Cerita Fantasi Dapat Diidentikkan Dengan – Abstrak dan Diedit oleh Dr. Fadlil Munawar Manshour, MS dari “The Act of Reading”, Teori sebagai Respon Estetika (1978), hlm. 20–85.

2 Kritik Iser terhadap teori sastra terfokus pada dominasi kritik sastra hanya pada bidang-bidang berikut: maksud (ekspresi) pengarang, sosiologi sastra, psikologi sastra, sejarah teks sastra, atau metode konstruksi teks. Namun, kritik sastra jarang sekali mengarah pada gagasan bahwa sebuah teks hanya dapat masuk akal ketika teks tersebut dibaca. 2. Hakikat membaca karya fiksi adalah interaksi antara struktur (teks) dan penerima (pembaca). Oleh karena itu, teori fenomenologis seni menarik perhatian pada kenyataan bahwa kajian karya sastra tidak hanya menyangkut teks aktual, tetapi juga tindakan-tindakan yang terkait dengan menyikapi teks tersebut.

Cerita Fantasi Dapat Diidentikkan Dengan

3 3. Teks pada hakikatnya hanya menawarkan “aspek skematis”, persoalan pokok karya, sedangkan produksi sebenarnya terjadi melalui tindakan konkretisasi. Oleh karena itu, sebuah karya sastra mempunyai dua kutub: artistik dan estetis. 4. Tiang artistik adalah teks yang disusun oleh pengarang, dan tiang estetika adalah pelaksanaannya, yang disempurnakan oleh pembaca. Dilihat dari polaritas tersebut, maka karya sastra itu sendiri tidak dapat ditentukan hanya oleh teks atau konkretisasinya saja, tetapi karya sastra itu harus ditempatkan di antara keduanya.

Cerpen: Anisa Dan Kisahnya

4 5. Dalam karya sastra, pesan disampaikan oleh pembaca, yang menerima pesan tersebut dan kemudian merangkainya. Dengan asumsi ini, pembaca harus mencari struktur yang memungkinkan penjelasan kondisi mendasar interaksi, karena hanya dengan cara inilah pembaca akan memperoleh pemahaman tentang dampak potensial yang menyatu dalam karya tersebut. 6. Hampir setiap struktur yang terlihat dalam fiksi memiliki dua sisi; yaitu sisi verbal dan afektif. Sisi verbal membantu mengendalikan reaksi dan mencegah siswa bereaksi sembarangan. Sisi afektif merupakan realisasi yang diciptakan oleh struktur sebelumnya melalui bahasa teks.

5 7. Penjelasan apa pun mengenai interaksi aspek verbal dan afektif harus mengintegrasikan struktur afek (teks) dan reaksi (pembaca). Dalam hal ini, tugas penerjemah adalah menguraikan potensi makna teks, dan tidak membatasinya pada satu makna saja. Meski dalam beberapa hal satu makna tetap dianggap penting. 8. Sangat sulit untuk menyadari potensi makna sebuah teks saat membaca. Oleh karena itu, penting bagi pembaca untuk memahami makna sebagai sesuatu yang terjadi, karena hanya dengan demikian pembaca akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi prasyarat terbentuknya makna.

Baca Juga  Sumber Daya Alam Berupa Minyak Bumi Perlu Dibatasi Penggunaannya Karena

6 9. Penafsiran tradisional didasarkan pada pencarian pembaca akan suatu makna tunggal. Namun implikasi bentuk ini mengabaikan hakikat teks sebagai peristiwa dan pengalaman pembaca. 10. Makna referensial dalam konteks ini terutama bersifat estetis, karena memberikan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Oleh karena itu, sifat estetis makna menjadi diskursif (diskursif), atau menurut Kant disebut amfibolik: yaitu, suatu saat teks bersifat estetis, dan pada saat lain bersifat diskursif.

7 11. Saat menerjemahkan, siswa dapat menggunakan teknik yang tidak ambigu untuk menjelaskan perbedaan. Di sini, makna mengacu pada ekspresi atau bahkan ekspresi nilai-nilai yang diterima secara umum. 12. Pendekatan yang tidak ambigu ini mewakili sekumpulan makna karena tujuannya adalah menyampaikan apa yang dipahami sebagai makna obyektif teks.

Avant Garde Vol 2 No 2 Desember 2014 By Arief Ruzlan

8 13. Langkah-langkah di atas penting karena teori yang berpusat pada peserta didik membuka kemungkinan kritik terhadap bentuk-bentuk subjektivisme yang terkendali sejak awal. Hobsbawm dengan jelas menunjukkan perbedaan teori ini. Ia mengatakan bahwa teori seni (sastra) berbeda dalam derajat subjektivitasnya terkait dengan sikap penerimanya. Atau apa yang tampak sama berbeda dalam derajat objektivitas yang melekat pada karya seni tersebut. 14. Salah satu keberatan utama terhadap teori estetika reseptif adalah bahwa teori ini mengorbankan teks demi pemahaman subjektif, sehingga menyangkal orisinalitasnya.

9 15. Pada saat yang sama, keberatan lainnya adalah pengaruh teks sastra terhadap apa yang Wimsatt dan Beardsley sebut sebagai “kekeliruan afektif” (gagasan palsu). Ini adalah bentuk kerancuan antara puisi dan dampaknya (apa puisi itu dan apa fungsinya). Kenyataan ini banyak menimbulkan persoalan estetis dalam karya sastra. Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa teks melahirkan “karya” makna itu sendiri, dan tidak membentuknya. Kualitas estetis suatu karya sastra tercermin dari struktur “pertunjukan” yang mendapat tanggapan dari pembaca. Pertunjukan sebuah karya sastra tidak akan lengkap tanpa partisipasi sebagian pembaca.

10 17. Dengan demikian, “kekeliruan afektif” tidak dapat diterapkan pada teori estetika persepsi, karena teori ini menyangkut struktur “karya” sebelum dampaknya. Terlebih lagi, teori estetika penerimaan mengambil premis dasarnya sebagai pemisahan analitis antara kinerja dan hasil, dan premis ini biasanya tidak diperhitungkan ketika pembaca atau kritikus mempertanyakan makna sebuah teks. 18. Ketika kritikus sastra membuat pernyataan tentang pengaruh karya sastra atau reaksi terhadap karya sastra, muncul banyak tipe pembaca. Dalam hal ini ada dua kategori. Pertama, ada pembaca “nyata”, yang dikenal karena reaksi mereka yang terdokumentasi. Kedua, ada pembaca “hipotetis” yang dapat memproyeksikan semua kemungkinan realisasi teks. Kategori terakhir ini sering disebut “pembaca ideal” dan “pembaca modern”.

Baca Juga  Nu Disebut Angket Wawancara Nyaeta

11 19. Pembaca sejati terutama muncul dari kajian sejarah resepsi, misalnya dengan memberikan perhatian khusus pada bagaimana karya sastra diterima oleh masyarakat. Apapun penilaian yang disajikan dalam karya tersebut, kode budaya yang menentukan penilaian tersebut juga tercermin. 20. Ada berbagai jenis pembaca “modern”: pembaca sejati dan pembaca sejarah.

Macam Macam Aliran Seni Lukis Beserta Penjelasannya Yang Perlu Diketahui

12 21. Pembaca sejarah dibangun atas dasar pengetahuan sosial dan sejarah, dan pembaca sesungguhnya dibangun atas peran pembaca berbasis teks. Sementara itu, pembaca modern yang hampir bertentangan secara diametris mendefinisikan apa yang dianggap sebagai pembaca ideal. Dalam hal ini, sulit untuk menentukan dari mana siswa ideal itu berasal. Namun ada kecenderungan yang menyatakan bahwa hal itu berasal dari pendapat para filolog atau kritikus. 22. Pembaca yang ideal harus memiliki kode yang mirip dengan penulis. Namun, penulis biasanya merekonstruksi kode dalam teksnya, dan pembaca yang ideal juga berkontribusi pada tujuan utama proses ini.

13 23. Selain itu, pembaca yang ideal harus memahami makna potensial dari sebuah teks terlepas dari konteks sejarahnya dan harus melakukannya dengan hati-hati. Pembaca yang ideal tidak seperti pembaca modern, ia hanyalah sebuah fiksi; pembaca modern tidak mempunyai dasar pada kenyataan, dan fakta inilah yang membuatnya sangat berguna. 24. Keinginan untuk menghindari kategori peserta didik yang terlalu membatasi dan tradisional dapat dilihat dalam berbagai upaya untuk mengembangkan kategori peserta didik baru sebagai konsep heuristik.

14 25. Saat ini berbagai kajian sastra mengajukan kategori-kategori khusus, yaitu munculnya istilah: super reader (Riffaterre), informed reader (Fish) dan ditujukan reader (Wolf), masing-masing jenis ini membawa terminologi tersendiri. 26. Pembaca ekstrim Riffaterre diasosiasikan dengan “sekelompok informan” yang berkumpul pada “titik-titik simpul teks”, yang selalu berkumpul pada “titik-titik simpul teks”, dan kemudian, melalui hadirnya reaksi dan “stilistika fakta”, membangun Sebagai ambang batas umum untuk siswa yang berbeda dengan Dengan kompetensi berbeda, pembaca super memberikan laporan yang dapat diverifikasi secara empiris tentang potensi semantik dan pragmatis pesan teks.

Baca Juga  Karakteristik Benua Afrika

15 27. Pada saat yang sama, Fish menggambarkan pembaca yang melek huruf sebagai pembicara yang memiliki pengetahuan semantik lengkap yang sesuai dengan bahasa terstruktur teks dan membimbing pembaca dewasa untuk tugas pemahaman ini. 28. Pengetahuan tersebut meliputi penguasaan sejumlah kamus bahasa, pengetahuan penguraian kata, idiom, dan dialek. Selain itu, seorang mahasiswa terpelajar harus memiliki kualifikasi di bidang sastra.

Cerita Fantasi Adalah: Unsur, Struktur Dan Contonya Lengkap

16 Wolf, yang memiliki pembaca yang dituju, merekonstruksi ide pembaca yang ada dalam pikiran penulis. Representasi pembaca yang dituju ini dapat mengambil bentuk yang berbeda-beda tergantung pada teks yang dikaitkan dengannya. pembaca yang dituju mungkin adalah pembaca yang ideal; atau dapat terwujud melalui norma dan nilai pembaca kontemporer, melalui individualisasi masyarakat, melalui identifikasi tujuan relasional atau didaktik, atau melalui ketidakpastian. Dengan demikian, pembaca yang dituju tidak hanya dapat mewujudkan konsep dan konvensi untuk pembaca modern, tetapi juga keinginan penulis untuk menghubungkan dan merealisasikan konsep-konsep tersebut—terkadang hanya dengan mendeskripsikannya. Selain itu, pembaca yang dituju mengidentifikasi posisi dan hubungan tertentu dalam teks.

17 31. Super Reader menunjukkan konsep teks yang melakukan tugas mengidentifikasi “fakta gaya” yang menunjukkan kepadatan pesan teks yang dikodekan. 32. Pembaca yang berpengetahuan menunjukkan “pengetahuannya” serta pemahamannya tentang pengembangan keterampilannya melalui pemantauan mandiri terhadap tanggapan terhadap teks. 33. Konsep rekonstruksi yang ditampilkan mengungkapkan suasana sejarah pembaca yang menjadi tujuan penulis.

18 34. Namun, meskipun terdapat perbedaan tujuan, ketiga konsep ini mempunyai ciri-ciri yang sama; Ketiga konsep ini memandang konsep itu sendiri sebagai sarana mengenalkan siswa pada batasan (i) linguistik struktural, (ii) tata bahasa transformasional generatif, atau (iii) sosiologi sastra. Reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh karya sastra harus dapat dikenali oleh pembaca sebelumnya dengan tokoh dan situasi sejarah tertentu, yang disebut pembaca tersirat. Pembaca yang dituju mewujudkan semua disposisi yang dibutuhkan sebuah karya sastra. Akibatnya, pembaca yang dituju memasukkan konsep-konsep kunci mereka ke dalam struktur teks.

19 37. Ada dua aspek utama yang saling terkait dalam konsep ini: peran pembaca sebagai struktur teks dan peran pembaca sebagai tindakan terstruktur. 38. Struktur teks dan tindakan terstruktur berkaitan dengan tujuan dan pelaksanaan proses dinamis dalam teks. Hal ini berangkat dari postulat penerimaan teks terprogram sebagai “Rezeptionsvorgabe” (karakteristik terstruktur).

Perhatikan Hal Hal Berkut1) Hal Hal Gaib Atau Supernatural2) Cerita Tentang Masa Lalu Seseorang3) Sesuatu

20 37. Konsep pembaca yang dituju merupakan model transendental untuk menjelaskan efek terstruktur suatu teks sastra. Konsep ini menunjukkan peran pembaca dalam struktur teks dan batas-batas tindakan yang terstruktur. 38. Konsep yang dituju pembelajar menawarkan cara untuk menjelaskan proses dimana suatu struktur