Bentuk Konkret Dari Sanksi Positif Adalah – Apakah Anda menyukai buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda online secara gratis dalam hitungan menit! Buat buku flip Anda sendiri

1 | Halaman 1.4.a.8. Keterhubungan Antar Alat – Modul 1.4 Rina Nugrahenny Sunardjo, S.Si, M.Pd CGP Batch-6 SMKN 1 Kota Serang Provinsi Banten Tujuan Pembelajaran Khusus ❖ CGP memahami hubungan antara konsep good practice dengan unsur-unsur dalam modul 1.1, 1.2 . dan 1.3. ❖ CGP dapat menciptakan langkah-langkah dan prosedur yang efektif, kuat dan realistis untuk menciptakan budaya yang baik di sekolah. A. Akhiri peran Anda dalam menciptakan budaya yang baik di sekolah dengan menggunakan konsep-konsep penting seperti disiplin yang baik, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), pusat kendali kompensasi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga kompensasi dan hubungan kompensasi . hal-hal sebelumnya yaitu Filsafat Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak serta Visi Guru Penggerak. KESIMPULAN Setelah mempelajari Modul 1 dan alur-alurnya, saya menyadari bahwa keempat bagian di atas harus dilakukan sebagai satu bagian untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu agar peserta didik dapat mencapai kebahagiaan yang sebesar-besarnya sebagai manusia dan anggota masyarakat. dan memiliki struktur Profil Pelajar Pancasila. Berdasarkan alur modul di atas, sebagai siswa mengemudi, saya mencoba melakukan upaya untuk menumbuhkan budaya baik di lingkungan sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara, saya memulainya dengan mencoba memahami dan menginternalisasikan filosofi pendidikan dalam kehidupan saya sehari-hari, dimana seorang guru diibaratkan sebagai seorang petani. Petani mempunyai peranan penting dalam baik tumbuhnya tanaman yang dimilikinya. Petani akan melihat bahwa ladangnya cocok untuk ditanami. Selain itu, misalnya sebagai petani yang menanam padi, ia hanya mampu memimpin pertumbuhan padi, memperbaiki kondisi tanah, merawat tanaman padi, memberi pupuk dan air, memusnahkan cacing atau jamur yang merusak kehidupan. kehidupan. . nasi dan sebagainya.” (Lampiran 1. Pokok-pokok Pendidikan. Keluarga, Th. I No. 1, 2, 3, 4., November, Desember 1936., Januari, Februari 1937) Untuk itu, saya harus bisa berperan, menjadi pemimpin dalam belajar, melakukan pekerjaan dengan baik di sekolah, termasuk menjadi mentor bagi rekan kerja, menjadi penggerak kolaborasi, menjalankan kepemimpinan siswa, dan menjadi penggerak dalam komunitas hiburan. Instruktur mengemudi yang meliputi sikap berjiwa berkembang, pro-siswa, kemandirian, kolaborasi, peningkatan, dan refleksi, harus dibarengi dengan ciri-ciri seorang instruktur mengemudi, antara lain: MODUL 1.1 PENDIDIKAN TELEPON MENURUT ANDA. MODUL HAJAR DEWANTARA 1.2 NILAI DAN PERAN MODUL INSTRUKTUR MENGEMUDI 1.3 VISI MODUL INSTRUKTUR MENGEMUDI 1.4 ETIKA BAIK A

Bentuk Konkret Dari Sanksi Positif Adalah

2 | Halaman MEMBAWA NILAI-NILAI GURU Hal ini serupa dengan kewajiban saya sebagai seorang guru. Sebagai seorang guru, membimbing perilaku peserta didik dapat dilakukan dengan membuat rencana diantara mereka dan mengedepankan pelaksanaan pernyataan “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa ve tut wuri handayani”. Guru juga membimbing siswa sesuai dengan sifat dan waktu yang alami. Sekolah diibaratkan sebagai ladang pertanian, maka sebagai seorang guru saya harus memastikan bahwa sekolah merupakan lingkungan yang menarik, melihat siswanya, dan melindungi siswa dari hal-hal buruk. Dengan cara ini, karakter siswa akan mampu berkembang dengan baik. Siswa akan dapat menerima dan menyerap pembelajaran jika lingkungan disekitarnya aman dan stabil. Sebab selama siswa merasakan tekanan dari lingkungannya maka proses pembelajaran akan sulit berlangsung. Hal ini sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara; Jadi kondisi tanah yang baik dan perawatannya penting untuk mencapai hasil yang baik dalam pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, salah satu peran guru adalah menciptakan lingkungan yang baik dimana warga sekolah saling mendukung, saling belajar, dan bekerja sama untuk menciptakan kebiasaan yang baik; Karakter yang baik akan tumbuh menjadi karakter yang baik di lingkungan sekolah, dan akhirnya karakter dari kebiasaan yang baik akan membentuk kebiasaan yang baik. Mengajar bukan hanya tentang kerangka waktu “sekarang”. Karena tujuan kerja guru adalah manusia, dan tujuan kerja guru adalah mendidik manusia. Hasil karyanya baru akan terlihat di kemudian hari ketika orang tersebut bekerja. Itulah sebabnya memiliki visi tentang kehidupan masa depan siswa adalah penting bagi saya sebagai seorang guru. Ini adalah visi yang saya harap akan terjadi pada siswa saya di masa depan. Visi siswa inilah yang akan menjadi bintang penuntun dalam menentukan rencana dan strategi pembelajaran. Mewujudkan visi sekolah tentu tidak dapat dilakukan sendirian. Diperlukan strategi atau paradigma untuk mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan perubahan. Oleh karena itu, saya mencoba melakukan hal tersebut dengan menyusun rencana transformasi melalui metode inkuiri (IA), yang mencoba memusatkan perhatian pada kekuatan masing-masing bagian terkait dan menggabungkannya sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih besar. Pendekatan IA meyakini bahwa setiap orang memiliki inti yang baik dan merupakan kekuatan serta aset organisasi yang dapat berkontribusi terhadap kesuksesan. Jadi dalam penerapannya, penelitian keyakinan dimulai dengan meneliti hal-hal positif, kesuksesan, dan kekuatan organisasi sebelum organisasi melanjutkan ke langkah berikutnya dalam merencanakan perubahan.

Baca Juga  Mengapa Mobilitas Sosial Dapat Memotivasi Seseorang Untuk Maju

Pengertian Etika: Macam Macam Etika & Manfaat Etika

3 | Wawancara Apresiatif sebagai Proses Manajemen Perubahan yang dikenal dengan BAGJA. BAGJA merupakan langkah-langkah yang harus diikuti dalam melakukan perubahan sesuai dengan tanda yang ditunjukkan. Langkah-langkah BAGJA antara lain : 1. Membuat (Define) Pertanyaan Utama. Ini adalah bagian dari pembuatan pertanyaan untuk menentukan arah pencarian yang Anda inginkan atau untuk memprediksi perubahan. 2. Pelajari Pelajarannya (Tahu). Merupakan langkah untuk mengumpulkan berbagai pengalaman baik yang terdapat di kelas maupun di sekolah dan pelajaran apa saja yang dapat dipetik dari hal-hal baik tersebut. 3. Menggali Mimpi. Ini adalah bagian dari penulisan esai tentang kondisi ideal apa yang dipertimbangkan dan diharapkan terjadi dalam lingkungan belajar. Di sinilah visi yang jelas terbentuk. 4. Sketsa Denah (Desain). Hal ini merupakan bagian dari pembuatan rencana aksi mengenai hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk mencapai visi. 5. Rencana Pengiriman. Ini adalah tahap di mana langkah-langkah harus diambil untuk melihat visi secara bertahap, siapa yang Anda undang dan siapa yang benar-benar ingin Anda libatkan, strateginya, dan beberapa tindakan yang diputuskan. Dengan menggunakan langkah-langkah dalam BAGJA, saya berupaya mewujudkan visi saya dan menerapkan perubahan yang saya harap pada akhirnya akan mengarah pada munculnya Budaya Baik di komunitas sekolah. Program perubahan BAGJA dilaksanakan melalui partisipasi dan kolaborasi seluruh sektor di lingkungan sekolah. PERAN SAYA DALAM MELAKUKAN DISIPLIN YANG BAIK DI SEKOLAH Selain mempersiapkan dan melaksanakan rencana perubahan, hal yang saya lakukan dalam menjadikan kebiasaan baik di sekolah adalah dengan membiasakan berdoa bersama siswa saya sebelum dan sesudah pembelajaran, membuat kesepakatan kelas dan apa yang saya yakini. di kelas. , menjadikan Literasi berbasis Google sebagai tradisi dengan tema berbeda setiap minggunya. Di akhir acara membaca, terdapat refleksi atas apa yang dibaca untuk memotivasi dan menginspirasi siswa. Saya menggunakan jabatan manajer sebagai manajer dalam menerapkan disiplin yang baik di lingkungan kelas atau sekolah. Sebelum saya mengikuti pelatihan instruktur mengemudi, dulu saya memberikan reward berupa bintang kepada siswa aktif yang ingin bertanya atau memberi jawaban, kini saya ubah menjadi reward lain berupa pujian atau pengakuan. Karena ternyata hal seperti itu sama saja efeknya dengan pemberian hukuman dan sangat menghilangkan motivasi belajar siswa. Pemberian tanda bintang di awal pembelajaran mungkin berhasil, namun seiring berjalannya waktu, jika reward tersebut dihilangkan, siswa dapat kehilangan motivasi untuk tetap aktif belajar. Dalam menangani siswa bermasalah, saya menggunakan posisi manajerial sebagai manajer dengan menggunakan segitiga restitusi. Segitiga restitusi Saya menggunakan mawar; Ini memiliki tiga tahap: membatasi identitas, menegaskan tindakan, dan mempertanyakan keyakinan. Namun, tergantung pada beratnya pelanggaran yang dilakukan siswa, ada kalanya ketiga bagian kompensasi yang saya ajukan tidak cukup. Dalam penggunaan segitiga kompensasi, siswa dibimbing untuk melihat kesalahan yang dilakukannya, mencari solusi sendiri atas permasalahannya dan kembali ke komunitasnya dalam kondisi yang lebih baik. Seperti pesan Ki Hajar Dewantara bahwa pembinaan perilaku siswa harus sesuai dengan aturan, penting juga untuk menerapkan disiplin yang baik di lingkungan sekolah.

Baca Juga  Peristiwa Rengasdengklok Brainly

4| Istilah halaman dan struktur istilah. Dan pendidikan tersebut dapat bermutu dengan mengubah karakter melalui sistem yang dituangkan dalam prinsip ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Tunjukkan pemahaman Anda terhadap seluruh aspek Modul Budaya Positif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa pemahaman Anda terhadap konsep-konsep kunci yang telah Anda pelajari dalam modul ini, yaitu disiplin diri, pengendalian diri, motivasi, disiplin dan rasa hormat? posisi kontrol guru, kebutuhan pribadi, keyakinan kelas, dan segitiga kompensasi. Apakah ada sesuatu yang tidak terduga yang menarik minat Anda? Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal Elemen kunci dari budaya sekolah yang dianggap baik adalah praktik disiplin positif. Pemanfaatan hukuman bisa sangat bervariasi, mungkin karena pemahaman setiap orang terhadap konsep hukuman yang baik berbeda-beda. Namun, kedisiplinan siswa diyakini menjadi faktor penting dalam menciptakan budaya sekolah yang baik. Sebenarnya kita tidak bisa memaksa siswa untuk melakukan sesuatu jika siswa tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Upaya pengendalian siswa dapat dilakukan dengan cara mempengaruhi siswa agar mengulangi perilaku tertentu, namun orang dewasa tidak mempunyai hak untuk memaksanya. Teori Kontrol, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan Menurut teori kontrol, kitalah yang bisa mengendalikan diri kita sendiri. Jadi, jika terjadi perubahan dalam diri seseorang, itu tergantung apakah orang tersebut menerima paradigma baru dan mau melakukan perubahan, atau tetap stabil dalam zona nyaman tanpa melakukan perubahan apa pun. Dalam bukunya Restrukturisasi Disiplin Sekolah, Diane Gossen menyatakan bahwa perilaku manusia memiliki tiga motivasi: