Suaka Margasatwa Termasuk Contoh Pelestarian – Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu dari 21 Taman Nasional Percontohan di Indonesia. Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan pada tanggal 26 Februari 1992, terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang memadukan perubahan fungsi beberapa cagar alam dan peruntukan kawasan laut di sekitarnya.

Ya, kawasan Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli botani asal Jerman, F. Junghun pada tahun 1846 saat sedang mengoleksi tanaman tropis. Meski letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, namun beberapa tahun kemudian diketahui ekosistem, flora dan fauna Ujung Kulon telah berkembang pesat.

Suaka Margasatwa Termasuk Contoh Pelestarian

Pengembangannya terjadi pada tahun 1992 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992, dimana Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional Ujung Kulon. Kemudian Taman Nasional Ujung Kulon yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Alam oleh Komisi Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1992, mempunyai luas 122,95 Ha yang terdiri dari daratan seluas 78.619 Ha dan perairan 44.337. Hah.

Menyelamatkan Yang Sudah Sedikit, Menjaga Yang Masih Banyak

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam dengan ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi yang digunakan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang kebudayaan, pariwisata, dan rekreasi.

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam satwa liar endemik dan penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu mendukung perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar. Beberapa satwa endemik dan langka yang penting untuk dilindungi adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Coyote (Cuon alpinus javanicus).

Selain memiliki keunikan flora dan fauna, Taman Nasional Ujung Kulon juga menawarkan banyak tempat wisata menarik dan eksotik yang layak untuk dikunjungi, seperti Pulau Peucang, Padang Penggembalaan Cidaon, Padang Penggembalaan Cibunar, Gua Sanghyangsirah, Pantai Selatan, Kepulauan Handeuleum, Panaitan Islandia, Cibiuk Hot Mata Air, Habitat Owa Jawa Curug Cikanka adalah upaya, metode dan langkah-langkah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas secara bijaksana dan tepat untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya namun tetap berkelanjutan saat ini dan di masa depan.

Baca Juga  Jaringan Utama Internet Disebut

Berdasarkan cara yang dipilih untuk melakukan upaya perlindungan, konservasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu konservasi in situ dan ex situ.

Kelas06_senang Belajar Ipa_siti By S. Van Selagan

Konservasi In Situ adalah pelestarian flora, fauna, dan ekosistem pada habitat aslinya (dalam kawasan) agar tetap utuh dan terlaksananya segala proses kehidupan yang terjadi secara alami.

Kegiatan ini mencakup perlindungan contoh-contoh perwakilan ekosistem darat dan laut serta flora dan faunanya. Konservasi in situ dilakukan dalam bentuk cagar alam (cagar alam, suaka margasatwa), zona inti taman nasional, dan hutan lindung.

Tujuan konservasi In Situ adalah untuk melestarikan keutuhan dan keaslian spesies tumbuhan dan satwa serta ekosistem alaminya melalui proses evolusi. Perluasan wilayah jelajah sangat diperlukan dalam upaya menjaga proses ekologi yang penting, mendukung sistem penyangga kehidupan, menjaga keanekaragaman genetik, dan menjamin pemanfaatan spesies secara lestari dan lestari.

Konservasi Ex Situ adalah upaya konservasi yang dilakukan dengan memelihara dan memperbanyak jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat aslinya melalui pengumpulan, pemeliharaan, dan budidaya jenis-jenis tersebut (penangkaran).

Mengenal Flora Dan Fauna Taman Nasional Kutai

Pelestarian ex situ dilakukan di tempat-tempat seperti kebun binatang, kebun raya, taman hutan raya, kebun raya, peternakan, taman safari, taman kota, dan taman burung.

Metode yang digunakan dalam konservasi jenis ini melibatkan manipulasi terhadap benda-benda yang diawetkan untuk digunakan dalam upaya memperkaya spesies, terutama yang mendekati kepunahan dan langka.

Metode konservasi Ex Situ dinilai sulit diterapkan dengan keberhasilan yang besar karena spesies yang dominan dalam kehidupan alaminya mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan buatan.

Konservasi sendiri meliputi pengelolaan udara, air, tanah, mineral bagi makhluk hidup, hewan, termasuk manusia, sehingga dapat tercapai peningkatan kualitas hidup, meliputi penyelidikan, penelitian, pengelolaan, konservasi, pendidikan, pemanfaatan, dan pelatihan.

Taman Nasional Komodo

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi utama melindungi sistem penyangga kehidupan untuk mengendalikan pengelolaan air, mencegah banjir, mencegah erosi, mencegah intrusi air laut dan menjaga penghijauan berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Fungsi utama hutan lindung berkaitan dengan pemeliharaan kondisi lingkungan dan ekosistem. Oleh karena itu, terdapat larangan tegas terhadap pembukaan lahan untuk pertanian, penebangan pohon, pembakaran lahan, pendirian bangunan, perburuan, dan aktivitas yang mengancam ekosistem lainnya.

Contoh hutan lindung yang ada di Indonesia antara lain Alas Kethu, Sungai Wain, Hutan Lindung Wehea, Hutan Baning, Kebun Raya Bung Hatta, Hutan Lindung Betung Kerihun, Hutan Lindung Langsa, Hutan Sesaot, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Tumpang Lasang sa Pitu.

Baca Juga  Pelampiasan Artinya

Taman nasional merupakan kawasan pelestarian alam ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi yang digunakan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, penunjang kebudayaan, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi.

Metode Pelestarian Flora Dan Fauna, Materi Geografi Kelas 11 Sma

Taman nasional sendiri dapat digambarkan sebagai lahan yang dilindungi, biasanya dikelola oleh pemerintah pusat, terhadap pembangunan manusia dan polusi. Wilayah taman nasional ini termasuk dalam kawasan lindung World Conservation Union Kategori II.

Contoh taman nasional yang ada di Indonesia antara lain Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Karimunjawa, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Komodo dan masih banyak lagi.

Suaka Margasatwa merupakan suatu bentuk konservasi yang menitikberatkan pada satwa liar, kegiatan yang dilakukan adalah penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, wisata edukasi atau kegiatan lain yang menunjang budidaya.

Contoh suaka margasatwa yang ada di Indonesia adalah Suaka Margasatwa Lore Lindu, Suaka Margasatwa Taman Nasional Way Kambas, Suaka Margasatwa Buton Utara.

Taman Nasional Ujung Kulon: Suaka Badak Jawa & Satwa Lainnya

Cagar alam merupakan kegiatan konservasi yang menitikberatkan pada alam dan biota yang ada di dalamnya. Tempat ini dilindungi dengan ketat, tidak sembarang orang bisa melakukan aktivitasnya.

Contoh cagar alam yang ada di Indonesia adalah Cagar Alam Arjuno Lalijiwo, Cagar Alam Bukti Kelam Sintang, Cagar Alam Pulau Kaget.

Taman safari merupakan salah satu bentuk konservasi untuk melestarikan keanekaragaman hayati dengan cara menciptakan kawasan baru dengan lingkungan yang sedekat mungkin dengan habitat asli flora dan fauna.

Di Indonesia, Taman Safari Indonesia Cisarua mulai dibangun pada tahun 1980 dengan lahan perkebunan teh seluas 50 hektar yang sudah tidak produktif lagi. Enam tahun lalu, taman ini diresmikan sebagai taman cagar alam dan rekreasi di Indonesia.

Pelestarian Hewan Dan Tumbuhan

Pada tanggal 16 Maret 1990, taman ini ditetapkan sebagai pusat penangkaran satwa langka di Indonesia. Saat ini Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor memiliki luas 150 hektar dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas edukasi dan rekreasi. Safari Night adalah produk populer untuk perjalanan petualangan.

Taman Safari Indonesia di wilayah lainnya adalah Taman Safari Indonesia 2 yang terletak di lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, serta Taman Safari Indonesia 3 di Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali dan Batang Dolphins Center di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Kebun raya adalah suatu tempat atau wadah yang fungsi utamanya sebagai lembaga konservasi ex-situ yang melakukan pengumpulan, pemeliharaan, dan perbanyakan berbagai jenis tumbuhan untuk membentuk dan mengembangkan habitat baru.

Baca Juga  10 Contoh Tumbuhan Vegetatif Buatan

Taman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam serta dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana hiburan yang menyehatkan.

Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

Kebun Raya milik negara Indonesia menggunakan nama “Kebun Raya” karena ukurannya. Di bawah LIPI/Negara, terdapat empat kebun raya yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Kuningan, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi (utara Malang) dan Kebun Raya Bali di Bedugul, Bali.

Puspiptek Serpong juga memiliki Kebun Raya Puspiptek Serpong. Taman Buah Mekarsari merupakan kebun raya yang mengkhususkan diri pada tanaman buah-buahan. Di Tawangmangu juga terdapat taman dengan koleksi tanaman obat milik Balittro.

Banyak perguruan tinggi dengan disiplin ilmu pertanian mempunyai arboretum sebagai fasilitas yang digunakan sebagai tempat percobaan atau koleksi jenis pohon tertentu.

Kebun binatang adalah tempat dimana hewan dipelihara dalam lingkungan buatan dan dipamerkan kepada umum. Selain sebagai tempat rekreasi, kebun binatang juga berfungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian dan konservasi satwa langka.

Hutan Suaka Alam

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 479 Tahun 1998 menjelaskan tentang izin, kriteria, persyaratan, hak dan kewajiban kebun binatang. Konservasi ini didukung oleh kegiatan zoologi yang mengumpulkan, mencatat, merawat, mengembangbiakkan, memelihara, stok, mendidik dan literatur. Selain itu secara tidak langsung dapat menjaga kemurnian genetik.

Contoh kebun binatang yang ada di Indonesia adalah Bali Zoo Park, Batu Secret Zoo (Malang), Ragunan Zoo (Jakarta), Bali Safari and Marine Park (Bali), Gembira Loka Zoo (Yogyakarta).

Konservasi In Situ adalah konservasi kawasan atau konservasi sumber daya genetik pada populasi alami tumbuhan atau satwa di habitat aslinya. Sedangkan konservasi Ex Situ merupakan bentuk konservasi flora, fauna, dan ekosistem pada berbagai habitat.

Contoh konservasi In Situ di Indonesia antara lain 1) hutan lindung, 2) taman nasional, 3) suaka margasatwa, dan 4) cagar alam. Dan contoh konservasi ex situ yang ada di Indonesia adalah 1) taman safari, 2) kebun raya, dan 3) kebun binatang.

Tempat Konservasi Hewan Langka Di Indonesia: Taman Nasional Tanjung Puting Untuk Para Orangutan

BAB II KAJIAN TEORITIS A. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Konservasi Lingkungan., https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16309/2/T1_312012021_BAB%20II.pdf. Diakses pada 23 Februari 2022.

“Kebun Raya: Upaya Pelestarian Kekayaan Hayati | Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.” LIPI, http://lipi.go.id/berita/kebun-botani-:-usaha-melestarikan-kekayaan-hayati-/1524. Diakses pada 26 Februari 2022.

“Perbedaan antara konservasi in situ dan ex situ, dengan contoh – semua halaman – bodoh.” Bobo.ID, 21 Oktober 2021, https://bobo.grid.id/read/082952072/beda-pelestarian-in-situ-dan-ex-situ-beserta-cepatnya?page=all. Diakses 23 Februari 2022.

CSR Berbasis Lingkungan Solusi bisnis berkelanjutan bagi perusahaan PT Multi Guna Maritim Mulai Aksi Penghijauan “Satu Bumi, Selamatkan Alam” Tanam 1.000 pohon bakau di Pulau Seribu Platform pengimbangan karbon: Hitung emisi dengan seimbang, tanam pohon bersama kami Penghitungan karbon: Definisi, manfaat dan langkah-langkahnya Webinar Green Branding Perhitungan Karbon : Strategi Praktis dan Implementasi Bersama Pakar Kayu Bengkirai: Karakteristik dan Manfaat EnvironmentGrid.id – Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Banyaknya manfaat sumber daya alam membuat masyarakat mengeksploitasi sumber daya alam.

Konservasi Alam Dalam Islam

Suaka binatang adalah