Apa Itu Mos – Hari pertama kegiatan sekolah adalah periode Presentasi Lingkungan Sekolah (SEP). Artinya, batas waktu yang ditetapkan untuk penyelenggaraan kegiatan di tiga hari pertama sekolah. Istilah ini dulunya dikenal dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Orientasi Siswa Sekolah Baru (MOPD).
Ada perbedaan pandangan antara MPLS dan MOS. MPLS saat ini menekankan kegiatan pendidikan dan kreatif untuk menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan, tidak seperti MOS atau MOPD, yang cenderung disalahartikan sebagai peristiwa yang membingungkan bagi pelajar muda oleh pelajar yang lebih tua.
Apa Itu Mos
Padahal, kedua istilah tersebut bertujuan untuk mempersiapkan sikap dan mental siswa untuk memasuki sekolah baru, untuk mengetahui situasi baru di sekolah baru tersebut, untuk mempersiapkan diri agar dapat mengikuti pembelajaran dengan cara yang bisa berbeda. dari tempat belajar sebelumnya, membiasakan diri dengan peraturan perundang-undangan yang semuanya bertujuan agar siswa belajar di sekolah yang baru sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (mpls) Secara Virtual Di Sma Martia Bhakti Tahun Pelajaran 2020/2021
Berikut penjelasan singkat mengenai materi yang disampaikan kepada siswa baru pada Masa Presentasi Lingkungan Sekolah Tahun Pelajaran 2018/2019 (MPLS);
Demikian ulasan singkat tentang Masa Magang Lingkungan 2018/2019 yang dapat diberikan kepada mahasiswa baru. Agar para siswa baru lebih semangat belajar di lingkungan sekolah yang baru dan juga nantinya menjadi generasi yang dapat memajukan bangsa dan negara, sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara dan nantinya menjadi sukses untuk dirinya sendiri. Amin Masa Orientasi Siswa (baca: MOS) adalah rangkaian masa prasekolah bagi siswa baru (Murba) di tingkat SMP atau SMA. Mengapa SMP dan SMA?, karena penulis (saya) ini baru mendengar dan merasakan MOS ketika saya akan masuk SMA (waktu itu saya masih di MTS, setingkat SMA) dan saat SMA (waktu itu saya juga di MA – Madresah Aliyah – setingkat SMA) dan saya tidak akan berbicara tentang OSPEK atau DINAMIKA (DINAMIKA adalah istilah Ospek tempat saya belajar) karena topiknya terlalu luas.
Beberapa teman saya yang pendapatnya saya dengar adalah masa perkenalan Murba (siswa baru) untuk mengenal sekolah tempat dia akan belajar. Beberapa teman saya mengatakan bahwa MOS bertujuan untuk menertibkan Murba agar taat aturan a.k.a. sesuai dengan elemen sekolah yang pertama kali menghuni sekolah yang dia masuki. Nah, ada yang beranggapan bahwa MOS adalah tempat para senior “membalas dendam” atas apa yang mereka dapatkan selama melakukan MOS di sekolahnya (waw, sereeemm…).
MOS sendiri sebenarnya merupakan salah satu kegiatan resmi sekolah yang memiliki landasan hukum yang jelas, biasanya berupa peraturan dari Bupati/Presiden, Dewan Pendidikan atau sekolah sejenis untuk menyelenggarakan MOS. Jadi, MOS bukan hanya kegiatan yang dilakukan oleh para lansia untuk menyambut buah hati mereka yang masih kecil, tetapi lebih dari itu, MOS adalah kegiatan yang “dilegalisir” oleh pemerintah daerah/sekolah. Jadi mau tidak mau, terima saja… (Disini).
Mengenal Apa Itu Margin Of Safety (mos) Dalam Investasi Saham
Yang menyenangkan, untuk menciptakan kekompakan dan atau bahkan membuat Murba mengerti bahwa “dia sudah berada di level yang lebih tinggi”. Nah, terkadang (tidak semua) kemasan untuk membuat Murban sadar bahwa dia berada di level yang lebih tinggi adalah alasan yang sering digunakan para senior untuk mengejek anak muda mereka yang “habis-habisan” (kecuali jika Anda bermaksud membalas dendam) selama MOS (sebenarnya bisa jadi. kang ).
Menurut pendapat saya, Murba sebenarnya tidak terlalu menguntungkan. Presentasi MOS yang saya temui di sekolah lama saya cukup efektif untuk mengenalkan Murba tentang sekolah barunya, kedisiplinan dan persahabatan dengan teman sebayanya atau orang yang lebih tua (bagaimana dia bergaul dengan orang yang lebih tua? Bisa?, haha). Karena ketika MOS terjadi, Murba akan lebih cepat beradaptasi bahkan tidak ada kata malu untuk seekor kucing yang langsung mengakui teman Murba lainnya untuk kesuksesan grup. Murba juga akan lebih akrab dengan para tetuanya nanti setelah MOS berakhir karena mereka adalah orang-orang pertama yang perlu diketahui Murba agar setelah MOS mereka berinteraksi lebih dekat mengingat kenangan “dibodohi” olehnya orang tua mereka.
Mengenai MOS, yang dikeluhkan teman-teman saya di lapangan adalah MOS terkadang menyelenggarakan acara yang agak “terlalu jauh” dari tujuan diadakannya MOS itu sendiri. Misalnya, peserta yang hanya bersin dan tidak bisa menahan diri saat orang tua mengeluarkan instruksi dianggap mengintimidasi orang tua, sehingga terkadang menerima hukuman langsung. Nah ini sebenarnya akar dari masalah MOS yang membuatnya terlihat menakutkan padahal MOS adalah kegiatan yang menyenangkan yang bisa jadi sangat berkesan bagi Murba. Menyelesaikan tugas, ikut bakti sosial, membantu membersihkan lingkungan sekolah, mengingat perasaan melanggar disiplin atau perasaan hukuman yang kamu terima, hehe.
Jadi saran saya panitia MOS yang bisa membaca tulisan pribadi saya (kok bisa di private di blog? >_<') memodifikasi acara yang akan dipresentasikan di MOS agar berkesan (dan bagus) untuk Murba pada MOS yang diadakan oleh para sesepuhnya, sebagai mata rantai “balas dendam” para sesepuh yang mereka interupsi, dan disasar sesuai aturan yang terkait dengan pelaksanaan MOS. Untuk Murba MOS tidak lagi terkesan seram dan seram, begitu juga sebaliknya, MOS akan membuat mereka ingin mengikuti "Refreshment MOS" jika ada, hehe.POJOKSATU.id, DEPOK – Akhir masa orientasi siswa atau disebut masa bimbingan sekolah (MOS), menyerahkan banyak tugas kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sebab, meski sudah ada peraturan dan surat edaran yang melarang segala bentuk trik dan aktivitas yang dilakukan siswa usia dini, masih banyak pelanggaran yang dilakukan pihak sekolah.
We Care We Share
Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta merancang standar kegiatan MOS untuk diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris menyarankan agar tahun depan seluruh sekolah di Indonesia memiliki acuan resmi panduan kegiatan MOS. Mulai dari pemilihan bentuk kegiatan, topik materi yang akan disampaikan dan SOP apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan untuk lansia.
REGULASI: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta merancang standar kegiatan MOS untuk dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia oleh DPD. “Sebenarnya terkesan terlalu mendikte pihak sekolah, namun sepertinya petunjuk-petunjuknya harus dilakukan sampai yang bersifat teknis. Beberapa sekolah memiliki kreativitas untuk melaksanakan kegiatan pendidikan MOS, namun banyak sekolah yang kegiatan MOS-nya tidak jelas, dan kepala sekolah serta guru hanya diam saja,” kata Fahira.
Fahira menemukan bahwa dari pantauan langsung ke lapangan dan laporan orang tua, masih banyak kegiatan MOS yang mempermalukan dan mengolok-olok siswa muda. Meskipun relatif tidak ada kekerasan fisik, namun masih ada kekerasan psikis yang dialami para pelajar muda. Banyak orang tua yang mengeluhkan kegiatan MOS membebani mereka. Belum lagi harus repot menyiapkan segala macam aksesoris, logistik (makanan/minuman) dan perlengkapan yang dipesan oleh para lansia.
Menurut Fahira, MOS di semua jenjang mulai dari SD, SMP, hingga SMA sebenarnya merupakan waktu yang paling tepat untuk membentuk karakter siswa di seluruh Indonesia. Ada banyak materi dan kegiatan, termasuk permainan, yang dapat diberikan kepada pembelajar muda untuk menambah pengetahuan dan membangun karakter pembelajar muda.
Mos Harus Utamakan Wawasan Edukasi
“Seharusnya TIDAK diisi dengan kegiatan dan materi yang mengarah pada pendidikan karakter. Pelajari nilai-nilai kejujuran, sportivitas, kompetisi, disiplin, inisiatif dan berpikir positif. Mengapa tidak diisi dengan sosialisasi bahaya narkoba atau miras? Mengapa tidak diisi dengan materi antikorupsi yang merupakan penyakit besar bagi bangsa ini?” menyarankan Fahira (radardepok), menteri pendidikan dan kebudayaan Jakarta, yang baru saja menerbitkan peraturan tentang kegiatan anti kekerasan selama masa orientasi siswa (MOS), mendapat dukungan penuh dari Forum Anak Jakarta, yang merupakan forum informasi dan sosial anak di DKI Jakarta.
Muhamad Ridwan, Ketua Forum Anak Jakarta setuju dengan pelarangan dan penghapusan MOS di sekolah. Menurutnya, aksi atau kegiatan dalam MOS sedikit banyak merupakan ajang kekerasan yang tidak mendidik anak.
“Selain di rumah, sekolah juga menjadi tempat terjadinya tindak kekerasan terhadap anak, misalnya di MOS. Untungnya sekarang ada peraturan yang melarang MOS. Ya, kalaupun kekerasan itu bersifat psikologis, itu bisa membuat trauma anak-anak,” katanya dalam pertemuan dengan Salute. -, Minggu (24/7/2016).
“Misalnya waktu kelas tujuh, dia (anak) di MOS sampai disuruh tiduran. Pas masuk kelas, dia mau masuk OSIS dengan maksud balas dendam sama adik kelas barunya. Bukan tentang Niatnya ngatur, tapi balas dendam,” kata Ridwan sambil tersenyum.
Smpn 3 Bireuen Adakan Mos Untuk Siswa Baru
Ridwan menilai cara pemerintah menciptakan MOS sebagai pintu masuk siswa baru ke lingkungan sekolah telah gagal, jika MOS dijadikan ajang balas dendam.
“Akhirnya pemerintah sudah melihat faktanya dan realitanya MOS BUKAN bentuk pencabulan anak. Kalau dicabut seperti sekarang maka alhamdulillah benar,” pungkasnya.
* Fakta atau hoax? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang diungkapkan, silahkan kirimkan nomor Cek Fakta di WhatsApp ke 0811 9787 670 cukup dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Memang perlu atau tidak untuk hal seperti itu? “MOS belum diperlukan. Aturan sakti belum diperlukan,” kata psikolog Alzena Masykouri dari Kliknik Kancil for Health, Senin (27/7/2015).
, Jakarta – Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) di Indonesia identik dengan hal-hal yang aneh. Beberapa diperintahkan untuk membawa makanan dan makanan dengan nama yang harus mereka tebak sendiri menjadi perubahan super ajaib yang membuat mereka setengah tidak yakin.
Bela Negara, Warnai Kegiatan Mos
Padahal, ada aturan yang mengharuskan mereka berpenampilan aneh karena masih di dalam rumah. Pemeriksaan akan dilakukan satu kilometer dari lokasi sekolah. Hukuman atau skors menunggu siswa yang tidak patuh.
Ngomong-ngomong soal jajanan jaman MOS, ada yang ingat pernah disuruh bawa coklat yang namanya silver queen atau air oksigen?
Apakah Anda benar-benar membutuhkan hal-hal ini? “MOS tetap dibutuhkan. Mereka yang tidak membutuhkan aturan magis,” kata psikolog Klinik Kancil Alzena Masykouri.
Jika peraturan TIDAK mewajibkan siswa membawa makanan, ini masih masuk akal. Mungkin kantin sekolah belum buka, jadi lebih mudah bagi mereka untuk makan siang. Atau dengan susunan ini seorang siswa dan siswa lainnya dapat bertukar menu yang menambah keakraban mereka.
Korpri Wajib Dukung Uji Kompetensi Nakon
Meski aturannya adalah rambut harus ditarik ke belakang menjadi dua ekor kuda dan menggunakan pita dengan warna berbeda, tetap masuk akal. “Omong kosong, setengah topi
Mos makro, java mos, mos solo, mos, mos komputer, miki mos, apa itu mos saham, mos aquascape, mos fet, mos wantet, mos agate, sertifikat mos