Mengapa Kita Harus Berani Membela Kebenaran Dan Kejujuran – Syaja’ah itu – Sebagai umat islam tentu kita mengetahui bahwa islam mengajarkan umatnya berbagai macam akhlak yang baik atau akhlak yang buruk. Termasuk meneladani dan mempelajari sifat-sifat yang diajarkan Rasulullah (SAW), salah satunya adalah sikap shayajah.

Lalu apa sebenarnya ciri-ciri Syay’ah tersebut dan apa manfaatnya bagi umat Islam yang mengamalkan ciri tersebut dalam kehidupan sehari-hari?

Mengapa Kita Harus Berani Membela Kebenaran Dan Kejujuran

Dengan demikian, Sayajah adalah akhlak mulia yang mengajarkan setiap umat Islam untuk berani bertindak atas dasar kebenaran. Setiap muslim hendaknya mempunyai akhlak mulia yang disebut shayajah. Selain itu, sifat ini berkaitan dengan kejujuran.

Kasih Seorang Sahabat

Sayajah adalah kemampuan menundukkan jiwa agar selalu kuat, tabah dan terus bergerak maju meski menghadapi musuh, permasalahan hidup atau musibah. Dengan demikian, orang-orang yang berjiwa Shayzaah akan selalu menggunakan akal sehatnya untuk mengendalikan kemauannya agar tidak bertindak sesuai keinginannya.

Islam sendiri memerintahkan umatnya untuk tidak penakut dan pengecut. Sebab kedua hal tersebut bisa berujung pada kegagalan dan kekalahan.

Oleh karena itu, salah satu sifat yang diajarkan dalam Islam adalah keberanian atau shayah. Kata ranjang ini mempunyai banyak arti lain, seperti kekuatan, keberanian, kehebatan, ketekunan, keteguhan hati, kesabaran, ketenangan dan pengendalian diri. Sedangkan kata Sayajah secara terminologi adalah tekad sekaligus keberanian untuk maju menghadapi berbagai persoalan hidup mulai dari musuh hingga bahaya.

Menurut buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Ciri-ciri Kelas XI, beliau menjelaskan bahwa shaja’ah juga berarti berani membela kebenaran dan berani bertindak dengan tetap berada di jalan yang benar.

Mind Map Cinta Kasih Dalam Kebenaran

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa keberanian tersebut harus didasari oleh kebenaran menurut syariat Islam dan tidak memihak pada kezaliman. Lawan kata dari shayzah adalah al juban yang artinya pengecut.

Orang dengan sifat penakut ini biasanya tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menyampaikan kebenaran. Sikap mereka sangat bergantung pada kemauan mereka. Ego seorang pengecut akan mengkhianati kebenaran dan penerapan kebenaran akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri. Misalnya saja mereka takut akan kecaman orang, mereka takut kehilangan kekayaan dunia, dan mereka juga takut menghadapi bahaya perkelahian.

Baca Juga  Sebutkan Negara-negara Anggota Asean

Oleh karena itu, sikap pengecut ini sebenarnya hampir saja kalah. Orang dengan sikap pemalu lebih rentan terhadap penghinaan dan kegagalan. Dia akan lebih takut pada manusia dibandingkan dia takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Justru di sini syaja’ah bisa menjadi jalan meraih kemenangan iman. Seorang muslim tidak boleh takut menjalankan kewajiban agamanya jika ingin meraih kejayaan. Hati kita harus dibimbing oleh iman agar tidak ada rasa takut dalam diri kita.

Bab 2 Berani Hidup Jujur

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berani melakukan sesuatu demi kebenaran. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Janganlah kamu lemah dan (juga) jangan menyesal, padahal kamu termasuk orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu beriman.” (QS Ali Imran/3:139)

Hakikat Syayyah terbagi menjadi dua jenis yaitu Sayyah Harbiyah dan Shayyah Nafsiyah. Berikut penjelasan selengkapnya:

Sayajah Harbiyyah adalah keberanian berjuang melawan kejahatan yang terlihat maupun tidak kasat mata atau keberanian berjuang di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Misalnya saja keberanian menghadapi musuh dalam peperangan untuk mendukung agama Allah. Keberanian ini dijelaskan secara spesifik dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 15-16. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, artinya:

E Book Bela Negara, Ide Kreatif Nadifi Pada Aktualisasi Latsar Cpns Gol. Iii Purna Praja Ipdn Angkatan Xxvi Ta 2020

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang menyerang kamu, janganlah kamu menegur mereka. Dan siapa pun yang mundur pada saat itu, kecuali dia (secara strategis) berperang atau ingin bergabung dengan pasukan lain, maka sesungguhnya dia kembali dengan murka Allah dan tempat tinggalnya adalah Neraka, tempat yang paling buruk untuk kembali. “

Sedangkan Shayzah Nafsiyah menganjurkan kebenaran dan keberanian dalam menghadapi bahaya atau kesulitan. Misalnya, berani mengucapkan kata-kata yang tepat, mengendalikan perasaan marah, dan mengakui kesalahan. Islam sangat tidak menyukai orang-orang yang penakut, lemah dan penakut. Mereka yang lemah atau pengecut biasanya tidak berani mempertahankan nyawanya sehingga mudah sekali putus asa.

Ketakutan-ketakutan ini termasuk ketakutan akan pengucilan dari lingkungan mereka, ketakutan akan sikap yang berbeda dari kebanyakan orang, dan ketakutan untuk membela kebenaran dan keadilan.

Sayazah adalah keberanian yang dilandasi kebenaran, dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan dengan harapan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Keberanian atau tempat tidur adalah sarana untuk memperoleh kemenangan dalam iman.

Tolong Saya Please :'(​

Jika umat Islam ingin meraih kemenangan maka mereka tidak boleh takut dan takut dalam menjalankan tugasnya. Semangat keimanan yang tersembunyi dalam diri Anda akan selalu membimbing Anda agar Anda tidak gentar dan gentar sedikit pun.

Dari kedua jenis ciri shaja’ah yang telah dijelaskan di atas, shaja’ah dapat diterapkan pada berbagai contoh tempat tidur, antara lain:

Baca Juga  Bentuk Baku Dari 23.080.000

Kuwwatul Ihtimal itu kesabaran yang luar biasa. Dimana seseorang bisa tekun dan siap menghadapi kesulitan, kesukaran, bahaya atau apapun sambil berjuang di jalan Allah, maka hal tersebut ditunjukkan memiliki sifat-sifat ranjang. Kisah perjuangan Nabi dan para sahabat di Mekkah menunjukkan hal tersebut.

Perhatikan bagaimana mereka bertahan bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Hingga ada di antara mereka yang harus syahid, seperti Tasi dan Sumaiya, ada pula yang disiksa, misalnya Bilal dan Amr bin Yasir, dan ada pula di antara mereka yang harus rela meninggalkan kampung halamannya di Habasa atau Etiopia agar tetap terpelihara. Mengembangkan keimanan dan dakwah.

Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari Hari

As-Sarah Fil Haq memang sikapnya yang ikhlas. Ketika seseorang yang memiliki sifat ini berani jujur ​​pada kebenaran, maka ia termasuk salah satu Shayjaah atau perwujudan sifat berani lainnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Berbicaralah yang sebenarnya walaupun pahit” (HR. Imam Bayhaqi). Kejujuran dalam mengungkapkan kebenaran merupakan tanda keberanian. Bahkan berbicara kebenaran di hadapan penguasa yang zalim disebut Jihad yang paling Afzal (pemimpin) oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan yang terbunuh karenanya disebut syahid.

“Yang memimpin saksi-saksi itu adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan orang yang berdiri di hadapan penguasa yang zalim dan memerintahkannya (berbuat baik) dan melarangnya (berbuat buruk), maka pemimpin itu membunuhnya.” (HR.Imam Al Hakim).

Merahasiakan konsep Kitmanu as-Siri. Menjaga rahasia tentu membutuhkan keberanian dalam diri kita. Lebih lanjut, informasi yang kami simpan dimaksudkan untuk membahayakan jika dibocorkan. Dengan menjaga rahasia, seseorang menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain.

Media Indonesia 6 Maret 2023

Menjaga rahasia, apalagi dalam konteks perjuangan dan propaganda, merupakan sesuatu yang sulit dan membawa resiko yang besar. Mengungkap suatu rahasia bisa sangat mematikan. Oleh karena itu, kesiapan menjaga rahasia merupakan tanda syaja’at bagi seorang muslim.

Di kalangan sahabat Nabi sendiri tidak banyak yang diyakini mempunyai rahasia. Di antara mereka adalah Hudzaifah bin al-Yaman, sahabat Nabi yang dikenal dengan Shahibus Siri atau Penjaga Rahasia.

Al-itirafu bil khathai artinya pengakuan kesalahan. Orang yang siap dan mau mengakui kesalahannya adalah salah satu ciri orang yang memiliki kasur atau keberanian. Kita tahu bahwa mengakui kesalahan bukanlah hal yang mudah.

Terkadang, kita khawatir akan dikucilkan, dibenci orang lain, atau apa yang dipikirkan orang lain karena kesalahan kita. Faktanya, mengakui kesalahan Anda sangat bermanfaat. Karena mereka bisa melihat kesalahan pada dirinya dan segera memperbaikinya.

Ta’lim Muta’allim Dan Sila Kedua, Komposisi Jitu Untuk Cetak Pelajar Yang Beradab

Al-Inshafu Min Adj-Jati artinya bersikap objektif terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki sifat shaja’ah akan menilai dirinya secara objektif dan juga yakin bahwa dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Baca Juga  Paragraf Yang Kalimat Utamanya Terletak Diawal Paragraf Disebut

Milku an-nafsi inda al-gadhabi artinya pengendalian diri saat marah. Salah satu ciri orang yang memiliki sifat shaja’ah adalah ketangguhan dalam melawan nafsu dan amarah. Bahkan dalam situasi sensitif sekalipun, mereka akan mampu berpikir jernih.

Ada berbagai macam bentuk penerapan Syaja’ah dalam Islam. Disini Syaja’ah dapat diamalkan sesuai dengan profesi yang dijalani setiap muslim. Di bawah ini beberapa contoh penerapan shazaah dalam kehidupan sehari-hari seperti:

Syaja’ah sepertinya berhubungan dengan kejujuran atau integritas. Mereka yang berani memikul tanggung jawab mulia selalu bertindak dengan integritas. Setidaknya ada tiga alasan hubungan antara shazah dan ikhlas, seperti:

Dapat Meredam Emosi Adalah Salah Satu Hikmah Dari

Keberanian tidak hanya ditunjukkan dalam peperangan, namun juga dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, khususnya:

Sebagai umat Islam, kita harus berani berjuang membela kebenaran sampai kita menang atau mati syahid. Hal ini disebutkan dalam ayat 1 15 sampai 16 surat Al-Anfal yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang menyerang kamu, janganlah kamu berpaling dari mereka. Barang siapa yang membelakangi mereka pada saat itu (mundur), kecuali dia (secara strategis) kembali berperang atau bergabung dengan tentara lain, maka dia akan kembali dengan murka Allah dan tempat tinggalnya adalah Neraka. . Dan tempat di belakang mereka sangat buruk.”

Nabi juga mencontohkan hal ini pada perang Badar, yakni dengan pasukan sebanyak 300 orang yang berani menghadapi lawan dengan kecoa tiga kali lipatnya, yakni sekitar 1000 orang, dan nampaknya Nabi dan sahabatnya sahabat mampu meraih kemenangan.

Filsafat Pertemuan 9

Selama seseorang masih yakin bahwa apa yang dilakukannya berdasarkan perintah Allah subhanahu wa ta’ala, maka orang tersebut mempunyai sikap tidak takut kepada siapapun selain Allah subhanahu wa ta’ala. Jika ada sesuatu yang membuatnya takut, hendaknya ia yakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah penolong dan pelindung terbaik.

Kita harus memahami bahwa dunia ini bukanlah tujuan akhir melainkan hanya jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan segan-segan meninggalkan dunia selama ia memperoleh kebahagiaan sejati di akhirat.

Ketika kematian datang, tidak ada yang bisa menolaknya atau melarikan diri. Kematian itu pasti dan mereka yang hidup pasti mati. Seorang Muslim tidak takut mati, apalagi mati syahid.

“Di mana saja

Doc) Fethullah Gulen

Mengapa kita harus berdoa menurut alkitab, mengapa kita harus berkurban, mengapa kita harus hemat energi, apakah kebenaran itu dan mengapa harus ditegakkan, mengapa kita harus berdoa kepada allah, mengapa kita harus beriman kepada nabi dan rasul, mengapa kita harus berdoa, mengapa kita harus berbakti kepada orang tua, mengapa kita harus membela negara, mengapa kita harus berbisnis, mengapa kita harus bersyukur kepada allah, mengapa kita harus berolahraga