Latar Belakang Perhimpunan Indonesia – Saat itu banyak mahasiswa Indonesia dan masyarakat Belanda yang prihatin terhadap nasib Hindia Belanda dan mendorong berdirinya organisasi pergerakan nasional di Belanda.

Itu bukanlah masyarakat biasa, sebagaimana dijelaskan dalam pasal kedua dari pasal-pasal Perhimpunan Vereeniging Hindia: “Untuk mempromosikan kepentingan bersama orang India di Belanda dan untuk menjalin hubungan dengan Hindia Belanda.”

Latar Belakang Perhimpunan Indonesia

Salah satu perjuangan Indian Vereeniging saat itu adalah menerbitkan iklan berjudul “Puisi Hindi”. Ide-ide nasionalisme yang dibawa Suvard meningkatkan keinginan untuk menerbitkan.

Lahirnya Sumpah Pemuda

Pada tahun 1916, jurnal Indian Poetry diterbitkan, tetapi tidak memuat tulisan-tulisan politik. Untuk menunjukkan rasa nasionalismenya, pengurus organisasi tersebut kemudian mengubah nama majalah puisi berbahasa Hindi menjadi Indonesia Merdeka.

Karena pertemuan itu melibatkan partai politik, sebagian besar pembahasannya mengandung unsur politik. Ada fakta yang menarik, yakni penggunaan kata Indonesia (Indonesian) dan Indonesians (orang Indonesia) oleh Suarjopetro.

Laporan ini dari Puisi India No. Jelas tertulis di jurnal. Pada tanggal 9 September 1917, kata tersebut menjadi populer di kalangan pelajar sebagai pengganti Indian (India) dan Indian (Indian), sangat menurunkan status orang Indonesia.

. Oleh karena itu, penggunaan kata Indonesia mulai menggantikan nama “Hindia Belanda” sejak tahun 1922.

Makalah Perhimpunan Indonesia

Sejak terpilihnya Iwa Kusuma Sumantri sebagai presiden baru pada tahun 1923, sifat perjuangan politik organisasi tersebut semakin intensif. Pada tahun 1925, pemberontakan masyarakat Indonesia yang paling luar biasa disebut Manifes Politik.

Menggunakan nama Indonesia memiliki arti penting. Pertama, untuk menunjukkan jati diri bangsa, di suatu tempat di muka bumi ini ada sebuah bangsa bernama Indonesia. Kedua, negara Indonesia memiliki karakter tersendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan negara Belanda. Ketiga, kata Indonesia menunjukkan niat untuk membangun negara bangsa yang lebih kuat. Sejak tahun 1901, pemerintah Hindia Belanda telah menerapkan kebijakan moral yang pada dasarnya ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu implementasi kebijakan tersebut adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk bersekolah. Diantaranya adalah mereka yang terus berprestasi di Belanda. Karena anak muda Indonesia ini tinggal di negara lain, mereka sering mengadakan pesta untuk bertemu dan berkomunikasi.

Baca Juga  Berikut Ini Adalah Peran Indonesia Dalam Bidang Ekonomi Asean Kecuali

Perhimpunan mahasiswa Indonesia pertama di Belanda bernama Indische Vereninging (IV) dan didirikan pada tahun 1908 oleh Sultan Kasayangan dan R. Noto Suroto. Awalnya, organisasi ini hanya untuk kepentingan orang Indonesia di Belanda. Perkumpulan ini menjadi pusat berkumpul dan mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa Indonesia, meski keanggotaannya masih sedikit.

Meski bukan politik, organisasi itu bersifat umum. Tujuan awal perkumpulan tersebut adalah untuk mendirikan cabang Perkumpulan Jawan Budi Utomo, namun tidak terwujud. Kemudian pada bulan November 1917 diadakan kerjasama dan joint venture antara Indiche Verening dengan organisasi mahasiswa Tionghoa dan Belanda, kemudian untuk mahasiswa Belanda yang bekerja di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan persaudaraan antar kelompok mahasiswa dan untuk meningkatkan perhatian mahasiswa Belanda ke Indonesia. Namun, integrasi ini memudar.

Webinar Penguatan Pelayanan Primer

Sedangkan IV menjadi koalisi dengan semangat baru yang mengedepankan isu politik. Semangat kebangsaannya semakin kuat, sehingga tidak mengherankan jika pada tahun 1922 IV diubah menjadi Verening Indonesia dan pada tahun 1925 berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia serta menerbitkan jurnal bernama “Medeka Indonesia”. Pimpinan PI yang hadir saat itu adalah Iwa Kusuma, Sumantri, JB. Sitanala, Moh. Hatta, Saatramulyo, dan D. Mangkunigrat.

Setelah berganti nama menjadi Masyarakat Indonesia, yayasan PI adalah mencari pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia. Ini bisa dicapai oleh orang Indonesia sendiri, bukan dengan bantuan siapa pun. Untuk mencapai tujuan ini, segala bentuk penjajahan harus dihindari.

Atas dasar itu, sikap yang dianut PI sudah jelas, yakni non-kooperatif. Selama pemerintah kolonial tidak memberdayakan rakyat Indonesia, kebijakan nonkooperasi merupakan kebijakan yang patut dipuji. Kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai melalui aksi kolektif, yaitu seluruh rakyat bekerja sama dengan kekuatannya masing-masing. Untuk mencapai tujuan ini, persatuan semua orang diperlukan. Perbedaan kepentingan dihilangkan agar tidak merugikan kehidupan jasmani dan rohani bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan tidak hadirnya DPR.

Masyarakat Indonesia menjadi organisasi politik yang radikal di bawah pengaruh Moh. Bahkan. Itu mengarah pada pengembangan PI dan merangsang stimulasi intelektual rekan kerja. Oleh karena itu, Perhimpunan Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut:

Top 10 Apa Arti Dari Perhimpunan Indonesia? 2022

Kegiatan politik masyarakat Indonesia tidak hanya dilakukan di Belanda dan Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Mahasiswa mengadakan diskusi rutin mengkritik pemerintah Belanda dan menyerukan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga  Motif Ragam Hias Dengan Bentuk Tepian Segitiga Disebut

Sejak pertengahan 1925, PI mendorong mantan anggota yang telah kembali ke Indonesia untuk bergabung dengan partai yang ada dan meyakinkan mereka untuk menerima gagasan PI. Dipromosikan oleh Budharto, Sartono, dan Arnold Mononutu melalui penerbitan majalahnya Indonesia Merdeka.

“Indonesian Merdeka” digunakan sebagai saluran propaganda PI untuk masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur. Artikel-artikel di majalah tersebut menjadi dasar perdebatan politik yang panas di kalangan mahasiswa di Bandung dan Jakarta.

PI memiliki hubungan internasional dengan negara-negara kolonial seperti Mesir dan India. Di bawah Sukiman, PI merasa perlu menarik perhatian eksternal ke Indonesia, baik secara individu maupun kelembagaan. Pada tahun 1925, Mononutu menjalin hubungan dengan mahasiswa muda Asia di Paris. Mereka sepakat untuk membentuk persekutuan demi kepentingan dan kepedulian mereka terhadap cita-cita bangsa Asia. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi Kongres Demokrasi Dunia di Biervie, Paris. Di konvensi tersebut, Khatta dan Panikar dari India memberikan pidato, yang kemudian diterima oleh delegasi Asia di konvensi tersebut.

Kelompok 6 Dr. Sutomo

Pada tahun 1927, PI mengirimkan delegasi untuk menghadiri Kongres Liga Anti-Imperialis di Brussel. Perwakilan PI diketuai oleh Mo. Surat itu sudah ditambahkan ke asosiasi. Namun, di dalam Liga, para anggotanya berjuang untuk mendapatkan dominasi. Pertama Sosialis, kemudian PI dan akhirnya Komunis. Mereka ingin menjadi negara demokratis, tetapi sama sekali tidak setuju dengan gerakan komunis.

Saat Komunis mencoba mengendalikan Liga, pengaruhnya datang dari Moskow. Akibat keputusan Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda, para anggota sosialis meninggalkan LIGA pada 22 April 1928, yang juga diikuti oleh Persatuan Indonesia. Karena ketika kaum sosialis pergi, kaum komunis akan lebih berpengaruh dan mereka akan tetap berada di bawah bendera komunis.

Sebagai cara lain untuk menarik perhatian internasional terhadap tujuan Gerakan Nasional Indonesia, Kongres Demokrasi Internasional ke-6 di Bierville, Paris, dan Kongres Perempuan Internasional di Gland, Swiss pada Agustus 1927.

Ada majalah mahasiswa di Belanda bernama Hindia Putra. Namun pada tahun 1924 diubah menjadi majalah Indonesia Merdeka. Nama tersebut disesuaikan dengan tujuan masyarakat Indonesia yaitu kemerdekaan Indonesia. Mahasiswa di Belanda mengkoreksi berita terbitan Belanda tentang berita Belanda, yang bisa bersaing dengan berita terbitan majalah Indonesia Merdeka. Tentu saja penulisan artikel-artikel di majalah itu membuat Belanda semakin panas.

Kongres Pemuda 2 ; Latar Belakang Dan Tujuannya

Untuk memperingati HUT PI yang ke 15, mahasiswa PI menyusun buku “Gedenkboek 1908-1923 Indonesia Vereeniging”. Buku tersebut berisi 13 esai tentang Indonesia dan nasionalisme. Hal ini sangat mengecewakan dan mengkhawatirkan Belanda. Jika buku itu diterbitkan di Hindia Belanda, Belanda akan melarangnya. Namun, sejak buku itu diterbitkan di Belanda, Belanda sulit dicegah. Karena Belanda menganut hukum internasional, semua yang ada di sini didasarkan pada demokrasi dan liberalisme. Di negara-negara kolonial, hukum kolonial ditegakkan.

Baca Juga  Perbedaan Nabi Dan Rasul Brainly

Gerakan koperasi Belanda di Indonesia didasarkan pada ‘non-kooperasi’ dan ‘swasembada’, yang tidak ada di Indonesia pada saat itu. Pergerakan nasional Indonesia yang pertama adalah Budi Utomo tahun 1908-1926 tidak secara langsung terjun ke dunia politik. Namun, ketika banyak mahasiswa Indonesia di Belanda menyelesaikan studinya, banyak anggota Budi Utomo yang juga mendapatkan pengaruh politik dan segera ingin mengubah cara berjuangnya. Hal ini bisa dimaklumi karena Dr. Soetomo, salah satu pendiri Budi Utomo, juga merupakan ketua P.I. di Belanda. Maka upaya untuk mengubah cara kami berjuang menghubungi P.I. di Belanda.

Melalui majalah Indonesia Merdeka yang dikirim secara diam-diam ke Indonesia, terlihat jelas bahwa dia memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pemikiran tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1925, banyak pelajar di Indonesia yang mengenyam bangku sekolah menengah atas, bahkan perguruan tinggi. Semua ini memudahkan penyebaran cita-cita P.I. mengarah pada cita-cita kemerdekaan.

Pada tahun 1925, Persatuan Pelajar Indonesia (PPPI) didirikan di Indonesia, namun baru dibuka pada tahun 1926. Anggotanya terdiri dari pelajar SMA dari Jakarta dan Bandung. Tokoh PPPI : Sugondo Djojopuspito, Siget, Abdul Apresiasi, Sumito, Samijono, Villopo, Mohamed Yamin, AK Gani dan lain-lain.

Merah Putih, Kerbau, Dan Banteng

PPPI juga menampung berbagai pemuda yang memiliki atau tergabung dalam himpunan pemuda daerah. Pada titik ini cukup besar. Sebaliknya, kehidupan kesatuan etnis semakin subur. Oleh karena itu, memfasilitasi kesepakatan dalam membangun persatuan nasional. Inilah benih komitmen pemuda (Sudio; 1989; 130);

PPPI juga memiliki hubungan dengan Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda, meskipun merupakan organisasi yang tidak berafiliasi langsung dengan PPPI, PPPI banyak menerima selundupan majalah Merdeka Indonesia dari P.I. Karena itu, PPPI tahu persis apa yang dilakukan PI di Belanda. Maka tidak heran jika PPPI berusaha mewujudkan cita-cita PI dengan menginformasikan kiprah perjuangan PI di forum internasional. Cita-cita dan segala upaya PI menyebar di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh

Latar belakang pertanian indonesia, latar belakang bahasa indonesia, latar belakang kemerdekaan indonesia, latar belakang negara indonesia, latar belakang berdirinya perhimpunan indonesia, latar belakang bangsa indonesia, latar belakang bank indonesia, latar belakang demokrasi indonesia, latar belakang revolusi indonesia, latar belakang batik indonesia, latar belakang reformasi indonesia, latar belakang nama indonesia