Bagaimana Para Tokoh Pergerakan Nasional Menggunakan Media Massa – Dirk van Hinlopen Laberton, salah satu tokoh gerakan teosofis di Hindia Belanda, menjadi pemimpin perintis gerakan nasionalis Indonesia.

Dia berusia 17 tahun ketika menikah dengan Jenderal Nikifor Blavatsky, Wakil Gubernur Yerevan, Armenia, yang berusia 39 tahun. Nama wanita muda itu adalah Elena Petrovna von Hahn, seorang keturunan bangsawan Rusia.

Bagaimana Para Tokoh Pergerakan Nasional Menggunakan Media Massa

Dari pernikahannya, dia dipanggil Madame Blavatsky. Pernikahan mereka hanya bertahan beberapa bulan. Setelah menceraikan suaminya, ia terus menggunakan nama Blavatsky, namun harus diusir dari negara leluhurnya.

Nasionalisme Tabrani Relevan Diaktualisasikan

M. Ryzki Wiryawan dalam Bandoeng Doeloe: Menelusuri Jejak Gerakan Teosofis dan Freemasonry di Bandung (2014) menjelaskan bahwa Madame Blavatsky kemudian memulai perjalanan yang mempertemukannya dengan kelompok Great White Unity.

Kelompok ini, yang dikenal sejak tahun 1879 sebagai Pondok Mahatma atau Transhimaya, mengajari Madame Blavatsky ilmu-ilmu kuno dan menginstruksikannya untuk menyebarkan pengetahuan ini ke dunia modern.

“Ms Blavatsky selalu mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa ajaran Teosofi – nama yang kemudian dia terapkan pada ajaran tersebut – dan yang dia sampaikan tidak lebih dari pesan yang dia terima dari dua tokoh Persaudaraan, yaitu yang disebut-sebut. Guru KH. Koot Hoomi Lal Singh) dan M (Morya),” tulis Rizki.

Rizky menambahkan, tanpa instruksi khusus dari kedua gurunya tentang cara menjalankan perintah tersebut, Madame Blavatsky berangkat ke Kairo untuk mempelajari ajaran mistik. Di sana dia menemukan bahwa dia tidak dapat menemukan apa yang dia cari, jadi dia pergi ke Paris dan tinggal bersama saudaranya.

Pers Tionghoa Dalam Balutan Sejarah Indonesia

Setelah tinggal sebentar di Paris, ia pindah ke Amerika Serikat atas perintah seorang guru untuk menghidupkan kembali skeptisisme sebagian orang Amerika terhadap munculnya gerakan kebangkitan spiritualis.

Di sana ia bertemu dengan Kolonel Olcott, seorang Freemason yang juga mempelajari Spiritualisme. Keduanya kemudian mulai mempelajari filsafat dan ilmu gaib guna menjelaskan kepada masyarakat tentang fenomena yang terjadi.

“Mereka membentuk gerakan teosofis, yang awalnya dipimpin oleh sekelompok Persaudaraan Luxor. “Kelompok ini tampaknya ada kaitannya dengan gerakan Masonik di Amerika,” tambah Rizki.

Baca Juga  Faktor Prima Dari Bilangan 27 Adalah

Pada tahun 1875, Kolonel Olcott mengusulkan pembentukan sebuah organisasi bernama Theosophical Society. C.W. Dalam Teosofi Leadbeater (1915) kata Theos berarti Tuhan dan Sophia berarti pengetahuan. Dengan demikian, teosofi diartikan sebagai pengetahuan tentang Tuhan.

Kisah Kasih Pejuang Emansipasi: Maria Walanda Maramis, Tonggak Perempuan Minahasa Bergerak

Seperti yang dikutip oleh Ryzki, C.W. Leadbeater menambahkan, ajaran Teosofi mencakup tiga mata pelajaran yaitu filsafat, agama dan sains, serta berusaha menjembatani kesenjangan antara agama dan sains untuk menjawab semua pertanyaan dan fenomena di dunia.

Masyarakat Teosofis didirikan pada tahun 1875. pada tanggal 17 November, tetapi baru dibuka pada tahun 1905. 3 April Iskandar P. Menurut Nugraha, Teosofi, Nasionalisme dan Elit Indonesia Kontemporer (2011), organisasi ini mampu bersuara. Tiga hal penting terkait tujuan berdirinya dan yang kemudian menjadi landasan gerakan Teosofi, yaitu:

(1) Membentuk inti persaudaraan umat manusia secara universal tanpa membeda-bedakan ras (bangsa), kepercayaan, jenis kelamin, kasta, dan warna kulit. (2) mengarah pada kajian perbandingan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan. (3) Selidiki hukum-hukum alam yang belum dapat dijelaskan, dan galilah kekuatan-kekuatan yang masih ada dalam diri manusia.

Teosofi dalam Jurnal Teosofi Hindia Belanda Lucifer seperti dikutip Iskandar P. Nugraha melaporkan, sebelum berdirinya Theosophical Society, Madame Blavatsky telah berkali-kali mengunjungi Hindia Belanda dan menaruh banyak perhatian pada nilai-nilai Jawa yang menurutnya dapat bermanfaat. Untuk berkontribusi pada ajaran teosofis. Kunjungan pertama terjadi pada tahun 1852.

Artis Ini Ternyata Keturunan Pahlawan, Salah Satunya Maia Estianty

Blavatsky mengunjungi candi Mendut dan Borobudur, kemudian singgah di Pekalongan dan bermalam di Pesanggrahan Limpopung di lereng Gunung Dieng. “Pada tahun 1862, beliau kembali berkeliling Pulau Jawa dan dikabarkan telah mengunjungi banyak tempat di Pulau Jawa,” tulis Nugraha.

Setelah kunjungan Madame Blavatsky, sebagian orang Jawa mulai tertarik dengan Teosofi pada akhir abad ke-19, khususnya di Jawa Tengah.

Gerakan Teosofi pertama di Hindia Belanda didirikan di Pekalongan, yang pondoknya dipimpin oleh seorang bangsawan Eropa (Jerman) bernama Baron van Tengnagel. Organisasi ini diakui secara hukum oleh Central Theosophical Society, yang saat itu berpusat di Adyar, dekat Madras, India. Izin tersebut ditandatangani langsung oleh Kolonel Olcott.

Dalam Pergerakan Teosofi yang dimaksud dengan loji adalah perkumpulan yang beranggotakan sekurang-kurangnya tujuh orang dan harus mendapat izin dari perkumpulan induknya, yang dibuktikan dengan akta yang ditandatangani oleh ketua Pergerakan Teosofi.

Pers Perjuangan Di Era Klik

Nama gerakan teosofi pertama di Hindia Belanda adalah Perkumpulan Teosofi Pekalongan. Dalam buku yang sama, Iskandar P. Nugraha menyatakan, pemimpin gerakan ini adalah seorang kapten infanteri tentara Hindia Belanda yang bertugas di dinas survei.

Baca Juga  Pola Lantai Melengkung Banyak Digunakan Pada Tarian Jenis

M. Ryzki Wiryawan dalam buku “Okultisme di Bandoeng Doeloe: Jejak Gerakan Teosofis dan Freemasonry di Bandung” (2014) menjelaskan bahwa pondok ini didirikan pada tahun 1883 dan hanya berdiri selama dua tahun.

“Aktivitas dan urusan organisasi Teosofi kuno di Hindia Belanda, seperti sebelum meninggalnya Baron van Tengnagel, masih gelap dan belum dapat dijelaskan. “Baron van Tengnagel baru diketahui meninggal di Bogor pada tahun 1893,” tulis Nugraha dalam Teosofi, Nasionalisme dan Elit Indonesia Modern (2011).

Sepeninggal Baron van Tengnagel, gerakan teosofis di Hindia Belanda terhenti dan mulai bangkit kembali pada tahun 1901. Pada bulan Juli, ketika jurnal Theosofisch Maanblad voor Nederlandsch diterbitkan pertama kali di bawah arahan P. van Asperen ven de Velde.

Pada Era Pergerakan Nasional, Surakarta Adalah Kota Radikal

Pondok di Hindia Belanda awalnya bernama Het Daghet di Het Oosten, kemudian diubah menjadi Eerste Nederland-Indie Theosofische Vereeniging, kemudian lagi menjadi Centraal Indie Loge der Theosofische Vereeniging.

Karena sebagian besar anggotanya adalah orang Eropa, khususnya Belanda, maka pondok di Hindia Belanda menjadi bagian dari gerakan Teosofi Belanda.

Teosofi dalam Pergerakan Nasional Sejak tahun 1912, Dirk van Hinlopen Laberton menjadi sekretaris jenderal Persatuan Teosofi di Hindia Belanda. Beliaulah yang banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional dan mengagungkan Teosofi sebagai salah satu nafas semangat pergerakan nasional.

R. Indra Nugraha dalam artikel Hinlopen Laberton berjudul “Peran Kaum Teosofis dalam Gerakan Nasional” yang dimuat dalam buku “Occultism in Bandoeng Doeloe: Jejak Gerakan Teosofis dan Freemasonry di Bandung” (2014) menulis hal ini sebagai “panduan”. Untuk Bayi Gerakan Nasionalis Indonesia’.

Latar Belakang Pendirian Pki, Bermula Isdv Hingga Jadi Partai Terlarang

Laberton lahir di Doesburg, Belanda pada tahun 1874. 24 September Tiba di Hindia Belanda pada tahun 1894 setelah lulus sekolah, dan setahun kemudian bekerja sebagai analis kimia di pabrik gula Gajam di Jawa Timur.

Pada tahun 1896, ia mengelola Pabrik Gula Sempal-Wadak, juga di Jawa Timur. Ia juga bekerja sebagai Sekretaris Jenderal di Kantor Departemen Buitenzorg.

Laberton tertarik pada bahasa dan etnologi lokal, seperti bahasa Jawa dan Melayu, serta bahasa serapan Sansekerta. Dari tahun 1904 hingga 1914 ia mengajar bahasa Jawa dan Melayu di Sekolah Tata Bahasa William III di Weltewreden, Batavia.

Salah satu kegemaran Laberton dan istrinya adalah wayang kulit. Ia dan istrinya pernah berdebat dengan Tipto Mangoenkoesoemo tentang perubahan wayang kulit sebagai media gerak.

Buya Hamka: Ulama, Penulis, Dan Politisi

“Laberton percaya bahwa Wayang menyimpan rahasia besar umat manusia, namun telah disia-siakan oleh orang Eropa. Boneka itu terbukti efektif sebagai sarana penyebaran Teosofi yang cukup penting, tulis Indra.

Baca Juga  Dikatakan Daun Sempurna Apabila Memiliki

Hal ini senada dengan Iskandar P. Penjelasan Nugraha dalam artikel majalah Tempo “Lambang Du Wayang Indische Partij” yang menyebutkan bahwa gerakan teosofis kerap menggunakan tokoh wayang untuk menyampaikan pesannya. Dalam konteks ini tokoh wayang adalah Kresna dan Arjuna yang dikenal sebagai tokoh yang kuat dan cerdas.

Misalnya saja pada kongres Theosofis yang pertama di Indonesia pada tahun 1908. Pada tanggal 18-19 April, mereka menggelar pertunjukan Wayang Kuli “Kresna Gugat” sepanjang malam, dengan menampilkan wayang R. Marthaharjana tampil.

Tokoh teosofis Rajiman Vedyodiningrat juga kerap membahas ajaran teosofis dalam setiap ceramahnya. Kedua tokoh wayang ini juga dijadikan simbol Indische Partij, partai politik pertama di Hindia Belanda yang menyerukan “India untuk India”.

Pemkot Pariaman Masih Upayakan Dua Tokoh Jadi Pahlawan Nasional

Lingkaran pergaulan Laberton yang luas pun membawanya ke aktivis Java Studie Fond, salah satunya Soetomo. Ia menjadi mentor bagi anggota organisasi yang kemudian menjadi Boedi Otomo.

Pemikiran mereka sejalan dengan Teosofi yaitu penekanan pada isu-isu lokal dan pemajuan pendidikan dan budaya Barat dalam budaya lokal. Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang kebudayaan Jawa dan ilmu mistik Jawa, Laberton mendapat julukan “Kiai Santri”.

Dokumen resmi Gerakan Teosofi mencantumkan beberapa tokoh pergerakan nasional yang menjadi anggota gerakan tersebut, antara lain Agus Salim, Tipto Mangoenkeosoemo, Goenawan Mangoenkeosoemo, dan Muhammad Yamini.

Nama Agus Salim bahkan muncul di halaman pertama A Textbook of Theosophy (1915) sebagai penerjemah buku dari judul asli A Textbook of Theosophy (1912) karya C.W. pukulan peluru.

Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Perempuan Indonesia Terus Digali

“Syahdan yang menerjemahkan sebagian besar kitab ini adalah Haji a. Salim dan kami ingin mengucapkan terima kasih atas usahanya,” kata A.F. Folkers, penerbit yang mewakili Theosophical Association.

Dalam buku Seratus Tahun Haji Agu Salim (1996), pahlawan nasional itu berkata: “Pada saat saya mengenal Sarekat Islam, saya juga mulai berhubungan dengan kalangan teosofis.”

Ketika gerakan Teosofi terkonsentrasi di Blavatsky Park, sebelah barat Koenigsplein (sekarang Jalan Merdeka Barat, Jakarta), banyak aktivis seperti Muhammad Jamin, M. Tabran, Roestam Effendi dan Sanoesi Pane aktif di sana.

Moh. Hatta juga mengunjungi Blavatsky Park namun tidak menjadi anggota, meskipun Hatta kemudian mendapat beasiswa Theosofis untuk belajar di Belanda.

Biografi Tokoh Nasional

“Para teosofis ini menjadi pelindung banyak mahasiswa lokal, menyediakan tempat tinggal, sandang pangan, dan terutama pemikiran,” tulis Hans van Miert dalam The Fiery Spirit: Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia 1918-1930 (2003). Media, khususnya surat. Berita dan majalah mempunyai peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan. Pada masa pergerakan nasional, media berperan penting dalam membentuk rasa nasionalisme dan patriotisme. Pada masa pendudukan Jepang, media terus menggunakan berbagai strategi untuk tetap berpihak pada perjuangan kemerdekaan, meskipun merupakan suara pemerintah pendudukan Jepang. Pada masa Perang Kemerdekaan, media juga mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Pada 17 Agustus, ia menolak gagasan federalisme dan pembentukan negara Kalimantan serta mendukung wilayah Kalimantan Selatan.

Tokoh nasional, gambar tokoh pergerakan nasional, gambar pahlawan pergerakan nasional, tokoh pahlawan pergerakan nasional, tokoh pergerakan nasional, tokoh tokoh penting pergerakan nasional, pergerakan nasional, media massa, tokoh pergerakan nasional indonesia, biografi tokoh pergerakan nasional, tokoh pergerakan nasional di indonesia, nama tokoh pergerakan nasional