Nabi Musa Alaihissalam Disebut Rasul Karena – Al-Imam Hafiz Suyuti mengatakan bahwa firman Allah SWT yang artinya: “Naik kepada-Nya wahai para Malaikat dan Jibril, maksudnya naik ke langit atas perintah-Nya bukannya turun.” (Tafsir Jalalain, QS Al-Maorij [70]: 4)

Tempat mendaratnya perintah-Nya bukanlah dalam artian tempat Allah, karena Allah subhanahu wa ta’ala bebas dari arah dan tempat.

Nabi Musa Alaihissalam Disebut Rasul Karena

Demikian pula, Kenaikan Rasulullah (S) ke Sidratul Muntaho adalah tempat di mana ia (S) berdoa kepada Tuhannya dan berdoa kepada Tuhannya, dan seperti Lembah Tursina, itu adalah tempat doa Hazrat Musa (saw). berada di atasnya, di atasnya) di tanah.

Kisah Nabi Musa Dan Bani Israil

Tempat mengemis bukan berarti si pengemis ada atau menempati tempat tersebut, karena Allah subhanahu wa ta’ala maha suci arah dan tempatnya.

Demikian pula umat Islam shalat di Baitullah atau Masjid, bukan di tempat atau rumah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak pula kepada Tuhan Yang Maha Esa di tempat hamba-hamba-Nya berdoa.

Demikian tafsir lengkap Al-Imam al-Hafiz Suyuti dalam kitab Jalalayn, tafsir firman Allah SWT (QS Maarij [70:4).

(Naik) boleh juga dibacakan yaruju (Malaikat dan Jibril) Malaikat Jibril (a) sebagai pengganti turun atas perintahnya ke surga (selama sehari) Pengucapan fii yaumin mengacu pada pengucapan yang tidak disebutkan Hakim hari (yaitu lima puluh ribu tahun) orang-orang kafir akan menderita karena penderitaan yang mereka hadapi pada hari itu. Bagi orang-orang yang beriman, jauh lebih singkat, bahkan lebih pendek dari shalat wajib di dunia ini. Hal ini sesuai dengan informasi dalam hadis. (Tafsir Jalalain, Al-Maorij 70:4).

Sebutkan Bukti Bukti Sifat Mulia Dari Nabi Musa Alaihissalam Sesuai Dengan Cerita Di Atas​

Kamu adalah Adz Zaheer, tidak ada apapun yang diatasmu dan kamu adalah Al-Batini, tidak ada apapun dibawahmu (HR Muslim 4888)

Berikut kutipan tafsir Al-Hafiz Bayhaqi (w. 458 H) dalam kitab “Al Asma wa esh Shifat”, hal. 506, yang menganggap hadis sebagai salah satu alasan mengingkari ibadah dan kediaman Tuhan. Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta’ala dari arah dan lokasinya.

Baca Juga  Konsumen Tingkat 2 Yang Terdapat Pada Kedua Kebun Tersebut Adalah

Dan apa yang disebutkan pada akhir hadits ini adalah petunjuk pengingkaran terhadap tempat oleh Allah Yang Maha Esa, dan hamba itu adalah dimanapun ia berada dekat dan jauh dari Tuhan Yang Maha Esa, kecuali di tempat tersebut.

“…dan apa yang disebutkan di akhir hadis itu adalah bukti mengingkari tempat Allah, dan hamba itu tetap sama dimanapun dia berada, baik jauh maupun dekat dengan Allah.

Mukjizat Tongkat Nabi Musa Ketika Hadapi Firaun, Jadi Ular Hingga Belah Lautan

Allah Ta’ala itu Al-Zahir – agar Dia dapat diketahui dengan bukti (dibagikan), Allah Ta’ala itu Al-Batin -. maka Dia tidak dapat dikenali berdasarkan tempatnya.

Dan sebagian sahabat kami (Ahli Sunnah) memberikan bukti dalam sabda Rasulullah (SAW) yang mengingkari tempat bagi Tuhan:

Engkau adalah Aj Zahir, tidak ada apapun yang diatasmu, dan Engkau Abadi, tidak ada apapun yang dibawah. (HR Muslim 4888)

Imam al-Hafiz Jalaluddin al-Syusi al-Safi’i juga mengatakan bahwa para sahabat mengingkari petunjuk Allah.

Kisah Nabi Musa Dan Kemurkaan Allah Yang Tidak Menurunkan Hujan

“Tidak boleh ada orang yang berkata, ‘Sesungguhnya aku (Nabi kita) lebih baik dari Yunus bin Mato’” (H.R. Bukhari dan Muslim). Hadits ini diedit oleh Imam al-Bukhari. (4237)

Jadi, Rasulullah SAW dibawa ke Sidra-ul-Muntaha, tidak ada yang lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa selain Yunus, yang berada di dalam perut ikan besar, yang kemudian dibawa ke dasar lautan. Atas dan bawah, keduanya satu untuk Allah Ta’ala.

Rasulullah (saw) menyebut Yunus dalam perkataannya, dan bukan menyebut nabi-nabi lainnya, agar dapat memahami konsep Tanzih (Allah Subhanahu wa Taala maha suci arah dan tempatnya).

Ketika Rasulullah (saw) diangkat ke atas takhta (ketika dia naik), Nabi Yunus (saw) diturunkan ke dasar lautan yang sangat dalam (ketika seekor ikan besar menelannya) dan kedua sisinya, atas dan bawah. Intinya, keduanya sama saja bagi Allah Ta’ala.

Kisah Nabi Musa Dan Harun

Artinya, yang satu tidak lebih dekat kepada-Nya dibandingkan yang lain, karena Tuhan itu ada tanpa tempat. Sebab jika mendapat kehormatan karena berada pada arah yang ke atas, niscaya Rasulullah (SAW) tidak akan melarangnya untuk melebih-lebihkan terhadap Yunus bin Mata’.

1. Al-Imam al-alama-l-qadli Nasiruddin bin Munayir Maliki (seorang ulama terkemuka sekitar abad ketujuh Hijriah), dalam karyanya berjudul “al-muktafa fi siyaraful-mustafa”.

2. Al-Imam Taqiyuddin al-Subki dalam karyanya melawan Ibnu Qayyim Khaizyya (murid Ibnu Taimiyah); yang disebut dengan “As-Saif ash-Shaqil Fi ar-Rad Al ibn Zafil”.

Baca Juga  Mengapa Kita Perlu Menjaga Keseimbangan Dan Kelestarian Hewan Jelaskan

Arti dari feni lom akn wa fi sadrsh almantahi bakrb alaihi alayhi wa salam. Dan ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak ada di tangan kita

Naiklah Para Malaikat

Maklum, Nabi Muhammad SAW yang dibawa ke Sidra-ul-Muntaha tidak bisa lebih dekat dengan Tuhan dibandingkan Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan besar yang kemudian dibawa ke dasar lautan. Hal ini menandakan Tuhan itu ada tanpa tempat dan tanpa petunjuk (al-Jami li Ahkamul-Qur’an, surah 11, hlm. 333-334, S. Anbiya: 87).

Allamah asy-Syekh Muhammad Nawawi asy-Syafi al-Bantani al-Jawi mengatakan dalam buku “Nuraz-Dalam” seri “Aqidatul-Awam”, halaman 42, baris 3-6:

Allah subhanahu wa ta’ala tidak berada pada suatu tempat atau arah, Allah lebih suci dari itu (tempat atau arah), tempat tersebut hanya disumbangkan kepada Nabi Muhammad a.s.

Artinya: Jangan kira aku lebih dekat dengan Tuhan daripada Yunus, hanya karena Tuhan mengangkatku ke tujuh langit sedangkan Yunus berada di dasar lautan dalam seekor ikan, kita berdua mempunyai batas kedekatan. dari Tuhan

Apa Gelar Allah Kepada Nabi Musa Alaihissalam​

Begitu pula Sayyid Muhammad bin Alwi Maliki dalam kitab Wahuwa bi al’ufuqul-ala dan diterjemahkan oleh Sahara Publishing berjudul Malam Terakhir Bersama Jibreel alayhissalam.

Meskipun terdapat keterangan mengenai naik turunnya Rasulullah SAW dalam kisah Isra Mi’raj yang didengar, namun seorang muslim tidak boleh menganggap bahwa ada jarak tertentu antara hambanya dengan Allah, sebab hal ini adalah suatu tindakan ketidakpercayaan. Nauju biloch min jalik.

Meskipun Hazrat Muhammad (a.s.) mencapai jarak dua sujud dan bahkan lebih pendek dari jarak pada malam Isra, namun beliau tidak melewati posisi Ubudiya (posisi pelayan).

Ketika Nabi Muhammad SAW Ciptaan-Nya, ketiadaan pengarahan-Nya, ketiadaan penghunian ruang, keberadaan-Nya yang tak terbatas dan tak terjangkau. Menurut salah satu pendapat, paus itu mengikuti Yunus, saw, selama enam ribu tahun. Bhagavi dan yang lainnya telah menyebutkan hal ini.

Harun (tokoh Al Qur’an)

Ketahuilah bahwa pada malam yang diberkahi antara Nabi Musa (saw) dan Allah subhanahu wa ta’ala Nabi Muhammad (SAW) itu tidak berarti bahwa ada jalan bagi Allah Subhana wa Ta’ala. Tuhan singkirkan masalah itu sebisa mungkin.

Oleh karena itu, kembalinya Rasulullah SAW kepada-Nya adalah kembalinya beliau ke tempat itu, karena kehormatan tempat itu di mata orang lain. Lembah Tursina merupakan tempat salat Nabi Musa di muka bumi.

Jadi, mengangkat tangan saat salat tidak menunjukkan kehadiran Tuhan di langit, sebagaimana menghadap ke arah kiblat (Ka’bah) tidak menunjukkan kehadiran Tuhan di Ka’bah, atau dekat dengan Tuhan saat sujud tidak menunjukkan kehadiran Tuhan di langit. kehadiran Tuhan di tempat ibadah.

Baca Juga  Tuliskan Struktur Teks Ulasan

Imam Ahl al-Sunnah Abu Mansoor Moturidi berkata: “Tetapi mengangkat tangan ke langit adalah ibadah, Allah berhak memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk melakukan apa yang Dia kehendaki dan membimbing mereka ke mana pun Dia menghendaki, dan sesungguhnya tidak ada seorang pun yang mengira bahwa mengangkat tangan ke langit adalah ibadah. mata ke langit demi Allah mengarah ke sana, anggapan tersebut sama dengan anggapan bahwa Allah ada di dasar bumi, karena ia menundukkan mukanya ke tanah untuk berdoa, dsb, dan juga anggapan bahwa Allah berada di timur/barat, karena dia menghadap ke arah sana dalam shalat, atau Allah di Mekkah karena haji di Mekkah” [Kitab al-Tauhid – 75]

Kisah Mukjizat Tongkat Nabi Musa As Melawan Ahli Sihir Firaun Dan Membelah Laut

Imam Nawawi berkata: “Dan Dialah Tuhan yang ketika manusia berseru kepada-Nya, mereka menghadap ke langit (dengan tangannya), sebagaimana orang yang beribadah menghadap ke Ka’bah, dan itu bukan karena Tuhan ada di langit.” bukan ke arah Ka’bah, karena langit adalah kiblat orang yang shalat, sebagaimana Ka’bah adalah kiblat orang yang shalat” [Sahih Muslim Siyarah vol. 5:22]

Hafiz bin Hajar Asqalani berkata: “Ibnu Batal berkata: sesungguhnya langit adalah arah shalat, sebagaimana Ka’bah adalah arah shalat” [Fatul Bari, vol.2, hal. 296]

Imam al-Hafiz Murtaza az-Zabidi berkata: “Maka ketika kamu shalat, angkatlah tanganmu ke langit, karena langit adalah arah shalat” [Itihaf, vol.2, hal. 170]. Kemudian Imam al-Hafiz Murtaza Az-Zabidi juga berkata:

Jika ditanya, padahal sebenarnya Tuhan itu suci dan tidak punya arah, lalu apa gunanya angkat tangan ke surga? maka jawabannya ada dua macam, sebagaimana disebutkan At-Turtusi:

Dialog Nabi Musa Dan Sang Khaliq Bikin Hati Tersentak

Pertama: Mengangkat tangan dalam shalat sebenarnya adalah ibadah, seperti menghadap Ka’bah dalam shalat dan menempelkan dahi ke tanah saat sujud, dan mensucikan Allah dari tempat Ka’bah dan tempat sujud, maka langit adalah kiblat shalat. .

Kedua: Sedangkan surga adalah tempat turunnya makanan dan wahyu serta tempat rahmat dan berkah, karena hujan turun dari langit ke bumi sehingga tumbuh-tumbuhan tumbuh, dan juga surga adalah tempat para malaikat, maka karena Tuhan itu Esa, apa yang Allah berikan kepada para malaikat, dan para malaikatlah yang menganugerahkannya kepada manusia di muka bumi, dan juga untuk meninggikan segala amal perbuatan (para malaikat) dan ada rasul-rasul di langit dan langit itu mempunyai surga yang merupakan cita-cita tertinggi, sedangkan surga adalah tempat bersemayamnya hal-hal yang mulia dan tempat bersemayamnya penilaian dan kehormatan, niscaya segala kepentingan diarahkan ke surga, dan para penyembah pun mencapai surga. ” [Itihaf, jilid 5, hal. 244]

Demikian pula hadits Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami yang saat itu baru masuk Islam.

Kisah nabi musa alaihissalam, sejarah nabi musa alaihissalam, silsilah nabi musa alaihissalam, dalam alquran nabi yunus alaihissalam juga disebut sebagai, tentang nabi musa alaihissalam, nabi musa alaihissalam menerima kitab, mukjizat nabi musa alaihissalam, kitab yang diturunkan kepada nabi musa alaihissalam adalah kitab, kitab taurat diwahyukan kepada nabi musa alaihissalam di, kisah singkat nabi musa alaihissalam, nabi musa alaihissalam, kitab taurat diturunkan kepada nabi musa alaihissalam dengan bahasa