Dapatkah Anda Membuat Teks Eksplanasi Tentang Sebuah Legenda Mengapa Demikian – Tahukah anda legenda asal muasal banyuwangi? Dongeng asal Jawa Timur ini berkisah tentang kesetiaan seorang wanita kepada suaminya. Bersetting pada zaman Majapahit, legenda banyuwangi diceritakan dalam berbagai variasi. Apa dongeng yang menjadi asal muasal kota banyuwangi? Lihat seri lama ini!

Kisah Banyuwangi bermula ketika Raja Bantera bertemu dengan seorang gadis cantik di hutan saat berburu. Gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Surati, seorang putri kerajaan Kelungkung yang melarikan diri akibat konflik di kerajaannya. Setelah pertemuan itu, raja Bantera memutuskan untuk mengajak Surati tinggal di istananya, dan tidak butuh waktu lama mereka pun saling jatuh cinta dan kemudian menikah.

Dapatkah Anda Membuat Teks Eksplanasi Tentang Sebuah Legenda Mengapa Demikian

Kisah mereka kemudian diuji ketika seorang pria memberi tahu Raja Bantera bahwa Surati sebenarnya berniat membunuhnya. Apakah pria itu mengatakan yang sebenarnya? Raja Bantera tentu saja mencari bukti atas pernyataan orang asing itu. Namun apa jadinya jika kepercayaannya pada Surati diuji ketika bukti pengkhianatan istrinya terungkap?

Cp 033 2022 Sd Thok

Setelah menonton video di atas, mungkin Anda baru menyadari bahwa di dalam animasi berbahasa Inggris tersebut, Anda juga bisa menemukan beberapa hal yang bisa Anda pelajari dalam bahasa Inggris melalui subtitle dan dubbing cerita asal usul banyuwangi. Satu hal yang mungkin Anda temukan adalah penggunaan gerund.

Gerund merupakan salah satu bagian bahasa Inggris yang sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Gerund adalah kata kerja yang berakhiran -ing, namun dianggap sebagai kata benda dalam struktur kalimat.

Terkadang Anda dapat mengamati penggunaan present participle dalam kalimat, namun fungsinya berbeda. Present participle dalam sebuah kalimat biasanya hanya berupa kata kerja atau objek progresif, sedangkan gerund sendiri dianggap sebagai kata benda atau noun.

Berikut contoh penggunaan gerund pada sebuah kalimat sebagai subjek. Gerund pada contoh ini berfungsi sebagai kata benda dalam kalimat.

Bacalah Teks Berikut Dengan Saksama!

Pada animasi Legenda Asal Usul Banyuwangi, contoh penggunaan gerund pada kata “berburu” dapat ditemukan pada kalimat berikut:

Seperti kalimat sebelumnya, kalimat ini memiliki gerund hunter yang berfungsi sebagai kata benda setelah penggunaan verba go. Pemberitahuan penting Pemeliharaan server terjadwal Minggu, 26 Juni pukul 02.00 – 08.00. situs tidak akan berfungsi pada waktu yang ditentukan!

Baca Juga  Jelaskan Isi Harapan Dalam Penutup Pidato

Metode DRTA dapat digunakan untuk anak pada semua tingkat perkembangan membaca. Pendekatan ini mudah diadaptasi pada tingkat sederhana dalam pelajaran buku bersama atau pada tingkat yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi—yaitu, untuk pembaca yang lebih dewasa—ketika berhadapan dengan teks yang lebih sulit. Untuk konteks perbaikan, DRTA dapat digunakan untuk lebih aktif melibatkan pembaca dalam memikirkan apa yang telah mereka baca, setelah mereka kesulitan memecahkan kode teks yang mereka baca. Agar beberapa anak yang mengalami kesulitan membaca dapat memperoleh manfaat besar dari DRTA, mereka biasanya memerlukan membaca ulang untuk meningkatkan kelancaran membaca sehingga upaya kognitif mereka dapat mencapai arti setiap kata. 2) Strategi PQRS Pada dasarnya strategi PQRS sederhana; rencana tindakan langkah demi langkah yang dapat digunakan anak-anak ketika dihadapkan pada tugas membaca (Westwood, 1997). Langkah-langkah ini dapat dicantumkan di bawah. a) P = tinjauan (ikhtisar). Anak-anak memindai bab atau halaman untuk menemukan judul, subjudul, diagram, atau gambar. Dengan cara ini, seseorang mungkin dapat memperoleh gambaran umum tentang seperti apa teks tersebut. Tanyakan kepada anak atau mintalah anak bertanya pada dirinya sendiri: “Apa yang sudah saya ketahui tentang teks tersebut?” b) F = pertanyaan (pertanyaan). Anak itu menanyakan beberapa pertanyaan dalam hatinya. bahasa Indonesia | 137

• Apa yang dapat saya harapkan ketika saya belajar dari sebuah teks? • Bisakah saya memperoleh informasi tentang berapa banyak item keuangan yang ada? • Apakah ada informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut di lembar pekerjaan rumah saya? • Apakah saya perlu membaca bagian teks tersebut dengan hati-hati atau bolehkah saya membaca sepintas saja? c) R = membaca (reading) Anak membaca halaman dengan cermat untuk memperoleh informasi. Selain itu, anak dapat membaca bagian-bagian yang sulit. Pertanyaan; • Apakah pertanyaan saya terjawab? • Perlukah saya memeriksanya lagi? • Apakah saya memahami apa yang tertulis di halaman tersebut? d) S = merangkum. Anak-anak menyatakan secara singkat pokok-pokok teks dengan kata-kata mereka sendiri atau menarik kesimpulan tentang apa yang telah mereka baca. 138 | bahasa Indonesia

Bhs Indonesia 3 Smk Kls Xii Pages 1 24

Pembelajaran 5. Keterampilan berbahasa produktif Sumber: Pujiono, Setyawan. 2019 Pendalaman materi bahasa Indonesia Modul 5 Keterampilan berbahasa produktif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. A. Kompetensi 1. Menyusun prinsip-prinsip pengetahuan produktif bahasa (ucapan) dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2. membangun prinsip-prinsip pengetahuan produktif bahasa (speech) dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 3. membangun prinsip-prinsip keterampilan berbahasa produktif (menulis) untuk belajar bahasa Indonesia. 4. membangun prinsip-prinsip keterampilan berbahasa produktif (menulis) untuk belajar bahasa Indonesia. B. Indikator Kompetensi 1. Mampu menjelaskan hakikat keterampilan berbicara 2. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mendukung keterampilan berbicara 3. Mampu menjelaskan persiapan dan strategi keterampilan berbicara 4. Mampu menjelaskan berbagai keterampilan berbicara 5. Menjadi mampu menjelaskan konsep dasar menulis 6. Mampu menjelaskan keberagaman dan faktor pendukung menulis 7. Mampu menjelaskan pendekatan proses menulis 8. Mampu menjelaskan cara mendapatkan ide untuk menulis C. Deskripsi materi 1. Keterampilan berbicara a. Inti keterampilan berbicara Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan gagasan, konsep, dan perasaan secara lisan sebagai suatu proses komunikasi dengan orang lain. Dalam proses berbicara, orang tersebut akan berbicara bahasa Indonesia | 139

Baca Juga  Sketsa Dapat Digambar Dengan Menggabungkan Beberapa

Mengalami proses berpikir untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran secara luas (berpikir divergen). Proses berbicara erat kaitannya dengan faktor dasar perkembangan berpikir berdasarkan pengalaman. Pengalaman ini dapat diperoleh dengan membaca, mendengarkan, mengamati dan berdiskusi. Pidato merupakan aktivitas komunikasi lisan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh kita. Menurut Dipodjo (1982), komunikasi lisan adalah kegiatan seorang individu dalam upaya menyampaikan pesan secara lisan kepada individu lain, sekelompok orang, yang disebut khalayak atau kelompok. Kegiatan bertutur akan terjadi apabila tiga unsur terpenuhi, yaitu: penutur, pembicaraan atau pesan, dan lawan bicara. Selain ketiga unsur tersebut di atas, ada satu hal yang lebih penting, yaitu kesempatan berbicara, yang artinya: (a) kepada siapa ia berbicara atau bagaimana kondisi penontonnya, (b) kapan. waktu yang tepat untuk berbicara, (c) tempat berbicara. Apabila pembicara memperhatikan hal-hal tersebut maka dengan sendirinya proses komunikasi akan baik. Menurut James (dalam Dipodjojo, 1982:64) dikatakannya bahwa ketika seorang pembicara ingin menyampaikan gagasan dengan pikiran dan perasaannya, maka orang tersebut adalah pemberi informasi. Informasi tersebut kemudian dirumuskan dalam bentuk kode. Di negara kita, bentuk kodenya adalah bahasa Indonesia (itulah coder). Hasil rumusan tersebut berupa penegasan (pesan). Pesan tersebut disampaikan secara lisan melalui saluran udara atau gelombang (channel). Bunyi tersebut diterima oleh pendengar yang menguasai bahasa Indonesia, orang tersebut disebut penerima. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbicara dengan baik tidak begitu saja mendapatkannya. Namun orang tersebut akan mengalami proses pengayaan (latihan, diskusi, membaca dan pengalaman) terhadap bahan referensi tersebut. Jika seseorang mempunyai lebih banyak pengalaman dan referensi bacaan, maka informasi yang disajikan dalam pidatonya menjadi lebih menarik. Selain itu, pelatihan, latihan dan kebiasaan sehari-hari akan berdampak pada kinerja sebagai pembicara publik. Hal ini dapat dimaklumi karena tindak berbicara tidak lain hanyalah pengelolaan kompetensi linguistik yang dimiliki seseorang. Jadi, 140 | bahasa Indonesia

Baca Juga  Puncak Gunung Merbabu Terletak Di Ketinggian 250 M

Baik atau tidaknya kompetensi seorang siswa umumnya mencerminkan kemampuan berbahasanya. Meningkatkan keterampilan berbicara memerlukan latihan yang terus-menerus. Ada beberapa bentuk tugas aktivitas berbicara yang dapat dipraktekkan untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berbicara siswa, seperti narasi, wawancara, percakapan, pidato dan diskusi. b.Faktor pendukung kemampuan berbicara Kemampuan berbicara seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu penguasaan linguistik dan nonlinguistik. Berikut ini akan dijelaskan kedua faktor tersebut. 1) Faktor bahasa Efektivitas tuturan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor kebahasaan yang dikuasainya. Faktor-faktor tersebut antara lain: keakuratan ucapan (sound system), penempatan tekanan yang tepat, nada, konjungsi dan durasi, pilihan kata (diksi), dan kalimat yang efektif. a) Akurasi ucapan (sistem audio). Penutur harus terbiasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasanya dengan benar. Salah pengucapan bunyi ujaran dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi ujaran yang salah atau salah juga dapat menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Pengucapan bunyi ujaran dianggap salah bila terlalu menyimpang dari ragam tutur biasanya, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pemakai (pembicara) dianggap aneh. Pengucapan kata-katanya harus terdengar jelas. Oleh karena itu, pergerakan alat bicara terutama lidah, bibir, dan gigi harus bebas. Gerakan yang kaku menyebabkan suara yang keluar tidak normal sehingga kurang jelas untuk didengar. Begitu pula dengan volumenya yang harus pas, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras. Jika menggunakan speaker, volumenya harus diatur sesuai dengan ukuran ruangan dan jumlah peserta. Terkait dengan pengolahan suara atau desain suara, Pringgawidagda (2003:9) menyampaikan hal-hal berikut yang harus diperhatikan. (1) Aksen baku tidak tercampur dengan dialek non baku. (2) Pengucapannya harus jelas dan pasti. (3) Nafas yang kuat untuk mampu menguraikan kalimat-kalimat yang cukup panjang atau berkesinambungan dalam ucapan. bahasa Indonesia | 141

(4) Tempo (cepat dan lambatnya suara) dan dinamika (intonasi, tekanan, aksen) suara. (5) Pemahaman, tuturan memerlukan pengilhaman yang sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi. b) Mengatur tekanan, tonus, sendi dan durasi. Pengaturan atau penggunaan tekanan, nada, artikulasi, atau tempo dan durasi yang tepat akan sangat menarik bagi pendengar. Kadang-kadang bahkan menjadi faktor penentu. Kesalahan dalam mengatur hal-hal tersebut berakibat pada kurang jelasnya isi dan pesan pembicaraan yang ingin Anda sampaikan kepada lawan bicara. Jika Anda menyampaikan materi yang Anda bicarakan dengan lancar, hampir pasti akan menimbulkan kebosanan dan efektivitas pidato Anda tentu akan menurun. c) Seleksi

Rpp Bhs. Indonesia Kelas 9 Ganjil Genap (1 Tahun)

Teks eksplanasi tentang banjir, teks eksplanasi tentang tornado, teks eksplanasi tentang aurora, teks eksplanasi tentang petir, teks eksplanasi tentang badai, teks eksplanasi tentang erosi, teks eksplanasi tentang global warming, teks eksplanasi tentang alam, materi tentang teks eksplanasi, teks eksplanasi tentang sosial, membuat teks eksplanasi tentang banjir, teks eksplanasi tentang