Kerukunan Keragaman Di Indonesia Dapat Menumbuhkan Sikap – Indonesia adalah negara kepulauan yang semboyannya adalah “Integrasi Kebhinekaan”. Keanekaragaman suku, agama, ras dan budaya merupakan anugerah Tuhan bagi bangsa Indonesia, dan kita bangsa Indonesia patut mensyukurinya. Oleh karena itu, kita harus mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia. Jika tidak ada persatuan dan kesatuan di negara yang berbeda kebangsaan, suku, agama, dan budaya, maka konflik karena perbedaan kepentingan dan bahkan diskriminasi terhadap minoritas dapat terjadi. Menumbuhkan sikap persatuan dan kesatuan serta menjaga keamanan dan kedamaian negara dari ancaman internal. Dalam rangka menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan mewujudkan kehidupan yang tenteram, rukun dan damai, kita harus menjunjung tinggi toleransi umat beragama serta menghormati hak dan kewajiban umat. Toleransi digunakan dan harus dipertahankan sebagai kunci perdamaian.

Menurut Pasal 28(1) UUD 1945 (UUD 1945), toleransi berarti “setiap orang berhak untuk dengan bebas memilih agama, menjalankan agama, pendidikan dan pengajaran, pekerjaan, kewarganegaraan dan tempat tinggal menurut agama. Tinggal di wilayah itu, pergi dan berhak kembali.

Kerukunan Keragaman Di Indonesia Dapat Menumbuhkan Sikap

Toleransi berasal dari kata latin tolerance yang berarti bertahan, bertahan, membiarkan sesuatu terjadi. Disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling menghargai pandangan suatu masyarakat mengenai suku, ras, budaya, pekerjaan, jenis kelamin, agama, keyakinan kita, pandangan kita, dsb. Kesederhanaan juga didefinisikan sebagai kemampuan setiap orang untuk bertahan dan menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan dirinya.

Toleransi Keberagaman Di Indonesia

Menurut Tillman, toleransi adalah sikap saling menghargai melalui saling pengertian. Toleransi dipandang sebagai faktor penting dalam membangun perdamaian.

United Nations Educational and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan toleransi sebagai saling menghargai, saling mengakui, saling menghormati antara keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan kemanusiaan.

Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia memiliki tingkat toleransi beragama yang cukup tinggi, namun indeksnya sangat fluktuatif. Misalnya, turun dari 75,6 pada 2015 menjadi 70,9 pada 2018.

Baca Juga  Apa Pendapat

Namun, Indeks Kerukunan Umat Beragama naik lagi di tahun 2019 menjadi 73,83. Kementerian Agama secara rutin melakukan survei toleransi bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat seperti Setara Institute dan Wahid Foundation.

Rangkuman Ppkn Tema 7: Peristiwa Dalam Kehidupan

Menurut Kementerian Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri, Indonesia memiliki 17.504 pulau yang terdaftar, 16.056 di antaranya memiliki nama standar di PBB. Di antara sekian banyak pulau yang membentuk Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu memupuk toleransi. Manusia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya dan beradaptasi dengan keragaman latar belakang suku, ras, agama dan budaya. Perbedaan ini menciptakan keberagaman.

Secara geografis, Indonesia memiliki tiga iklim musim tropis: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Iklim hutan muson dengan musim hujan yang teratur meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur akan membuat hidup para petani. Wilayah Nusa Tenggara memiliki iklim sabana dengan musim kemarau panjang. Padang rumput yang didominasi sabana mencari nafkah sebagai peternak dan pemburu.

Toleransi kita terhadap kehidupan menjadi damai dan harmonis. Meskipun semua masyarakat berbeda pendapat, agama, ras, etnis, jenis kelamin, pendapat, profesi dan budaya. Apa yang kita peroleh dari penanaman sikap toleransi adalah bahwa masyarakat mendapat manfaat dari saling membantu dan bekerja sama dengan kelompok lain.

Toleransi dimulai dengan rasa hormat dan saling menghargai. Toleransi seperti ini akan membawa hasil yang baik dalam kehidupan beragama dan kehidupan sehari-hari. Ini juga akan mengurangi rasisme, diskriminasi, dan konflik yang dapat memecah belah negara. Keuntungan dari toleransi ini adalah:

Pdf) Menumbuhkan Sikap Toleransi Antar Agama Di Lingkungan Multikultural Kepada Anak Sesuai Ajaran Agama Islam

Sikap toleransi dapat mempererat hubungan antar kelompok agama, kelompok ras dan budaya, kelompok etnis, dan kelompok kepentingan, mencegah kesalahpahaman dan konflik di negara tersebut.

Toleransi tidak hanya akan membawa kerukunan dalam kehidupan beragama, tetapi akan membawa pada kehidupan yang damai, aman dan damai.

Toleransi yang saling menghargai dan mengakui perbedaan menghindari konflik, perang, konflik, permusuhan, dan perpecahan yang merugikan bangsa.

Kami menyadari bahwa semakin kita menerima agama, suku, ras dan budaya kita, semakin kuat toleransi kita, dan bahwa toleransi itu penting dalam kehidupan beragama dan terlepas dari agama, suku, ras atau budaya, kita tumbuh dalam iman karena kita masih kakak beradik.

Baca Juga  Saat Bekerjasama Kita Harus Menghargai Titik-titik Kemampuan

Artikel Kerukunan Antar Umat Beragama

Toleransi melahirkan nasionalisme di negara-negara, dan negara maju adalah negara yang menerima perbedaan orang secara tidak adil dan meminimalkan alasan penyalahgunaan kekuasaan.

Toleransi dapat membersihkan masyarakat dari etnosentrisme dan primitivisme, keegoisan, keinginan untuk menang sendiri, dan kebenaran dalam kehidupan beragama. Kesabaran menimbulkan emosi positif yang membuat hidup lebih harmonis, tentram, damai dan adil.

Sikap toleransi memudahkan negara untuk berkembang karena masyarakat negara ini menghargai toleransi dan mendahulukan kepentingan kelompok di atas kepentingan individu.

Gus Dur atau Dr. K. H. Abdurrahman Wahid (lahir 7 September 1940 di Jombang, Jawa Timur), Gus Dur adalah seorang Muslim Indonesia yang menjadi Presiden Indonesia ke-4. Ia dikenal dengan pandangan pluralistiknya.

Pdf) Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama

Nurcholis Majid adalah salah satu dari beberapa penganjur toleransi beragama di Indonesia. Seperti halnya Gus Dur, Nurchlish Majid lahir pada 17 Maret 1939 di Jombang. Pemikirannya tentang pluralisme agama dan dia menulis banyak buku.

Profesor Dr. Komaruddin Hidayat lahir pada tanggal 18 Oktober 1953 di Magelang, Jawa Tengah. Ia adalah mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Siarif Hidayatullah yang memiliki pandangan sendiri tentang toleransi. Pemikirannya sering dijumpai di media sosial.Kebhinekaan memang tidak bisa dihindari dalam kehidupan di bumi. Ada banyak perbedaan dan keragaman di sekitar kita. Khususnya, “kesatuan dari keragaman, berbeda-beda tetapi tetap satu”. Dari semboyan ini kita tahu bahwa Indonesia sangat beragam. Kebhinekaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk.

Menurut sensus tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 236.641.326 juta jiwa, menjadikannya negara terpadat ke-4 di dunia. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, dengan jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 268 juta pada tahun 2019 dan 305 juta pada tahun 2035.

Ada keragaman besar dalam hal agama, suku, suku, etnis, bahasa dan budaya di antara banyak penduduknya. Kebhinekaan inilah yang menimbulkan konflik yang terkadang hanya muncul dari perbedaan ideologis. Intoleransi dan diskriminasi, terutama yang berkaitan dengan agama, merajalela. Ada banyak agama di Indonesia, termasuk Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan Konghucu. Sama seperti Indonesia yang dikejutkan dengan tragedi berdarah Ambon di penghujung 1990-an, isu agama dijadikan pemicu tragedi ini (Sindonews.com, 18/04/2018). Hingga Mei 2018, tiga masjid di Surabaya dibom (Tempo.co, 30 Mei 2018).

Baca Juga  Daratan Pulau Jawa

Sebutkan Sikap Kita Dalam Menerima Keberagaman! Apa Saja?

Tempo.co (2 Desember 2018) melaporkan jaringan Gusdurian mencatat peningkatan intoleransi dan kekerasan beragama pada 2018. Baru-baru ini, sebuah gereja di Bantul dilarang melakukan pengabdian masyarakat setelah dituduh beragama Kristen. Pada tanggal 28 Januari 2018, Kepala Pesantren Al-Hidaya Bandung Sikalenka, KH. Umar Basri. Pada Kamis 1 Februari, PP Persis tewas dalam penyerangan di markas brigade. Tentu saja, di antara sekian banyak contoh intoleransi di dunia keagamaan Indonesia, hal itu mengganggu kenyamanan masyarakat dalam beribadah dan menyebarkan kebencian yang memecah belah persatuan bangsa Indonesia.

Kejadian ini tentu mengingatkan kita bahwa masalah kerukunan dan toleransi beragama tetap menjadi kebutuhan mendasar negara Indonesia. Agar bangsa aman, damai dan menjunjung tinggi toleransi, semua lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, ulama, pendidik, aparat keamanan dan masyarakat lainnya, harus bahu-membahu untuk mewujudkannya. . Namun sebelum menggerakkan seluruh elemen masyarakat, ada baiknya dimulai dari individu.

Toleransi adalah hal yang digaungkan dan diimpikan oleh banyak orang dari berbagai pihak, baik pemerintah, tokoh agama, aparat keamanan bahkan seluruh rakyat Indonesia, khususnya kita. Namun toleransi hanya akan menjadi mimpi jika kita tidak mau mengamalkannya.

Langkah pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan dan memupuk toleransi adalah dengan mengetahui dan memahami apa itu toleransi. Singkatnya, toleransi adalah menghargai dan menghormati perilaku manusia dan segala sesuatu yang dilakukan orang lain, perilaku yang tidak menyimpang dari agama, hukum, atau nilai dan norma budaya. Toleransi juga dapat merujuk pada konteks sosial budaya atau agama, dan mengacu pada sikap dan perilaku yang melarang diskriminasi terhadap kelompok lain atau tidak dapat diterima oleh mayoritas masyarakat (Wikipedia.org).

Pentingnya Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Di Bali

Dari pengertian di atas, kita mengetahui bahwa toleransi adalah kesediaan untuk menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada. Dalam hal ini juga terdapat sikap menerima dan mengakui keberagaman agama.

Ada sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang mengatakan: Utusan Allah telah diminta. “Agama apa yang paling dicintai Allah?” Lalu dia berkata

, istilah bahasa Arab modern untuk tunduk. Hadits ini dijadikan rujukan Islam untuk mendorong toleransi terhadap agama lain. Ia diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan ajaran toleransi.

,” berarti “Agama Anda, saya memiliki agama saya.” Surat ini cukup untuk menunjukkan apa itu toleransi beragama. mencerminkan cara

A. Kegiatan Apa Yang Dilakukan ? B. Siapa Saja Yang Dilibatkan Dalam Kegiatan Tersebut ? C.

Rasa percaya diri dapat menumbuhkan sikap, cara menumbuhkan sikap disiplin, tunjukkan cara menumbuhkan sikap percaya diri, keragaman suku di indonesia, kerukunan beragama di indonesia, keragaman religi di indonesia, keragaman budaya yang ada di indonesia, keragaman bahasa di indonesia, keragaman budaya di indonesia, cara menumbuhkan sikap percaya diri, menumbuhkan sikap percaya diri, keragaman di indonesia