulkan, buku pembentukan karakter, makalah pembentukan karakter siswa, pembentukan pendidikan karakter, buku pembentukan karakter pdf, etika dan pembentukan karakter kristiani