Persamaan Reaksi Terjadinya Hujan Asam – Abstrak: Batu kapur banyak digunakan sebagai material timbunan dan lapisan dasar perkerasan jalan raya, karena batu kapur mempunyai daya dukung yang relatif baik. Namun diketahui bahwa asam karbonat (H2CO3) pada air tanah dapat melarutkan batu kapur.

Hal ini memungkinkan untuk mengurangi kekuatan (kapasitas balik) lapisan timbunan dan pondasi, yang terbuat dari batu kapur dalam lingkungan asam karbonat.

Persamaan Reaksi Terjadinya Hujan Asam

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asam karbonat terhadap kekuatan impak agregat batu kapur (aggregate impact value atau AIV). Nilai AIV merupakan salah satu indeks yang digunakan untuk menentukan kekuatan keseluruhan dalam rekayasa jalan raya.

Catatan Guru Kimia: Maret 2016

Nilai AIV menunjukkan bahwa agregat tidak terlalu kuat dibandingkan dengan beban tekan yang diperoleh dari beban roda kendaraan atau beban pada saat kompresi.

Kekuatan batu kapur diuji setelah batu kapur direndam dalam larutan asam karbonat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm. Perendaman dilakukan selama 10, 15, 20, 25 dan 30 hari untuk masing-masing konsentrasi.

Rancangan dasar yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial, yang mempelajari faktor-faktor sebagai berikut: variasi konsentrasi asam karbonat dan variasi perendaman. Hasilnya kemudian dianalisis menggunakan analisis varian, uji beda nyata terkecil, dan diagram sebar.

Dari hasil analisa diketahui bahwa variasi konsentrasi 5 sampai 25 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekuatan impak agregat batu kapur, namun umur perendaman memberikan pengaruh yang nyata. Tidak terdapat interaksi antara variasi konsentrasi larutan asam karbonat dan perendaman.

Penyebab Dan Dampak Perubahan Iklim

Telah lama digunakan sebagai bahan penstabil tanah dasar untuk membangun jalan di berbagai bidang seperti: Roma, Yunani, India, Cina [Oglesby dan Hicks, 1996]. Selain sebagai bahan penstabil tanah, batu kapur juga dapat digunakan sebagai bahan dasar, timbunan dan bahan tambahan dalam pembuatan semen Portland.

Batu kapur digunakan sebagai timbunan karena batu kapur mempunyai daya dukung yang relatif baik. Di Bali, batu kapur digunakan sebagai lapisan subbase pada konstruksi jalan raya, timbunan tanah untuk membangun rumah dan dinding.

Baca Juga  Saat Seseorang Membuka Pintu Maka Gaya Yang Digunakan Adalah Gaya

Kemudahan memperoleh batu kapur dan harganya yang relatif murah dibandingkan agregat batu pecah menyebabkan meningkatnya penggunaan batu kapur pada pasir.

Menurut Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan Raya, uji kuat impak merupakan suatu pengujian yang dapat menunjukkan kekuatan relatif suatu agregat terhadap beban tekan yang digunakan untuk konstruksi jalan raya. Sebaliknya larutan asam karbonat (H2CO3) dapat melarutkan batu kapur atau CaCO3 [Brady, 1998].

Daur Biogeokimia, Penjelasan Lengkap Setiap Daurnya

Air tanah dapat mengandung larutan asam karbonat, yang dapat mengurangi kekuatan batu kapur yang digunakan di lingkungan tersebut. Proses pelarutan batu kapur dapat divisualisasikan dengan persamaan reaksi berikut:

Berdasarkan permasalahan di atas maka pengaruh asam karbonat terhadap kekuatan batu kapur dipelajari dengan menggunakan parameter kekuatan impak agregat (Aggregate Impact Value/AIV) batu kapur.

Terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat di Indonesia, antara lain: batugamping, batugamping serpih, dan batugamping magnesia. Batu kapur merupakan mineral industri yang mempunyai potensi besar dengan cadangan lebih dari 28 miliar ton yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia [NI-7, 1979].

Menurut Data dan Informasi Pertambangan Provinsi Bali tahun 2001, Provinsi Bali sendiri mempunyai potensi batu kapur dan pada akhir tahun 2000 tersisa sekitar 11.220.945.960 m3 dengan luas 25.559 ha (Badung, Klungkung, Buleleng, Zembrana). Sebagian pasir digunakan untuk sebagian besar bahan bangunan, biasanya untuk pondasi dan konstruksi jalan.

Pdf) Hujan Asam Dan Leaching Fe Ke Dalam Air Sumur Di Wilayah Industri

Batu kapur merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang mengandung karbonat atau senyawa organik. Secara umum, batugamping yang paling melimpah adalah batugamping yang mengandung kalsit. Batu kapur memiliki warna putih, kuning-putih, abu-abu hingga hitam.

Komposisi warna ini tergantung pada komposisi batu kapur, misalnya: tanah liat, kuarsa, oksida besi, mangan dan bahan organik. Batu kapur dapat terbentuk dari sisa-sisa kerang laut atau dari proses pengendapan kimia. Berat jenis batugamping antara 2,6-2,8 dalam bentuk murni sebagai kristal kalsit (CaCO3), dan berat curah berkisar antara 1,7-2,6 gr/cm3.

Jenis batuan karbonat dibedakan menjadi 2 kategori utama yaitu: batugamping dan dolomit. Suatu batuan disebut batu kapur jika mengandung kalsit (CaCO3) ≥ 90% dan dolomit (CaMgCO3) ≥ 90% [Boggs, 1987].

Di beberapa daerah endapan batu kapur, gua dan sungai bawah tanah sering dijumpai. Reaksi air tanah dengan karbon dioksida (CO2) menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO3) yang dapat melarutkan batu kapur yang dilewatinya. Pembentukan asam karbonat dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut:

Baca Juga  Muhammad Toha Teh Kaasup Kana Pahlawan Dina Kajadian Naon

Tuliskan Persamaan Reaksi Terjadinya Hujan Asam

Reaksi kimia dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan (laju) suatu reaksi adalah: sifat dasar reaktan, suhu, keberadaan katalis, dan konsentrasi [Keenan, Klinfelter dan Wood].

Air tanah biasanya mengandung 10 ppm (bagian per juta atau miligram per liter) karbon dioksida bebas [Sastravijaya, 2000]. Selain air tanah, air hujan juga mengandung CO2 yang berasal dari udara dan hasil pembentukan bahan organik di permukaan tanah [Rian-to, 1993].

Setiap tetes air hujan mengandung 0,6 ppm karbon dioksida di atmosfer [Sastrawijaya, 2000]. Gas CO2 juga dapat diperoleh dari sisa pembakaran mesin rumah tangga, mesin industri atau kendaraan bermotor yang dibuang ke udara [Su-rakitti, 1989].

Peningkatan gas karbon dioksida dapat menghasilkan konsentrasi asam karbonat yang tinggi dan mempercepat proses pelarutan batu kapur.

Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk menguji kekuatan batuan terhadap beban, khususnya beban lalu lintas. Salah satu caranya adalah dengan mensimulasikan penerapan beban pada benda uji agregat. Salah satu beban yang dapat digunakan adalah beban impak.

Prinsipnya sampel agregat digiling selama beberapa waktu dengan alat khusus. Agregat yang hancur kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan berat sampel awal. Perbandingan tersebut merupakan nilai Aggregate Impact Value (AIV).

Dalam hal ini beban tumbukan diperoleh dari proses pemadatan jalan dan terakhir beban tumbukan diperoleh dari beban lalu lintas. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kekuatan keseluruhan terhadap benturan sebagai analisis perencanaan ketebalan perkerasan jalan. Pemeriksaan ini pada dasarnya mengukur kekuatan relatif agregat terhadap beban tekan yang dinyatakan dengan rumus:

Nilai AIV yang besar menunjukkan jumlah agregat penghapusan yang relatif besar. Artinya benda uji tidak cukup kuat terhadap beban tekan. Batas toleransi nilai AIV yang diperbolehkan pada batuan adalah 30%.

Nada Nazihah (082001400043)

Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari agregat batu kapur dan batu kapur berupa larutan asam karbonat. Larutan asam karbonat diperoleh dari P.T polari limunisa Indonesia, dan batu kapur diperoleh dari tambang batu kapur di kawasan Garuda Wisnu Kenkana, Ungasan-Bukit Jimbaran, Bali. Batu kapur dikumpulkan untuk penelitian di lokasi yang sama.

Sebelum proses perendaman, agregat batu kapur dicampur terlebih dahulu. Selain untuk menjaga keseragaman warna, pengambilan kapur dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi proses penguapan akibat sinar matahari.

Batu kapur diambil dengan cara peledakan, kemudian dihancurkan dengan menggunakan tenaga manusia hingga diperoleh ukuran butiran antara 5 mm hingga 20 mm tanpa memandang gradasi agregat. Kemudian agregat direndam dalam ember plastik yang berisi 3000 ml larutan asam karbonat dan 2000 g batu kapur.

Baca Juga  Tangga Nada Pelog Mempunyai Jarak

Batu kapur direndam dalam larutan asam karbonat dan dikeringkan diangin-anginkan selama umur perendaman tertentu ± 48 jam. Kemudian diayak dalam ayakan berukuran 14 mm dan 10 mm. Bahan uji adalah agregat yang lolos saringan 14 mm dan tertahan di bawah 10 mm, yaitu ± 1000 g.

Bahan Ajar Laju Reaksi

Agregat pada fraksi tersebut dioven pada suhu (110 ± 5)o C selama ± 4 jam. Setelah didinginkan dalam oven, agregat didinginkan kemudian ditumbuk sebanyak 15 kali dengan mesin tumbuk agregat standar. Agregat kemudian dilewatkan melalui saringan 2,36 mm selama 1 menit, dan agregat yang lolos dan tertinggal pada saringan ditimbang.

Hasil uji kekuatan impak yang dilakukan di laboratorium dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, uji beda nyata dan diagram sebar lanjutan. Hasil uji kekuatan impak ditunjukkan pada Tabel 1

Dari hasil analisa ketiga metode menunjukkan bahwa konsentrasi asam karbonat 5 sampai 25 ppm tidak berpengaruh terhadap nilai AIV, namun umur perendaman 10 sampai 30 hari menunjukkan pengaruh. Sementara itu, kedua perawatan tersebut berinteraksi.

Pada konsentrasi 5 dan 25 ppm, nilai AIV teramati berfluktuasi. Tidak ada pengaruh terhadap konsentrasi, kemungkinan karena waktu pengamatan tidak cukup untuk mengamati secara utuh proses reaksi kimia yang berlangsung. Pengaruh umur perendaman terhadap nilai AIV kemungkinan besar disebabkan oleh pelarutan batu kapur yang sejalan dengan umur perendaman.

Jawaban Lengkap Soal Pengayaan Halaman 74 Penerapan Prinsip Kimia Hijau Pada Ekosistem Laut Ipa Kelas X Kurikulum Merdeka

Sedangkan nilai AIV yang fluktuatif kemungkinan disebabkan oleh bahan uji yang kurang homogen dan adanya efek burst pada saat pengumpulan.

1. Perubahan konsentrasi asam karbonat dari 5 menjadi 25 ppm memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap nilai AIV agregat batu kapur.

3. Interaksi antara variasi konsentrasi larutan asam karbonat dan variasi perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap nilai AIV agregat batu kapur.

4. Nilai AIV yang berfluktuasi pada konsentrasi 5 dan 25 ppm kemungkinan disebabkan oleh bahan uji yang kurang homogen.

Belajar Pintar Materi Smp, Sma, Smk

Terima kasih kepada Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Teknisi Laboratorium Jalan Fakultas Teknik Universitas Udayana yang telah memberikan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan juga kepada semua pihak yang banyak membantu hingga penelitian ini selesai. Apakah Anda memerlukan bantuan mengenai anggaran dan batas waktu? Pertanyaan diposting secara anonim dan dapat dibuat 100% pribadi.

Cocokkan Anda dengan guru terbaik untuk membantu Anda menjawab pertanyaan Anda. Guru-guru kami berkualifikasi tinggi dan teruji.

Guru Anda yang cocok memberikan bantuan yang dipersonalisasi berdasarkan detail pertanyaan Anda. Satu pembayaran dilakukan

Persamaan reaksi, proses terjadinya reaksi terang, terjadinya hujan asam, terjadinya hujan, apa penyebab terjadinya hujan asam, siklus terjadinya hujan, proses terjadinya hujan asam, reaksi hujan asam, jelaskan proses terjadinya hujan asam, reaksi terjadinya hujan asam, jelaskan terjadinya hujan asam, jelaskan bagaimana terjadinya hujan asam