Bagaimana Adaptasi Yang Dilakukan Penduduk Di Dataran Rendah – Perubahan iklim dan gender adalah cara menganalisis dampak perubahan iklim berdasarkan gender. Kebijakan dan prosedur perubahan iklim dan adaptasi mempengaruhi masyarakat dengan cara yang berbeda tergantung pada ekonomi, budaya dan masyarakat.

Perempuan umumnya lebih rentan terhadap risiko perubahan iklim dan menanggung beban yang lebih besar dibandingkan laki-laki. Kelemahan ini antara lain karena tingginya persentase perempuan sebagai orang miskin di dunia. Selain itu, mereka juga sangat bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian mereka dan untuk memenuhi peran gender mereka.

Bagaimana Adaptasi Yang Dilakukan Penduduk Di Dataran Rendah

Sebagian besar perempuan yang terlibat tinggal di negara berkembang yang memiliki sedikit kapasitas untuk menghadapi krisis iklim. Negara-negara berkembang seringkali memiliki sumber daya, infrastruktur, dan kapasitas yang terbatas untuk menangani masalah ini.

Pdf) Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Dki Jakarta (rad

Efek jangka pendek dari perubahan iklim adalah bencana alam, termasuk banjir, tanah longsor, kekeringan dan badai, sedangkan efek jangka panjang adalah degradasi lingkungan secara bertahap.

Keduanya memengaruhi kehidupan pria dan wanita. Namun bagi perempuan, keadaan ini diperparah dengan ketimpangan kekuasaan, relasi politik dan sosial yang seringkali memposisikan diri sebagai objek kebijakan dan implementasinya.

Akibatnya, menurut para ahli, kurangnya akses, kontrol dan partisipasi perempuan dalam kebijakan perubahan iklim berpotensi memperlebar kesenjangan gender yang ada.

Sebuah studi oleh LSE terhadap 141 negara yang terkena bencana alam pada tahun 1981-2002 menemukan hubungan yang kuat antara bencana dan status ekonomi perempuan. Bencana alam berkontribusi untuk mengurangi harapan hidup perempuan dan memperlebar kesenjangan gender.

Pohon Jati: Klasifikasi, Ciri Ciri, Jenis Dan Manfaat Jati

Fokus kebijakan krisis iklim adalah pada upaya mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berfokus pada upaya mengurangi dampak, misalnya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, sedangkan adaptasi adalah proses mempersiapkan dampak di masa depan.

Para ilmuwan percaya bahwa pemahaman yang lebih baik tentang kesenjangan gender dan penyelesaiannya adalah salah satu hal yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. Semua aspek yang terkait dengan migrasi, transisi, pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan harus berperspektif gender.

Baca Juga  Jelaskan Cara Membasuh Tubuh Setelah Buang Air Besar

Organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan banyak pemerintah nasional memiliki kebijakan dan program perubahan iklim berbasis gender. Perjanjian Paris, misalnya, menekankan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam upaya pengurangan perubahan iklim. Di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, misalnya, mengeluarkan pedoman umum perubahan iklim yang tanggap gender pada 2015.

Krisis iklim tidak hanya memengaruhi perempuan dan laki-laki, tetapi juga kelompok biner. Integrasi spesies yang berbeda dapat mempromosikan masyarakat yang netral gender di tengah topik hangat perubahan iklim. Hingga saat ini, penelitian yang mengkaji dampak perubahan iklim di kedua wilayah tersebut masih terbatas.

Jenis Tumbuhan Yang Hidup Di Dataran Rendah

Isu gender dalam isu iklim juga terkait dengan faktor sosial lain yang juga memengaruhi hasil kelahiran, termasuk usia, kelas sosial, status perkawinan, dan kelompok etnis.

Perubahan iklim mengancam kehidupan manusia secara langsung dan tidak langsung. Selain itu, hak asasi mereka belum dijamin. Degradasi lingkungan dan dampak kesehatan dari perubahan iklim mengancam hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya, termasuk hak untuk hidup, akses ke makanan dan air bersih, kesehatan, keselamatan, tempat tinggal dan budaya.

Kehilangan aktivitas budaya, seperti cara hidup tradisional, dapat menyebabkan sakit hati, kecemasan, dan ketidakpastian. Orang miskin dan kurang beruntung sangat rentan karena mereka tidak memiliki sumber daya untuk menghadapi masalah, misalnya perubahan dan pemindahan.

Menurut para ilmuwan, kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim termasuk orang miskin, kelompok minoritas, wanita, anak-anak, orang lanjut usia, orang dengan penyakit kronis dan kecacatan, penduduk yang tinggal di daerah dengan tingkat penyakit terkait iklim yang tinggi, dan pekerja. paparan panas yang ekstrim atau peningkatan perubahan iklim. Pada skala yang lebih besar, negara-negara berpenghasilan rendah yang menghasilkan gas rumah kaca paling sedikit lebih terpengaruh daripada negara-negara maju, yang merupakan penghasil emisi terbesar. .

Buletin Xiii Desember 2021

Selain kemiskinan, menurut peneliti, perempuan adalah kelompok yang paling terkena dampak ketidaksetaraan historis. Untuk waktu yang lama, perempuan memiliki akses terbatas ke sumber daya sosial dan ekonomi. Dalam kasus komunitas pertanian, sumber daya ini meliputi akses ke tanah, keuangan, teknologi baru, daya tawar, modal, dan pelatihan dalam adaptasi iklim dan kesiapsiagaan bencana. Ketimpangan ini mengancam kerentanan perempuan terhadap perubahan iklim dan berpotensi menghalangi mereka untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Ini juga memperlebar kesenjangan gender yang ada. Kurangnya sumber daya dan pendapatan yang rendah mengurangi daya tawar perempuan, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat di tingkat nasional, regional dan internasional. Minimnya keterwakilan perempuan dalam proses pengambilan keputusan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim memperburuk kerentanan ini.

Perubahan iklim mempengaruhi banyak sektor penting, seperti pertanian dan ketahanan pangan, keanekaragaman hayati dan ekosistem, sumber daya air, kesehatan manusia, habitat dan pola migrasi, energi, transportasi, industri dan satwa liar.

Baca Juga  Bahasa Inggrisnya Menulis

Perubahan iklim akan mempengaruhi kondisi kesehatan semua gender dan dapat meningkatkan kesenjangan kesehatan berbasis gender. Perubahan iklim meningkatkan risiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa kenaikan suhu, penurunan suhu udara, kondisi cuaca ekstrim, perubahan penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor, penurunan kualitas air, dan penurunan ketahanan pangan. Semua masalah ini mempengaruhi laki-laki dan perempuan secara berbeda tergantung pada lokasi dan ekonomi.

Asia, khususnya Asia Tenggara dan Asia Selatan, diperkirakan menjadi kawasan yang paling terkena dampak pemanasan global dan krisis iklim di antara belahan dunia lainnya.

Contoh Kegiatan Ekonomi Penduduk Di Dataran Rendah

Peningkatan suhu ekstrim diprediksi akan mengancam kesehatan pekerja asing di Asia Tenggara pada tahun 2050. Salah satu risiko kesehatan yang muncul adalah panas.

Mereka dapat terkena suhu tinggi. Cuaca panas dapat mempengaruhi kondisi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, risikonya antara lain kelahiran prematur, cacat lahir, tekanan darah tinggi (hipertensi gestasional), dan pre-eklampsia. Peningkatan suhu udara juga berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit malaria. Wanita hamil, menurut penelitian, lebih berisiko tertular malaria dibandingkan wanita yang tidak hamil.

. Wanita dari semua jenis kelamin yang memiliki kebutuhan khusus, misalnya kebutuhan nutrisi yang cukup selama kehamilan, dapat berisiko kesehatannya karena kekurangan makanan. Bencana alam juga menimbulkan kecemasan dan stres bagi perempuan. Selain itu, ibu yang melahirkan di masa krisis juga berisiko mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, anemia, dan bayi berat lahir rendah.

Siklon yang merupakan salah satu dampak perubahan iklim juga mempengaruhi kehidupan perempuan. Badai Katrina di New Orleans, Amerika Serikat, pada tahun 2005 memaksa banyak wanita miskin untuk hidup sebagai ibu tunggal. Selain itu, kesehatan mereka juga terganggu karena fasilitas sanitasi yang tidak memadai di tempat pembuangan sampah. Tempat perlindungan gender campuran membuat pengungsi perempuan berisiko mengalami kekerasan seksual dan fisik.

Budidaya Strawberry Dataran Rendah

Menurut laporan Oxfam, di tiga negara yang dilanda tsunami pada 2004, yaitu Indonesia, India, dan Sri Lanka, jumlah perempuan yang berhasil menyelamatkan diri lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Wanita seringkali tidak tahu cara mandi dan mungkin tidak hanya fokus menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga anak-anak mereka dan anggota keluarga lainnya.

Hasil survei korban banjir di Serbia pada tahun 2014 menyatakan bahwa perempuan seringkali kurang memiliki keterampilan dan prosedur untuk tanggap darurat. Perempuan dan anak-anak berisiko tinggi menjadi korban saat terjadi bencana alam.

Pria juga rentan terhadap bencana iklim. Efek alami dari perubahan iklim berupa hujan lebat, banjir dan kekeringan yang menyebabkan gagal panen menyebabkan meningkatnya angka bunuh diri petani di India.

Baca Juga  Berikut Yang Termasuk Ideologi Yang Mengancam Ideologi Pancasila Adalah

Pria di negara maju dilaporkan lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental yang dapat berujung pada bunuh diri dan isolasi.

Pdf) Mengintegrasikan Adaptasi Ke Dalam Redd+: Dampak Potensial Dan Rentabilitas Sosial Di Setulang, Kabupaten Malinau, Indonesia

Menurut WHO, tingkat kerentanan dan kohesi sosial dalam menanggapi konsekuensi kesehatan dari perubahan iklim ditentukan oleh norma, peran, dan hubungan gender. Bencana alam terkait iklim, seperti kekeringan, banjir, dan angin topan, membunuh lebih banyak wanita daripada pria dan pada usia yang lebih muda. Faktor bencana, kekuasaan, dan status sosial juga berperan di dalamnya. Mereka berharap perempuan berperan penting dalam membesarkan mereka, sehingga di saat krisis, beban mereka semakin bertambah. Dampak ketidaksetaraan gender terhadap harapan hidup paling terlihat pada bencana alam besar dan situasi di mana terdapat populasi perempuan dengan status ekonomi rendah.

Iklim memiliki dampak besar pada pertanian dan ketahanan pangan. Perempuan pedesaan, dalam hal ini, adalah salah satu kelompok yang paling terkena dampak. Menurut hasil penelitian UNDAW dan UNESCO, petani perempuan di Asia Selatan lebih cenderung menanam tanaman pangan, sementara petani laki-laki lebih menyukai tanaman komersial.

Perubahan iklim berisiko menurunkan produksi pangan di wilayah tersebut pada tahun 2050, seperti beras (pengurangan 14%), gandum (49%) dan jagung (9%).

Perempuan juga bekerja di pertanian keluarga sebagai buruh tetap, dan hampir semuanya mulai dari menanam hingga memanen. Perempuan dan anak perempuan juga bertanggung jawab memelihara ternak dan mengumpulkan air permukaan untuk keperluan rumah tangga. Perubahan iklim dan kekeringan memaksa mereka mencari sumber air di daerah terpencil.

Tulis Sedikitnya 5 Pertanyaan Tentang Gambar Pantai, Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah Jawaban Kelas 4 Sd Mi

Dalam masyarakat pertanian tradisional, peran laki-laki sangat penting karena memiliki tanah dan ternak. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk menyiapkan lahan pertanian dan mengatur pengangkutan hasil panen. Relasi kuasa yang tidak seimbang ini menghalangi perempuan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, misalnya tentang memilih tanaman dan memutuskan kapan akan memanen.

Mereka juga kesulitan mengakses sumber daya pertanian yang meliputi tanah, ternak, bibit, alat pertanian, pupuk, buruh tani dan penunjang.

Perempuan pedesaan seringkali berpenghasilan lebih rendah dan secara ekonomi bergantung pada laki-laki. Dengan akses terbatas ke sumber daya, mereka tidak dapat berkontribusi pada pendapatan resmi negara. Akibatnya, mereka dipandang sebagai pemangku kepentingan yang tidak penting dalam perekonomian dan tidak terlibat dalam pembuatan kebijakan. Krisis iklim juga memecah belah perempuan. Meskipun dibantu oleh pelatihan dan kampanye penyadaran tentang adaptasi dan mitigasi, perempuan tidak dapat mengakses layanan dukungan untuk pulih dari dampak buruk perubahan iklim.

Minimnya akses ini dipicu oleh banyak faktor, antara lain sikap sosial, ketidaksetaraan gender dalam keluarga, dan kekerasan berbasis gender. Menurut FAO, kebijakan dan

Potensi Sumber Daya Alam Dataran Rendah, Dari Pertanian Hingga Perikanan

Tanaman yang cocok ditanam di dataran rendah, stroberi di dataran rendah, aktivitas penduduk dataran rendah, aktivitas penduduk di dataran rendah, pekerjaan di dataran rendah, tanaman buah yang cocok di dataran rendah, tumbuhan yang hidup di dataran rendah, mata pencaharian penduduk dataran rendah, mata pencaharian penduduk di daerah dataran rendah, tanaman yang cocok di dataran rendah, sayuran yang tumbuh di dataran rendah, pola pemukiman penduduk di dataran rendah