Bebasane Pegawean Yaitu – Orang Jawa mengenal banyak bentuk bahasa kiasan yang memiliki fungsi lisan pasang (belajar). Gaya tutur yang dituturkan secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat Jawa sering dikenal dengan peribahasa (peribahasa jawa) yang dalam masyarakat Jawa sering menyebutnya dengan nama paribasan, pembebasan dan saloka.

Ketiga bentuk peribahasa Jawa tersebut merupakan bentuk gaya tutur yang mengandung wacana bijak yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menyampaikan nasihat, teguran, dan sindiran kepada orang lain. Paribasan, pembebasan dan saloka adalah bentuk peribahasa Jawa yang dibedakan dari gaya pengucapannya. Untuk mengetahui tiga bentuk peribahasa jawa dan contohnya, simak selengkapnya pada ulasan kami di bawah ini.

Bebasane Pegawean Yaitu

1. Pepatah Jawa Paribasan Paribasan adalah unen-unen kang ajeg panggone, mawa teges entar (kiasan) dan sekarang ngemu surasa pepindhan (terjemahan; Paribasan (Jawa) adalah kata (dalam bahasa Jawa) yang memiliki arti tetap (kiasan vokal) e non tidak mengandung makna praanggapan (makna konotatif).

Tembung Kriya: Pengertian, Jenis, Dan Contohnya

Secara umum, paribasan adalah bentuk gaya bicara (Jawa) yang mengandung kata-kata yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa. Paribasan menggunakan bahasa Jawa secara lugas dan jelas serta tidak menggunakan hipotesis, perbandingan atau perumpamaan. Kata-kata atau gaya bahasa dalam paribasan mengandung nasehat, teguran atau sindiran kepada orang lain.

2. Pepatah Jawa Pembebasan itu merdeka, yaitu unen-unen kang ajeg panggone mawa teges entar (kiasan) dan menemukan surasa pepindhan. Sing pinkay iku sipate wonge (terjemahan; Pembebasan (Jawa) adalah kata-kata (dalam bahasa Jawa) yang konsekuen penggunaannya, yang memiliki makna kiasan dan mengandung makna kondisional. Yang diasosiasikan adalah sifat, watak atau keadaan seseorang) .

Baca Juga  Contoh Kumpulan Himpunan

Secara umum, liberasi adalah bentuk gaya bicara (Jawa) yang mengandung kata-kata yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam penggunaannya. Kebebasan menggunakan bahasa Jawa ditransmisikan dengan menggunakan asumsi-asumsi berupa sifat, watak atau keadaan seseorang. Kata-kata atau gaya bahasan dalam rilis tersebut mengandung nasehat, celaan atau sindiran kepada orang lain.

3. Pepatah Jawa Saloka Saloka aik unen-unen kang ajeg panggone e ngemu surasa pepindhan, dene sing ngemu surasa pepindhan iku wonge e iso anggo pepindhan kewan utawa barang. (terjemahan; Saloka (Jawa) adalah kata-kata (dalam bahasa Jawa) yang penggunaannya tetap dan memiliki arti kondisional, di mana orang yang diasumsikan adalah orang dan dapat menggunakan hewan atau benda bersyarat). Lumrahe nashok kang berisi pepindhaning wong want, keho ana mopel ukara utawa kawiwitane ukara.

Sebutan Anggota Atau Bagian Tubuh Krama Inggil Bahasa Jawa

Secara umum, saloka adalah bentuk gaya bicara (Jawa) yang mengandung kata-kata yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa. Saloka menggunakan bahasa Jawa yang ditransmisikan menggunakan asumsi orang, hewan, dan barang. Kata-kata atau gaya bahasan dalam saloka juga mengandung nasehat, teguran atau sindiran kepada orang lain.

Demikianlah ulasan mengenai “peribahasa jawa Paribasan, Pembebasan dan Saloka beserta pengertian, contoh dan artinya” untuk kami sampaikan. Baca juga artikel seni sastra jawa menarik lainnya hanya di situs.

Yaitu, stroke yaitu, akomodasi yaitu, ejakulasi yaitu, aqiqah yaitu, internet yaitu, prostat yaitu, wasir yaitu, cuaca yaitu, komplikasi yaitu, hepatitis yaitu, hernia yaitu