Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menentukan Struktur Lakon Adalah – Pemberitahuan penting Pemeliharaan server terjadwal (GMT) Minggu 26 Juni pukul 14.00 – 20.00. Situs akan down selama waktu yang ditentukan!

• Pertumbuhan penjualan Bagian ini merupakan kelanjutan dari peristiwa yang diidentifikasi. Konflik yang muncul antar karakter semakin intensif dan rumit. Jalan keluar dari konflik ini nampaknya tidak jelas dan tidak pasti. • Krisis atau Titik Balik Krisis adalah keadaan dimana pertunjukan berlangsung sangat menegangkan atau lucu sehingga emosi penonton tidak dapat dikendalikan. Bagi Hudson, puncak bukanlah titik kritis, namun sebuah tangga yang merepresentasikan perilaku yang naik ke titik kritis. Pada saat yang sama, ayunan tersebut menunjukkan keterputusan antara emosi dalam lakon dan emosi penonton. • Penghentian atau pembatalan. Set-up atau resolusi adalah turunnya emosi lakon dan berakhirnya konflik yang ditemukan. • Bencana Semua konflik dalam sebuah drama bisa berakhir bahagia atau berakhir tragis. Dalam lakon King Lear, cerita berakhir dengan sesuatu yang tragis, yaitu kematian ketiga gadis tersebut dan King Lear sendiri. Dengan matinya tokoh-tokoh tersebut, suasana lakon bisa dipulihkan. 4.3 Ketegangan Dramatis Brander Mathews seperti dikutip Adi Asmara dalam bukunya Dramatic Appreciation (1983), menekankan pentingnya ketegangan dramatis. sebuah lakon mempunyai penekanan atau ketegangan (suspense) tersendiri. Tense ini mengacu pada masalah yang sedang diselidiki atau dipertimbangkan. Dengan mengatur nilai tegangan pada beberapa bagian karya, efek dramatis yang dihasilkan akan ditingkatkan. Penanganan ketegangan dramatis yang baik mencegah pertunjukan menjadi monoton dan membosankan. Penekanan pada ketegangan pada setiap bagian akan memberikan instruksi yang jelas kepada para aktor, sehingga mereka tidak kehilangan intensitas pertunjukan dan mampu mengatur ritme kerja. 80

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menentukan Struktur Lakon Adalah

Gambar 44 Ketegangan Dramatis • Eksposisi Bagian awal atau pembuka cerita yang memberikan gambaran umum, penjelasan dan informasi tentang tokoh, permasalahan, waktu dan tempat. Harus dijelaskan atau diilustrasikan agar audiens dapat memahaminya. Nilai stres dramatis pada bagian ini masih dalam batas normal. Ketegangannya menunjukkan peningkatan, tetapi masuk akal, karena tujuannya adalah untuk memasukkan semua karakter dalam cerita dan kunci penyelesaian masalah. Ketegangan dramatis mulai terbentuk di bab ini. Ceritanya akan mengarah pada konflik, sehingga emosi karakter harus mulai menyesuaikan. Ketegangan ini berlanjut hingga kompresi mendekati kompresi. Dalam chapter ini, salah satu karakter mengambil inisiatif untuk mencapai tujuan tertentu atau melawan situasi 81

Baca Juga  Kelipatan Persekutuan Terkecil Dari 12 24 Dan 36 Adalah

Madan Proposal Kesenian

Itu terjadi padanya. Pada tahap krisis ini, keinginan untuk memahami masalah dan bangkit melawannya mulai berkembang. Ketegangan dramatis mulai terbentuk saat semua karakter berada di bawah ketegangan. • Klimaks Nilai tertinggi dalam perhitungan ketegangan dramatis, klimaks dari penumpukan dari awal. Semua lawan bertemu di sini. • Resolusi Menyatukan permasalahan yang diangkat oleh tokoh untuk sampai pada suatu solusi atau keputusan. Ketegangan dramatis mulai mereda. Seluruh pemain mulai mendapatkan titik terang dari segala permasalahan yang ada. • Kesimpulan Tahap akhir dari peristiwa sebuah drama biasanya berarti bahwa para tokoh mendapatkan jawaban atas permasalahan mereka. Pada tahap ini peristiwa lakon berakhir. Namun nilai ketegangannya bukan nol pada titik tersebut, melainkan lebih tinggi setidaknya dari bagian eksposisi karena efek perasaan atau ketegangan yang diungkapkan pada bagian yang rumit dan klimaks. 4.4 Titik balik Marsh Cassady (1995) menekankan pentingnya model struktur dramatis. titik balik atau perubahan.) yang membawa konflik ke klimaks. Titik balik ini menjadi pembelajaran penting bagi sutradara tentang perilaku karakternya, sehingga klimaks konflik akan jelas, tajam, dan memikat. Gambar di bawah menunjukkan posisi titik balik menuju klimaks. Poin ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan lakon karena di situlah letak kejelasan konflik lakon. Pesan pokok atau fungsi permasalahan akan didramatisasi dengan berbuat sebaik-baiknya dalam bab tersebut. Menurut struktur ini, tiga titik penting yang menjadi nafas lakon adalah kapan permasalahan dimulai, kapan konfrontasi dimulai, titik balik, dan klimaks sebelum konflik antara pihak-pihak yang bertikai berakhir. pembubaran atau pembubaran.82

Gambar 45 Titik balik adalah awal konflik atau awal cerita ketika masalah diungkapkan. Selanjutnya konflik mulai memanas dan cerita pun bertumpuk dalam ketegangan atau digambarkan sebagai B-line. Hal ini menimbulkan keadaan dimana garis dapat dijadikan sebagai titik balik perubahan, digambarkan sebagai titik C. Dalam hal ini terjadi perubahan arah pertunjukan ketika pihak sebelumnya dikalahkan atau menjadi lemah atau belajar bertarung. kembali. Dengan demikian tegangan berubah sepenuhnya. Di titik A dan garis B pihak yang menang tidak mempunyai lawan, dan di titik C keadaan ini berubah. Hal ini berlanjut hingga kita mencapai titik D yang menggambarkan klimaks permasalahan. Ketika masalah mulai terkuak, dan pemenang akhirnya ditentukan, ketegangan pun mereda. Situasi ini digambarkan sebagai garis E, yang disebut bagian resolusi.5. Jenis-Jenis Drama 5.1 Drama Drama berasal dari kata Yunani kuno drama yang berarti permainan atau akting (mengacu pada jenis pertunjukan) dan drama berasal dari kata Perancis Diderot dan Beaumarchade untuk menggambarkan drama mereka tentang kehidupan 83

Baca Juga  Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Akan Mempengaruhi

Kelas menengah Sebenarnya, ini berarti lakon serius yang mempunyai makna penting tetapi tidak bermaksud mengagungkan tragedi atau kematian (Bakdi Soemanto, 2001). William Frug (1993) mengartikan drama sebagai lakon serius yang memuat serangkaian peristiwa yang tampak hidup, disertai emosi, konflik, daya tarik menarik, dan kematian tokoh utama. Drama juga merupakan kualitas komunikasi, situasi, tindakan dan segala sesuatu di atas panggung, obyektif dan subyektif, nyata atau khayalan, yang menimbulkan keagungan, ketegangan dan kegembiraan dalam emosi pendengar atau penontonnya. Dapat juga diartikan sebagai bentuk dialog berupa cerita tentang pertentangan antara sikap dan sifat manusia, yang diungkapkan di atas panggung melalui ucapan dan gerakan di hadapan penonton dan penonton. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa drama adalah salah satu jenis lakon serius dan memuat cerita tentang kehidupan manusia, penuh konflik kompleks dan kekuatan emosi, namun tidak mengagungkan sifat tragedi. Contoh lakon drama adalah Hedda Gabler, Samfunnsfiender, Merek, Boneka, Pilar Masyarakat, Hantu (Henrik Ibsen), Domba Revolusi (B. Solarto), Titik Hitam (Nasya Jamin). 5.2 Tragedi tragedi. tragoidea (Yunani), tragedi (Inggris), tragedi (Perancis), yaitu tragos yang berarti kambing, dan aedeine yang berarti lagu. Jadi tragedi adalah lagu yang dinyanyikan sebelum ditaruh di atas seekor kambing. altar. Pengorbanan kambing dilakukan dalam upacara untuk menghormati Dionysus, dewa kesuburan. Kata tersebut juga dapat digunakan untuk merujuk pada kostum kambing yang dikenakan oleh para aktor dalam drama satir. Menurut Aristoteles, lakon tragis adalah lakon yang meniru penampilan sempurna seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan untuk membangkitkan perasaan kasihan dan ngeri pada penontonnya, untuk mensucikan jiwa atau mencapai katarsis. Jika kita telusuri lebih jauh, pengertian tragedi menurut Aristoteles adalah sebagai berikut. Penanggulangan tragedi membutuhkan tindakan yang sempurna. Dengan gerakan yang sempurna diharapkan menjadi tinggi, padat, kompleks dan sangat menarik. Dengan gerakan yang sempurna, penonton diharapkan dapat mencapai katarsis (pemurnian jiwa). Semoga saja tokoh-tokoh utamanya akan memberikan dampak tragis yang besar. Jadi lakon tragis sebenarnya bukanlah lakon yang menceritakan kisah duka dan duka, melainkan 84 lakon

Berusaha mengguncang jiwa penontonnya, mereka lemah, gemetar, takut, namun sekaligus simpatik. Singkatnya, pemirsa menyadari betapa kecil dan rapuhnya jiwa manusia di hadapan kehendak takdir (Rendra, 1993). Tujuan utama dari drama tragis ini adalah untuk mengidentifikasi karakter dan menciptakan pengalaman emosional, untuk memperkuat kepercayaan diri kita sebagai bagian dari kemanusiaan. Tokoh-tokoh dalam lakon tragis ini biasanya adalah tokoh-tokoh terkemuka, raja, ksatria atau tokoh berpengaruh. Saya menaruh simpati yang besar kepada masyarakat sehingga penonton bisa mengenali karakternya. Dalam lakon tragis, di akhir cerita, tokoh utama biasanya mengalami kematian yang malang dan tragis. Jalannya biasanya sangat sulit, sulit dan menyakitkan, namun sikap ini menjadikannya mulia dan manusiawi. Padahal, dalam lakon tragis, yang penting dalam lakon tersebut bukanlah kematian tokoh utama, melainkan apa yang dikatakan lakon tersebut tentang kehidupan. Lakonan tragedi Yunani kuno mengajak manusia berpikir tentang hakikat kehidupan, karena hidup selalu tunduk pada takdir ilahi. Dalam lakon tragis, tokoh utama menghadapi akibat yang tidak dapat dihindari, namun mereka yakin bahwa mereka mampu mengatasi dan mengatasi kehidupan ini, dan pada akhirnya mereka pun tersesat oleh takdir. Lakon tragedi mirip dengan roman yang mengungkap pencarian masyarakat akan rahasia hidup abadi dan perlindungan dari kekuatan jahat, bahkan melalui berbagai pengorbanan. Misalnya saja lakon Oedipus karya Sophocles yang bercerita tentang seorang pria tak berdaya yang menemui takdir ilahi, Oedipus akan menikahi ibunya, membunuh ayahnya, dan menghabiskan hidupnya dalam kesakitan. Menurut Aristoteles, kontratragedi memiliki enam unsur. • Plot adalah latar peristiwa atau kejadian. Lakon tragedi merupakan peniruan tindakan manusia, dan tindakan tersebut akan berujung pada tindakan atau peristiwa yang berujung pada tragedi. • Karakter adalah ciri-ciri tokoh yang terlibat dalam suatu kejadian atau kejadian. Melalui karakter tertentu penonton mengidentifikasi dirinya dalam lakon tragedi. • Pendapat adalah kemampuan untuk mengungkapkan apa yang perlu dan sesuai dengan situasi. Drama tersebut harus memiliki dialog yang cerdas dan menggugah pikiran secara universal. • Dikte adalah gaya menyusun dan menyajikan kata-kata dalam upaya mengungkapkan 85

Baca Juga  Berikut Ini Termasuk Gejala Alam Biotik Kecuali

Pengertian Seni Teater, Ciri Ciri, Fungsi, Unsur, Dan Jenis Jenisnya Yang Perlu Diketahui

Niat penulis naskah. Kata-kata tertanam saat Anda memainkan sebuah tragedi

Hal yang perlu diperhatikan saat interview kerja, hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi, hal yang perlu diperhatikan saat hamil muda, hal hal yang perlu diperhatikan pada iklan televisi, hal yang perlu diperhatikan saat hamil, sebutkan hal hal yang harus diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih isp, hal yang perlu diperhatikan dalam membeli rumah, hal yang perlu diperhatikan ibu hamil, hal hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan lari jarak pendek, hal yang perlu diperhatikan saat interview, yang perlu diperhatikan saat hamil