Keyakinan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Dengan Sifat-sifatnya Yang – Orang yang kuat adalah orang yang mampu bertahan jatuh, bangkit kembali, gagal, berjuang lagi hingga mencapai “cinta antara cinta dan pengertian”

12 Oktober 2021 17:49 12 Oktober 2021 17:49 Diperbarui: 13 Oktober 2021 06:52 1818 0 0

Keyakinan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Dengan Sifat-sifatnya Yang

Pancasila adalah ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila mempunyai lima sila antara lain: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan yang berpedoman pada kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan karena tempat dan urutan masing-masing sila tidak dapat diubah atau dipindahkan.

Profil Pelajar Pancasila

Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan asas yang mengacu pada empat asas dibawahnya. Tidak lepas dari sila pertama yang semula berbunyi “dengan kewajiban menegakkan syariat Islam bagi pemeluknya”, banyak kontradiksi yang dihilangkan sehingga berujung pada penghapusannya oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). karena adanya keberatan dari agama lain seperti Islam dan juga demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk. Jadi, dalam keadaan Indonesia yang mayoritas agamanya yaitu Islam, dituntut untuk bisa mewujudkan negara kesatuan Republik Indonesia tanpa mengabaikan agama lain yang ada di Indonesia.

Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Tuhan yang berasal dari kata Tuhan, adalah pencipta segala sesuatu yang ada dan seluruh makhluk. Sedangkan Yang Maha Kuasa artinya satu, tanpa sekutu.

Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan demikian mencakup makna dan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta alam semesta beserta isinya. Mengakui hakikat Tuhan Yang Maha Esa adalah: 1) penyebab pertama segala sesuatu (Causa Prima), 2) pengatur tatanan alam, 3) permulaan segala sesuatu, 4) selalu ada, tidak pernah berhenti ada, dan keberadaannya pasti ( tidak bisa ada), 5) Maha Kuasa, Maha Kuasa, Maha Kuasa, Maha Baik, 6) Harus beribadah melalui ibadah.

Sila pertama dalam kaitannya dengan agama Islam yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa” terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1 yang diterjemahkan “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah. , satu-satunya.” Dalam tafsir Kementerian Agama, ayat ini bermakna bahwa Allah swt menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang bertanya tentang sifat Tuhannya, bahwa Dialah Allah SWT, tanpa Dan tanpa nomor Keesaan Allah meliputi tiga hal, yaitu: Dia Yang Maha Esa pada hakikat-Nya, Yang Maha Kuasa pada hakikat-Nya, dan Yang Maha Kuasa pada perbuatan-Nya.

Baca Juga  Musyawarah Dilakukan Agar Semua Siswa Mendapatkan

Keragaman Agama Dan Kepercayaan Di Indonesia Dapat Dimasukan Dalam Ensiklopedi Nasional

Dalam perkembangan kehidupan beragama, Pancasila memberikan nilai-nilai dasar bagi umat Islam di Indonesia untuk hidup damai dalam kehidupan beragama di Indonesia.

Peranan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” menurut pandangan Islam dalam mewujudkan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah agama sebagai landasan utama karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas agamanya adalah Islam. Maka landasan agama otomatis harus kuat karena landasan agama yang kuat dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Namun sila pertama juga mampu berpijak bahwa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak hanya menjadi keutamaan bagi umat Islam, namun juga bagi seluruh masyarakat Indonesia sesuai dengan keyakinan dan agamanya masing-masing, untuk menempatkan agama dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai jiwa. Demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Seiring semakin canggihnya teknologi, banyak terjadi kasus penodaan agama di Indonesia saat ini. Saat ini agama yang paling banyak mengalami kasus penodaan agama adalah Islam.

Makalah Ketuhanan Yang Maha Esa

Menurut Ulama’ NU (Nahdlatul Ulama’) Kota Kediri, penodaan agama adalah suatu perbuatan yang menghina atau merendahkan seseorang atau suatu kelompok yang berkaitan dengan suatu agama, meremehkan, menghina atau mengubah aturan agama yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran. .

Dalam Islam, penodaan agama sama saja dengan menghina agama. Menghina agama Islam adalah mengutuk atau menghina Al-Qur’an dan Al-Hadits, mengabaikan dan mengabaikan isi didalamnya, serta berpaling dari hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Beberapa kasus penodaan agama yang dikutip REPUBLIKA.CO.ID antara lain: 1) Pada tahun 2017, video mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnam alias Ahok di Pulau Seribu merupakan penodaan agama karena menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) video tersebut menghina Surat al -Maídu ayat 51, 2) Pada tahun 2019, Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri atau putri presiden pertama RI dilaporkan atas dugaan penodaan agama, khususnya membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Sukarno, 3) ​​Pada April 2021, Muhammad Kese di channel YouTube tersebut ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penodaan agama dan agama yang dapat mengganggu kerukunan antar umat beragama.

Alasan yang menyebabkan sering terjadinya penodaan agama adalah kegagalan kepemimpinan agama, lemahnya penegakan hukum, munculnya pendukung penodaan agama, dan media yang tidak berpihak pada agama yang melakukan penodaan agama.

Baca Juga  Struktur Teks Observasi

Pdf) Keesaan Tuhan: Kepelbagaian Metodologi Dalam Mencari Tuhan

Oleh karena itu, sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” tidak hanya dan sebatas pada sikap saling menghormati antar agama.

Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM, Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Hariyono mengatakan, “Dalam konteks Pancasila, sila pertama tidak hanya menghormati antar umat beragama.

Namun landasan etika, landasan moral dan landasan nilai-nilai luhur, maka orang yang beriman dan beriman kepada Tuhan pasti mempunyai anggapan bahwa dunia ini diciptakan oleh Tuhan. Maknanya sangat luas, tidak hanya terbatas pada sikap saja. Saling menghormati antar agama, tetapi juga sebagai landasan etika, yang dapat dianggap sebagai batasan nilai moral yang dapat diterima berdasarkan kepercayaan, tanggung jawab dan integritas, yang merupakan bagian dari sistem nilai sosial masyarakat, landasan moral adalah kajian tentang kebaikan. dan jahat. tindakan. dan fitrah (akhlak) serta landasan nilai-nilai luhur yaitu nilai-nilai yang mampu membentuk perilaku pribadi, akhlak, dan etika yang mencerminkan sifat luhur dalam perbuatannya, sehingga masyarakat yang beragama dan beriman kepada Tuhan pasti mempunyai anggapan. bahwa dunia adalah ciptaan Tuhan. Dan kebenaran mutlak, khususnya pandangan keimanan bahwa memang ada fakta atau standar mutlak yang menentukan mana yang benar dan mana yang tidak, dan itu hanya milik Tuhan.

Peranan sila pertama dalam Pancasila yang tidak hanya dan sebatas saling menghormati antar umat beragama saja, adalah selalu menjalankan aktivitas kehidupan yang diliputi oleh nilai-nilai kesalehan, saling menghormati berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mewujudkan kebebasan beragama. dan mengabdi sesuai keyakinan yang bersangkutan, serta mewujudkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah.

Kebebasan Beragama Atau Berkeyakinan Di Indonesia

Dalam Islam sendiri kita menyadari bahwa keberagaman manusia dalam beragama adalah kehendak Allah swt. Menurut HR. Bukhari, sikap toleransi dan menghargai tidak hanya terhadap orang lain tetapi juga terhadap diri sendiri, nyatanya sikap toleransi harus dimulai dari diri sendiri. Rasulullah SAW mengingatkannya untuk menjaga diri dan memberinya hak yang proporsional: “Sesungguhnya badanmu berhak (beristirahat), matamu berhak (menutup) dan istrimu juga berhak (merawat). “

Jadi dalam agama Islam, toleransi berlaku bagi semua orang baik muslim maupun non muslim. Karena kebebasan beragama merupakan bagian dari penghormatan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Bakor ayat 256 tentang prinsip tidak adanya paksaan dalam beragama. Jadi jangan memaksa orang lain untuk menganut agamanya, jangan mencela/mencaci agama lain dengan alasan apapun dan jangan melarang atau menghalangi pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama/keyakinannya masing-masing.

Baca Juga  Jarak Adalah

Nilai-nilai moral yang harus dijunjung tinggi oleh pelajar muslim sebagai agen perubahan berperan penting dalam memajukan sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu meningkatkan dan meningkatkan kualitas pemahaman terhadap agama yang dianutnya. Dan untuk memahami landasan dan isi agama, serta memantapkan akhlak dengan membentuk karakter dan meningkatkan persepsi terhadap hal-hal yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena agama merupakan penopang dan landasan dasar dalam kehidupan. Oleh karena itu pemahaman dan pendalaman terhadap agama yang dianut secara keseluruhan dapat meminimalisir hal tersebut. – Hal-hal buruk tentang ancaman agama.

Maka sebagai seorang pelajar muslim sebaiknya mampu berpikir terbuka dan kritis sebelum mengambil tindakan, karena salah satu hal tersebut merupakan salah satu hal yang perlu dikenalkan pada diri siswa agar tidak menimbulkan karakter yang bertentangan dengan diri siswa. nilai-nilai. Ajaran Islam. Selain itu peserta didik harus mampu mempererat ukhuwah (persaudaraan) sebagaimana firman Allah swt dalam K.S. Ali Imran [3]: 103,

Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu

“Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpisah-pisahan, dan ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika kalian masih bermusuhan (pada masa Jahiliyyah), maka Allah akan menyatukan hati kalian, maka kalian menjadi karena nikmat Allah hai saudara-saudara, dan kamu berada di ambang neraka, maka Allah menyelamatkan kamu darinya.

Maka Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” Maka dengan Uhuwwah (persaudaraan) yang kuat kita mampu mencegah dan melawan perpecahan karena hal-hal yang tidak hakiki (kebenaran) yang diproyeksikan oleh para pembenci Islam, seperti kasus. dari penodaan agama.

Marhaeni, Sri Sedar. 2017. “Hubungan Pancasila dan Islam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia”, dalam Jurnal JPPKn, Volume 2 Nomor 2 (hlm. 115-116). banyuwangi: Universitas PGRI banyuwangi.

Maliana, Inza. 2021. “Banyak Kasus Penistaan ​​Agama, BPIP: Umat Beragama Harus Tahu Kebenaran Mutlak Hanya Milik Tuhan”, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/28/ramai-cases-penistaan-agama-bpip -orang -beragama-pasti-mengetahui-kebenaran-mutlak-hanya-milik-Tuhan, akses pada 10 Oktober 2021 pukul 23:49 menulis Tuhan itu Esa (“Dengarlah, umat Israel: Tuhanlah Allah kami, yang Tuhan itu satu!”). Dalam bahasa aslinya, ESA adalah “kesatuan unit yang berbeda”, misalnya,

Renungan Hari Minggu: Ke Esa An Allah (ke Tuhan An Yang Maha Esa)

Ada tertulis, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Artinya bersatunya dua insan (seorang laki-laki dan isterinya).

Tuhan dipanggil dengan kata ganti “Aku”, dengan sifat-sifat Tuhan yang plural.

Tuhan yang maha esa dan ketuhanan, pengertian tuhan yang maha esa, kepercayaan kepada tuhan yang maha esa, tuhan yang maha esa, takwa kepada tuhan yang maha esa, makalah tuhan yang maha esa dan ketuhanan, arti tuhan yang maha esa, pidato tentang keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, tuhan maha esa, pendidikan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa dan budi pekerti, surat pernyataan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa