Bagaimana Sikap Para Tokoh Dalam Menghadapi Jepang – Bendera Aceh dari Masa ke MasaTeungku Bantaqiah Ulama Aceh Korban Konflik Kekejaman…Kupiah Meukutop Dipopulerkan oleh Kupiah Tungkop Teuku…Abuya Muda Waly Ulama, Pembaru Pendidikan Islam…ISHAK DAUD, GAM Kharismatik -siapa panglimanya… Putroe Neng’ Malam pertama perang yang merenggut nyawanya…Syekh Abdullah Kan, mufti pertama Kerajaan Aceh…Sie Reuboh, kuliner warisan perang Aceh21 Wasiat Sultan Aceh “The Hukum Aceh” “…8 Tokoh-tokoh Ini Pantas Menjadi Pahlawan Nasional…

Jika Aceh diperangi dengan senjata, maka Aceh mampu melawan siapapun sampai akhir dunia. Dan kali ini kami akan menceritakan kisah Tgk Abdul Jalil Cot Plieng di ACEH+Sosok. Beliau merupakan salah seorang ulama dan pahlawan perlawanan terhadap Jepang di Aceh.

Bagaimana Sikap Para Tokoh Dalam Menghadapi Jepang

Tgk Abdul Jalil lahir di Desa Blang Ado Buloh, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, pada awal abad ke-20 (awal tahun 1900-an).

Tolong Ya 6 Soal Aja​

Orang tuanya hanya disebutkan nama ibunya, Nyak Cut Buleun. Ibunya adalah seorang ustadz yang juga merupakan keturunan pendeta.

Masa muda Tgk Abdul Jalil dihabiskan dalam pendidikan agama. Selain itu, ia mengenyam pendidikan umum di Volkschool, sekolah pribumi di Belanda.

Tgk Abdul Jalil mengenyam pendidikan agama di berbagai tempat seperti Beureughang, Ie Rot Bungkaih (Muara Batu), Tanjong Samalanga, Mon Geudong, Cot Plieng dan Krueng Kale, Aceh Besar.

Setelah berdagang di beberapa Dayah, pada tahun 1937 Tgk Abdul Jalil dipercayakan memimpin Dayah Cot Plieng menggantikan almarhum Tgk Ahmad.

Baca Juga  4 Nama Buah Dalam Satu Detik

Materi Sejarah Kelas 11: Sejarah Jepang Masuk Indonesia

Hikayat Prang Sabi yang berkumandang sejak perang Aceh melawan Belanda, mengubah sikap dan pandangan terhadap kolonialisme ketika Aceh masih diduduki Belanda saat itu.

Ketika Belanda menyerah pada tahun 1942, Tgk Abdul Jalil Cot Plieng tidak mudah tertipu dengan propaganda yang disebarkan Jepang.

Sikap ini membuat marah awak kapal Jepang. Teungku Cot Plieng seharusnya muncul tetapi dia tidak pernah mengikuti panggilan tersebut.

Mengabaikan panggilan tersebut, Tgk Abdul Jalil Cot Plieng menyuruh Jepang mengirimkan seorang polisi Jepang bernama Hayashi untuk menjemputnya dari Dayah Cot Plieng.

Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia

Hayashi sendiri yang terluka bukannya membawa Tgk Abdul Jalil setelah ditombak oleh jemaah Tgk Abdul Jalil.

Akibat kejadian tersebut, Jepang menyerang kampus Dayah pada tanggal 7 November 1942 dan membakar gedung serta masjid di sana.

Beruntung dalam penyergapan tersebut, Tgk Abdul Jalil berhasil lolos dan mundur ke Masjid Paya Kambok di Kecamatan Meurah Mulia.

Hingga lokasi Tgk Abdul Celil ditemukan oleh pihak Jepang setelah salat Jumat tanggal 10 November 1942. Mereka terlibat dalam pertempuran sengit.

Perlawanan Jepang Zz

Tgk Abdul Jalil Cot Plieng menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.00 siang. Diketahui 109 pengikutnya tewas dalam perang ini. Jepang merupakan salah satu negara yang menjajah Indonesia selama hampir tiga tahun, yaitu pada tahun 1942 hingga tahun 1945. Ajak rakyat Indonesia, salah satu caranya dengan melancarkan propaganda.

Propaganda merupakan upaya untuk merumuskan secara tepat prinsip-prinsip penyebaran informasi dan pembentukan pendapat serta sikap. Jepang menggunakan propaganda untuk meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa merekalah kakak beradik yang datang menyelamatkan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Baca Juga  Acara Berbalas Pantun Bujang Dan Gadis Dalam Acara Adat Disebut

Salah satu propaganda yang paling terkenal adalah gerakan 3A, yang diluncurkan oleh Hitoshi Shimizu, kepala Departemen Propaganda Jepang, pada tanggal 29 April 1942. Slogan gerakan 3A adalah:

Gerakan 3A bertujuan untuk menunjukkan bahwa Jepang adalah negara yang berperan penting dalam membawa kemajuan, perlindungan, dan kepemimpinan bagi Asia, termasuk Indonesia. Jepang juga menggandeng tokoh nasional seperti Syamsuddin sebagai ketua gerakan 3A untuk menarik simpati masyarakat.

Sejarah Dan Peran Bpupki Dan Ppki Bagi Indonesia Merdeka

Namun apakah propaganda Jepang berhasil mempengaruhi masyarakat Indonesia? Ternyata tidak. Banyak tokoh dan masyarakat Indonesia yang tidak percaya dengan propaganda Jepang karena menyadari bahwa Jepang bukanlah kakaknya, melainkan penjajah baru yang lebih kejam dari Belanda.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa propaganda Jepang di Indonesia gagal mempengaruhi masyarakat Indonesia karena mereka mempunyai alasan yang kuat untuk tidak mempercayai propaganda tersebut. Bangsa Indonesia masih berjuang untuk memperoleh kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan.

Sikap menghadapi, sikap sabar dalam menghadapi masalah, bagaimana menghadapi perceraian, bagaimana cara menghadapi stres, bagaimana cara menghadapi orang depresi, sikap menghadapi suami selingkuh, bagaimana menghadapi, sikap menghadapi masalah, bagaimana menghadapi orang depresi, bagaimana cara menghadapi masalah, sikap menghadapi globalisasi, para tokoh