Panitia Sembilan Uraian – Pada tahun 1975, Presiden Soeharto membentuk Lima Komite. Presiden meminta panitia yang merupakan bapak pendiri bangsa, mengumpulkan tafsir Pancasila satu-satunya.

Panitia kelima terdiri dari BPUPK dan tiga orang mantan anggota Panitia Sembilan, yakni Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo Djojoadisurjo, dan AA Maramis. Alasannya, hingga tahun 1975, hanya tiga orang mantan Komite Sembilan yang masih hidup. Orang lainnya adalah mantan Wakil Kepala Bidang Tata Usaha BPUPK Abdul Gaffar (AG) Pringgodigdo. Gambar ini juga memuat arsip notulensi rapat BPUPK-PPKI yang dipinjam Muhammad Yamin pada tahun 1950-an. Satu orang lainnya adalah aktivis pergerakan nasional anggota Persatuan Indonesia, Sunario Sastrowardojo.

Panitia Sembilan Uraian

Pembentukan Lima Komite didasarkan pada dua kebutuhan Presiden Soeharto. Pertama, menyiapkan penafsiran Pancasila yang unik oleh para perumus Pancasila sendiri. Oleh karena itulah penafsiran Pancasila bukannya tanpa nilai melainkan berdasarkan tujuan penulisnya. Yang dimaksud dengan Pancasila sudah pasti adalah Panitia Sembilan Pengarang Piagam Jakarta yang diwakili oleh Bung Hatta, Soebardjo dan Maramis.

Pertemuan 2 Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

Kedua, untuk mendapatkan dukungan dari para perumus Pancasila, ia memasukkan Muhammad Yamin sebagai pendiri Pancasila untuk membangun penulisan sejarah, sebelum Soekarno. Berdasarkan buku Penyusunan UUD 1945 (1959) suntingan Yamin yang memaparkan teks pidato lima perintah yang konon terjadi pada 29 Mei 1945, tiga hari sebelum pidato Soekarno pada 1 Juni. .

Untuk itu Komite Kelima mengadakan pembahasan dan rapat sampai dengan tanggal 10 Januari 1975. Hasil rapat dan pembahasan tersebut dituangkan dalam Uraian Pancasila tahun 1977.

Baca Juga  Bagaimanakah Keragaman Musik Tradisi Di Malaysia

Buku yang merupakan tafsir para perumus Pancasila ini memiliki beberapa poin penting. Pertama, uraian tentang rumusan dasar negara dan latar belakang UUD 1945. Kedua, memaparkan sejarah lahirnya Pancasila. Ketiga, menjelaskan apa yang disebut dengan perkembangan pemahaman Pancasila. Keempat, penjelasan tentang asas Pancasila. Kelima, risalah wawancara rapat Komite Kelima.

Salah satu yang menarik dari buku ini adalah kesaksian Komite Kelima khususnya Bung Hatta, Achmad Soebardjo dan AA Maramis tentang lahirnya Pancasila. Sebagai tanggapan, Komite Lima menyatakan:

Alexander Andries Maramis Nikmati Pensiunnya

“Pada bulan April 1945, Badan Penelitian Upaya Kemerdekaan Indonesia, Dr. Radjiman Wediodiningrat, mapan. Dalam pengantarnya, Dr. Radjiman bertanya kepada para peserta sidang antara lain: Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita ciptakan?

Banyak yang percaya bahwa pertanyaan ini, yang mengarah pada masalah filosofis, hanya akan memperlambat waktu, dan sebagian besar anggota sangat gugup, berusaha mempercepat rancangan Konstitusi. Tapi Dr. Radjiman juga mengendalikan pembicaraan pada hari pertama. Secara khusus Bung Karno memberikan jawaban yang berbicara tentang pancasila. Kemudian pidato tersebut diterbitkan dengan judul ‘Lahirnya Pancasila’. Penjelasan ini bersifat kompromi, dapat mematikan konflik yang sudah mulai rumit antara gagasan yang melindungi negara Islam dan yang menginginkan berdirinya negara sekuler yang tidak bercirikan agama” (Komisi Lima, 1977: 27).

⦁ Reformulasi Pancasila menjadi dasar negara berdasarkan perkataan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945.

Sembilan orang lainnya dipilih dalam Sub-Komite untuk menyelesaikan tugas ini. Rencana tersebut disetujui pada tanggal 22 Juni 1945, kemudian diterbitkan Piagam Jakarta” (Panitia Lima, 1977: 28).

Apa Yang Dilakukan Panitia Sembilan Terhadap Pidato Sukarno 1 Juni 1945?

Kesaksian tersebut menghilangkan keraguan banyak pihak bahwa pidato Sukarno 1 Juni diterima dan disetujui Majelis BPUPK sebagai komponen utama dasar negara. Terbaca dari kalimat “Reframing Pancasila sebagai dasar negara, berdasarkan perkataan Pak Karno pada tanggal 1 Juni 1945”. Ada beberapa pesan penting dalam kalimat ini.

Baca Juga  Persediaan Buku Tulis Di Toko Karisma Sebanyak 245 Ikat

Pertama, setelah Sukarno menyelesaikan pidatonya pada 1 Juni, BPUPK membentuk Panitia Kecil yang diberi tugas untuk merumuskan kembali Pancasila. Dalam keputusan itu disepakati kata “Pancasila” menjadi dasar negara. Makna konsep Pancasila yang dijelaskan Sukarno diputuskan sebagai konsep yang akan dijadikan landasan negara. Kedua, frasa “reformulasi Pancasila” merupakan tanda peran Panitia Kecil dalam reformulasi konsep Pancasila Sukarno. Artinya merumuskan dasar negara berdasarkan konsep Pancasila Sukarno. Konsep Pancasila dirumuskan kembali, dari gagasan awal Soekarno, menjadi rumusan dasar negara. Ketiga, kalimat “berdasarkan pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945” menegaskan tiga pesan penting tersebut. Jadi, rumusan dasar negara berdasarkan pidato Soekarno pada 1 Juni lalu. Bukan berdasarkan perkataan orang lain, misalnya Muhammad Yamin atau Soepomo.

Risalah rapat kemudian menguatkan keterangan tertulis Komite Kelima mengenai pembahasan lahirnya Pancasila. Risalah tersebut mencatat percakapan antara Sunario dan Bung Hatta, sebagai berikut:

Sunario: Apa yang tertuang dalam teks karya itu sangat penting. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap lahirnya Pancasila. Kalau ditanya hari lahir Pancasila, benarkah tanggal 1 Juni 1945? Pertanyaan ini berkaitan dengan Prof. Yamin Naskah Persiapan UUD 1945 Yamin memberikan pidato pada tanggal 29 Mei 1945 yang antara lain isinya mirip dengan Pancasila.

Aspek Informasi1.pendiri Negara Pengusul Rumusan Dasar Negara =uraian2.anggota Panitia Kecil

Pak Hatta : Tidak benar. Bung Yamin licik. Bahkan, pidato tersebut disampaikan saat rapat Komite Kecil. Bung Karno adalah satu-satunya orang yang dengan tegas mengemukakan falsafah filosofis agar negara bisa terbentuk, yaitu sila lima yang disebut Pancasila. Hanya perintah Tuhan yang dibawah… Pancasila yang dijelaskan Bung Karno mampu menenangkan konflik yang mulai hidup. Sebelum sidang berakhir, dibentuk Panitia Kecil yang merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, berdasarkan pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945. Dari Panitia Kecil dipilih sembilan orang untuk melaksanakan tugas tersebut, dan sebagai hasil rancangan awal itu disebut Surat Jakarta (Panitia Lima, 1977: 74 -75).

Baca Juga  Kita Sekolah Memakai Sepatu Kita Bertindak Sebagai

Dari percakapan tersebut dapat dipahami bahwa Bung Hatta mengatakan bahwa teks pidato yang ditulis oleh Muhammad Yamin dalam buku rancangan UUD 1945 adalah pidato yang disampaikan dalam rapat Komite Kecil, yaitu Panitia. sembilan. Pidato tersebut merupakan rancangan Pembukaan UUD yang ditulis atas permintaan Yamin, Ketua Panitia Sembilan yaitu Sukarno. Karena drafnya terlalu panjang (21 halaman), Panitia Sembilan menolaknya. Komite ini kemudian bersama-sama menulis ulang Pembukaan Undang-Undang Dasar yang kemudian menjadi Piagam Jakarta. Rupanya, Pak. Itu dicetak ulang dalam Naskah Persiapan Konstitusi Yamin dan diterima sebagai pidato notaris pada tanggal 29 Mei 1945.

Dengan kesaksian Komite Kelima, ketiga anggota Komite Sembilan, menjadi jelas kesimpangsiuran sejarah lahirnya Pancasila. Jadi Pancasila yang dirumuskan sebagai dasar negara adalah Pancasila yang dipegang oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh karena itulah tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. (Subairi Muzakki)

Gambar tokoh panitia sembilan, tujuan dibentuknya panitia sembilan, panitia sembilan, biodata anggota panitia sembilan, foto panitia sembilan, keanggotaan panitia sembilan, biografi tokoh panitia sembilan, tujuan pembentukan panitia sembilan, gambar panitia sembilan, foto anggota panitia sembilan, tugas panitia sembilan, anggota panitia sembilan