Kebudayaan Megalitik Yang Berupa Dolmen Dan Menhir Merupakan Petunjuk Bahwa – Tradisi megalitik (juga dikenal sebagai “budaya megalitik”) adalah bentuk praktik budaya yang ditandai dengan keterlibatan monumen atau bangunan yang terdiri dari batu-batu besar (megalit) sebagai ciri utamanya.
Tradisi ini dikenal dengan berkembangnya peradaban manusia di berbagai tempat: di Timur Tengah, Eropa, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, hingga kawasan Polinesia. Menurut kronologi sejarah Eropa dan Timur Tengah, tradisi ini berkembang pada masa akhir Mesolitikum (Neolitikum), Neolitikum (Neolitikum) atau Perundagian (pengecoran logam), tergantung masyarakat yang mendukungnya. Menurut Jean-Pierre Mohen, tiga kriteria menjadi ciri tradisi megalitik di Eropa: makam (tumulus), ritual penguburan, dan “batu besar”.
Kebudayaan Megalitik Yang Berupa Dolmen Dan Menhir Merupakan Petunjuk Bahwa
Di Indonesia, tradisi megalitik tampaknya berkembang pada masa Neolitikum, bertepatan dengan masa Perundagian. Ciri-cirinya sangat berbeda dengan Eropa, meski memiliki aspek serupa.
Kebudayaan Megalitik Yang Berupa Dolmen Dan Menhir
Von Heine Geldern mengklasifikasikan tradisi megalitik menjadi dua tradisi, yaitu megalit purba yang terbentuk pada masa Neolitikum (2500-1500 SM) dan megalit muda yang terbentuk pada masa Paleometalik (1000 SM – abad ke-1 M). Megalit kuno berupa bangunan yang terbuat dari batu-batu besar seperti menhir, dolmen, undakan batu, piramida berundak, pelinggih, arca simbolis, dinding batu, dan jalan setapak dari batu.
Meski sering dikaitkan dengan masa prasejarah, tradisi megalitik tidak mengacu pada masa peradaban tertentu, melainkan merupakan bentuk ekspresi yang muncul dari kepercayaan terhadap kekuatan magis atau immaterial dan menganjurkan rumah tangga memiliki sumber daya di sekitarnya. Meluas pada masa pra-Hindu-Buddha, Indonesia hingga abad ke-21 masih memiliki sejumlah masyarakat yang masih mendukung tradisi ini, bahkan dalam bentuk yang mendekati aslinya, seperti suku Nias, Batak (sebagian), Sumba dan Toraja, serta serta dalam bentuk lain, akulturasi budaya dengan lapisan budaya berikutnya, seperti Bali, Sunda (masih dianut oleh masyarakat Badui) dan Jawa.
Selain penggunaan batu-batu besar sebagai simbol kekuatan magis atau sebagai altar, alat upacara dan tempat pemakaman, tradisi megalitik juga mencakup sejumlah struktur tata ruang/arsitektur, benda-benda logam (pisau, pedang, gendang, dll), keramik (sebagai dalam toples). ), kayu, serta biji-bijian. Di nusantara, masyarakat banyak menemukan makam guci tradisi yang berkaitan dengan budaya megalitik.
Adat memasukkan barang-barang penguburan, baik berupa manik-manik atau senjata, juga tumbuh subur dalam tradisi ini. Di beberapa daerah, tradisi megalitik juga melibatkan seni tatahan batu atau seni pahat batu, sehingga batu-batu tersebut disulap menjadi patung berbagai tokoh, misalnya Pagaralam, Sumatera Selatan. memuja roh leluhur. Pada umumnya bangunan ini terbuat dari batu dan berukuran cukup besar. Bangunan megalitik merupakan peninggalan zaman dahulu yang masih dipertahankan keberadaannya hingga saat ini. Merupakan salah satu kekayaan budaya yang mewakili kebudayaan manusia pada masa lalu.
Megalitik Pasemah: Pemanfaatan Batu Breksi Volkanik
Saat ini tercatat setidaknya ada 7 jenis bangunan peninggalan zaman megalitikum. Bangunan ini masih dipertahankan sampai sekarang. Kabar baiknya, Indonesia juga memiliki beberapa bangunan megalitik. Contohnya meliputi:
Arca merupakan sebuah bangunan yang berbentuk seperti patung. Patung-patung tersebut seringkali berbentuk seperti binatang dan manusia. Beberapa hewan yang sering dijadikan inspirasi pembuatan patung antara lain kera, harimau, kerbau, gajah, sapi, dan burung. Sedangkan penciptaan gambar manusia seringkali ditampilkan dalam bentuk ilustrasi dengan kombinasi bentuk lain.
Contoh patung batu adalah patung gajah di Pasemah, Sumatera Selatan. Patung ini berukuran besar dan menggambarkan seorang pria sedang menunggangi mangsanya. Tempat lain yang banyak ditemukan arcanya adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.
Kuburan batu adalah meja batu tempat meletakkan sesajen kepada leluhur. Makam batu besar berbentuk meja. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat menaruh persembahan yang diperlukan untuk menyelenggarakan ritual pemujaan.
Zaman Megalitikum: Pengertian, Ciri Ciri, & Benda Peninggalan
Selain itu, dolmen juga sering digunakan untuk menaruh mayat. Makam seperti itu juga bisa disebut dolmen. Di Indonesia, daerah yang paling banyak ditemukan dolmen antara lain Sumatera Selatan (Pasemah), Jawa Barat (Cupari, Kuningan), Jawa Timur (Bondowoso, Merawan, Jember) dan Nusa Tenggara Timur.
Bangunan monumental yang dibangun untuk menghormati roh leluhur disebut menhir. Menhir dapat dibangun secara individu atau dalam jumlah banyak. Konon menhir merupakan simbol dari lingga, dewa kesuburan bumi.
Menhir bisa juga disebut megalit atau batu besar, dalam bahasa Yunani mega artinya besar dan lith artinya batu. Para arkeolog percaya bahwa bangunan ini dibangun pada masa Neolitikum dan digunakan untuk kegiatan keagamaan pada masa itu. Selain di Indonesia, menhir juga banyak ditemukan di negara lain seperti Inggris, Irlandia, Italia, Perancis, dan Spanyol.
Jenis bangunan keempat yang tersisa dari masa megalitik adalah sarkofagus. Ini adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan jenazah. Peti mati terbuat dari bahan konstruksi berupa panel batu yang disatukan membentuk peti mati.
Menhir Adalah Warisan Budaya Megalitik, Berikut Ulasannya
Orang-orang zaman dahulu percaya bahwa makam adalah tempat tinggal manusia di dunia supranatural. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba membangun makam yang relatif besar. Selain itu, besar kecilnya batu juga menunjukkan tingkat kesejahteraan hidup pemilik rumah. Semakin besar makamnya, semakin mencerminkan keluhuran almarhum.
Punden terasering merupakan batu-batuan yang berkeping-keping yang disusun bertingkat atau bertingkat. Makna dari karya ini adalah sebagai tempat pemujaan arwah leluhur yang telah meninggal. Itulah sebabnya punden berundak dianggap sebagai bangunan paling suci.
Teras Punden dibangun dari bebatuan yang disusun secara berjenjang. Terkadang menhir ditempatkan di tengah sebagai tempat pemujaan. Bangunan paling mengesankan berupa punden bertingkat bisa Anda temukan di lereng Bukit Hyang, Jawa Timur dan Lebak Sibedug, Banten.
Sarkofagus adalah nama lain dari peti mati atau peti mati yang terbuat dari batu. Bangunan ini berbentuk seperti lesung dengan cekungan. Peti mati juga dilengkapi dengan penutup untuk melindungi jenazah yang disimpan di dalamnya.
Ciri Zaman Megalitikum
Di dalam peti mati, Anda akan sering menemukan hal-hal yang konon dapat membantu melengkapi kehidupan jenazah di akhirat. Contohnya termasuk perhiasan, periuk, kapak, dan benda besi dan perunggu lainnya. Peti mati mudah ditemukan di Bali karena penduduk setempat sudah mengetahuinya sejak Zaman Logam.
Terbuat dari batu, bentuk waruga berupa balok dan bola. Bangunan ini merupakan sarkofagus khas kebudayaan Minahasa pada masa megalitikum. Berbeda dengan kuburan biasa, waruga juga bisa menampung banyak jenazah sekaligus, umumnya masih milik satu keluarga.
Ada berbagai peninggalan yang ditemukan di waruga. Ini termasuk tulang dan gigi manusia, perhiasan, senjata, dan barang pecah belah. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat pada masa megalitik mempercayai adanya penguburan jenazah, pengertian masa megalitik berasal dari bahasa yunani kuno, mega (mégas) yang berarti besar dan litik (λίθος) yang berarti batu. Zaman Megalitikum, juga dikenal sebagai Zaman Batu Besar, adalah periode di mana peradaban manusia menciptakan kebudayaan yang bercirikan struktur arsitektur yang terbuat dari batu-batu besar. Masa megalitikum ditandai dengan penggunaan batu-batu besar yang ditumpuk satu sama lain tanpa bahan perekat seperti semen atau sejenisnya. Patung-patung megalitik (batu besar) banyak dijumpai di banyak tempat sebagai bentuk pemujaan. Penemuan benda-benda tersebut membuktikan bahwa mereka masih menganut animisme.
Hasil kebudayaan megalitik di Indonesia erat kaitannya dengan kepercayaan pemujaan leluhur. Monumen didirikan sebagai cara untuk mengenang almarhum. Pada masa megalitik, fungsi bangunan batu adalah sebagai simbol penghormatan dan sebagai tempat peristirahatan orang yang meninggal.
Pdf) Dolmen Dusun Leket Dan Sarkofagus Dusun Gebangan Sebagai Tambahan Data Tinggalan Megalitik Di Kabupaten Situbondo
Contoh Peninggalan Megalitik di Indonesia Peninggalan Megalitik mempunyai sejarah yang sangat panjang, perkembangan kebudayaan manusia purba menjadi yang terdepan dalam teknologi saat ini. Reruntuhan megalitik yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain:
Tempat penemuan dolmen di Indonesia antara lain; Sumberjaya (Lampung Barat), Batu Cawang (Sumatera Selatan), Daerah Pematang, Pulau Panggung (Lampung), Tanjung Ara (Aceh Timur), Pajar Bulan dan Tanjung Sakti (Sumatera Selatan), Nam Dinh (Bengkulu), Gunung Megang (Muara Enim , Sumatera Selatan), Pagredewa (Lampung Utara), Lampung Barat, Sumbawa dan beberapa tempat lainnya.
Peti mati juga dikenal sebagai batu tempat menyimpan jenazah. Sakofagus berasal dari bahasa Yunani “sarx” yang berarti daging dan “phagein” yang berarti makan. Arti dari gambaran peti mati adalah tempat menampung orang.
Waruga merupakan makam nenek moyang suku Minahasa yang terbuat dari batu dengan dua bagian (atas dan bawah), atap bagian atas berbentuk segitiga dan bagian bawah berbentuk kotak serta mempunyai ruangan yang berfungsi untuk menyimpan jenazah. nenek moyang.
Zaman Megalitikum: Pengertian, Karakteristik, Dan Benda Peninggalan
Batu Lumpang atau batu berongga adalah suatu susunan batu yang di tengahnya terdapat lekukan yang dibuat menurut kebudayaan megalitikum, berfungsi sebagai alat upacara untuk menghormati roh leluhur dan digunakan sebagai alat untuk menyiapkan makanan dari bahan-bahan hutan untuk persembahan. . leluhur. .
Situs ditemukannya batu lumpan atau berongga adalah situs Pasir Lulumpang di Garut, Jawa Barat dan situs Patakan di Lamongan, Jawa Timur.
Batong dakon disebut juga batong congklak merupakan prasasti yang dipahat pada batu dan mempunyai beberapa lekukan pada permukaannya.
Batu kenon merupakan hasil kebudayaan megalitik yang berbentuk batu silindris atau bulat dengan tonjolan pada bagian atasnya. Ini seperti musik gamelan kenong
Pdf) Mereposisi Fungsi Menhir Dalam Tradisi Megalitik Batak Toba
Teras Punden merupakan suatu bangunan tata ruang yang terbuat dari batu berbentuk teras yang mengarah ke suatu titik.
Bentuk kebudayaan megalitik di Indonesia erat kaitannya dengan kepercayaan nenek moyang. Ritual atau ritual kepercayaan terhadap suatu kekuatan tertentu menjadi bagian dari tradisi budaya pada masa megalitikum.
Contoh Peninggalan Megalitik di Dunia Peradaban pada masa megalitik mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda di setiap negara. Struktur atau bentuk lokasi konstruksi megalitik di setiap daerah merupakan ciri yang paling mendasar. Struktur megalitik dapat stabil dan bertahan hingga saat ini karena terbuat dari batu yang keras dan tahan lama. Alasan dibangunnya bangunan pada masa megalitik adalah makam para elite, tempat pemakaman massal, tempat pertemuan, sarana peribadatan, dan penanda wilayah.
Megalitik artinya zaman batu besar, kata ini mengacu pada struktur sekumpulan balok batu besar
Peninggalan, Pengertian Dan Ciri Ciri Zaman Megalitikum
Laut kaspia di asia sebenarnya merupakan kenampakan alam berupa, jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila, menhir dolmen, zakat fitrah merupakan zakat yang berupa, lakolit merupakan salah satu bentukan hasil intrusi magma yang berupa, sebutkan bukti bukti bahwa kebudayaan india begitu berpengaruh di indonesia, terangkan bahwa akuntansi merupakan bahasa bisnis, kebangkitan yesus pada hari ketiga merupakan bukti bahwa yesus, perubahan sosial merupakan perubahan fungsi kebudayaan dan, jelaskan bahwa akuntansi merupakan bahasa bisnis, kebudayaan megalitik, plasma darah merupakan bagian darah yang berupa