Sejarah Menurut Sartono Kartodirdjo – JAKARTA – Kurang dari sebulan berlalu sejak pemberontakan petani di Banten. Tobags Ismail memimpin pemberontakan dari 9 Juli 1888 hingga 30 Juli 1888.

Saat itu, para petani Bantan menganiaya pejabat publik, orang Eropa, dan penduduk asli yang tinggal di Cilegon. Mereka melukai dan mencoba membunuh pejabat karena amarah mereka sedang naik daun, karena diperlakukan tidak adil.

Sejarah Menurut Sartono Kartodirdjo

Sikap sepihak yang menimbulkan kemarahan ini merupakan akibat dari sistem modern yang diterapkan pemerintah kolonial. Para petani yang juga warga sekitar menganggap sistem ini membebani hidup mereka. Misalnya saja penerapan sistem sewa tanah yang belum pernah ada sebelum kedatangan pemerintah kolonial di nusantara.

Apa Perbedaan Historiografi Tradisional Dengan Historiografi Modern?

Pemberontakan Petani Bantan Tahun 1888 Sartono Kartodirjo, penulis menjelaskan, pada masa Sultan Bantan berkuasa, seluruh tanah yang ada di Kesultanan adalah milik Sultan. Saat itu, petani bisa menggarap tanah milik sultan.

Mereka juga tidak perlu membayar pajak. Sultan sebagai pemilik tanah mempunyai hak untuk mengatur hajat hidup para petani. Di sisi lain, sebagai pemilik tanah, sultan mempunyai tugas untuk melindungi mereka dan memberikan hasil yang sesuai.

Namun pemerintah kolonial menghapuskan peraturan pertanahan di Banten. Selain itu, pengenaan pajak komersial. Pajak yang terus meningkat menjadi beban bagi para pedagang. Secara umum masyarakat Bantu belum sepenuhnya menerima sistem ini. Mereka merasakan ketidakadilan atas berbagai aturan yang diberlakukan pemerintah kolonial.

Sartono menilai ada konflik antara nilai tradisi dan modernitas. Benturan nilai ini, menurut penulis, menimbulkan konflik sosial yang berujung pada pemberontakan para petani atau lebih tepatnya masyarakat Bantu.

Konsep Indonesiasentrisme Menurut Sartono Kartodirdjo

Sartono juga menjelaskan dalam bukunya bahwa masyarakat Bantu sangat memegang teguh nilai-nilai agama yaitu Islam yang sesuai dengan tradisi setempat. Ki berperan penting sebagai pemimpin spiritual masyarakat Bantu.

Selain mendirikan pesantren, Kaye juga mempromosikan Turki untuk pengembangan agama Islam. Inilah salah satu ujian yang Sertono tulis dalam bukunya

Dalam pertemuan ini, penyu mendapat rasa hormat dan kehormatan yang besar dari sebagian besar penduduk desa. Pengaruhnya terhadap warga negara sangat besar. Para pemimpin agama ini memobilisasi kaum tani untuk memprotes penguasa kolonial.

Baca Juga  Jenis Cat Yang Digunakan Untuk Mewarnai Maket Rumah Kebaya Adalah

Situs keagamaan juga menjadi saluran awal pemberontakan petani. Para kiai yang memimpin tarekat juga memanfaatkan kelompok ini untuk menyebarkan informasi rahasia. Tariqat diciptakan sebagai sarana bagi para elit (pejabat daerah) untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan rekan-rekan mereka.

Sartono Kartodirdjo, Guru Utama Sejarawan Indonesia

Beberapa juga termotivasi untuk menentang ketidakadilan akibat kebijakan modern pemerintah kolonial. Kondisi masyarakat Bintan semakin buruk. Selain itu, beberapa bencana terjadi. Pada tahun 1883, 20 ribu orang meninggal akibat letusan Gunung Krakatau.

Menurut Sartono, berbagai faktor inilah yang melatarbelakangi terjadinya Pemberontakan Petani Banten tahun 1888. Meski pemberontakan tersebut akhirnya gagal, namun perlawanan masyarakat Benin terhadap pemerintah kolonial tidak pernah dapat dimenangkan. Oleh karena itu, setelah pemberontakan, pemerintah kolonial menciptakan sistem yang lebih waspada.

Begitulah tesis Alicius Sartono Cartodiardo yang dibacanya saat promosi gelar doktor bidang sejarah pada 1 November 1966 di Luthers Kerk, Spoy, Amsterdam, Belanda. Sartono mendapat penandanya

Tesis ini diterbitkan sebagai buku dalam bahasa Belanda, pada tahun yang sama dengan gelar Ph.D. Baru setelah 18 tahun diterbitkan di Indonesia.

Daniel Fernandes 171314037.soal Ulangan Harian Online Exercise For

Karya Sartono mulai memperkenalkan visi baru historiografi (penulisan sejarah) di Indonesia. Metode ini disebut metode multidimensi.

Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada rangkaian peristiwa saja, melainkan juga pada struktur sosiokultural yang menjadi wadah rangkaian peristiwa masa lalu.

Sebelum adanya pendekatan multidisiplin, historiografi umumnya hanya berfokus pada peristiwa politik dan kronologi (urutan peristiwa dalam urutan kronologis). Namun tesis Sartono menjadi titik awal pendekatan multidisiplin. Cakupan historiografi telah diperluas hingga mencakup aspek-aspek lain.

Oleh karena itu, Tawfiq menekankan bahwa pendekatan ini mengharuskan para sejarawan untuk membiasakan diri dengan landasan teori ilmu-ilmu sosial lainnya. Dengan cara ini, sejarawan tidak lagi terbatas pada pola aktivitas dan dinamika politik yang berbeda-beda. Pendekatan multidisiplin juga memasukkan ilmu-ilmu sosial lain yang mempengaruhi perkembangan narasi dan penjelasan sejarah.

Sartono Kartodirdjo Sejarawan Multi Dimensional

Dalam pandangan ini, kajian mengenai “Pemberontakan Petani Banten Tahun 1888” memegang peranan penting dalam dunia akademis. Karya ini masih digunakan sampai sekarang dan dijadikan rujukan sebuah karya klasik.

Norsam menambahkan, kajian Sertono memunculkan historiografi baru. Ceritanya bisa dilihat dari sudut pandang rakyat kecil yang belum ada sebelum diperkenalkannya Sertono.

Sartono juga meneliti sejarah dengan pendekatan ilmu sosial. Dalam perspektif ini, menurut penulis, peristiwa sosial tidak disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan oleh banyak faktor.

Menurut Norsam, keberadaan historiografi yang diperkenalkan Sartono tidak lepas dari pengaruh studinya di Amerika dan Eropa. Apalagi ketika Sartono melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar master di Amerika Serikat, tepatnya di Yale University.

Baca Juga  Berikut Yang Bukan Termasuk Bidang Geometris Adalah

Jelaskan Alasan Kenapa Dalam Penelitian Dan Penulisan Sejarah Sangat Bergantung Terhadap Dua Hal Yaitu

Di sanalah sejarawan Harry J. Benda Saratono sangat terinspirasi untuk melakukan penelitian ini. Selama di Belanda, Saratono terinspirasi oleh Wertheim untuk menyelesaikan studinya.

Norsam pun membeberkan alasan Sartono ingin menulis diary tersebut. Tak lain adalah keinginan Sartono untuk menentang penulisan sejarah Indonesia yang tradisional, Belanda-sentris (berorientasi pada perspektif Belanda). Ia mencoba menjelaskan perkembangan dan arah historiografi yang berpusat di Indonesia (berdasarkan perspektif Indonesia).

Ia menggunakan pendekatan ilmu sosial untuk menulis tesisnya. Dalam hal ini Sartono mempunyai peran historis bagi petani atau rakyat kecil. Sejarah umumnya tidak mencantumkan anak di bawah umur sebagai tokoh sejarah.

Heather Sutherland, profesor sejarah di Free University of Amsterdam Belanda, menyebut karya tesis Sertono sebagai sebuah mahakarya. Judul esai

Historiografi Modern Van Leur Dan Sartono Kartodirjo

Menurutnya, makalah “Pemberontakan Petani 1888” sangat baik tidak hanya dari segi pokok bahasan dan kualitasnya. Namun juga tekad penulis untuk menyajikan karyanya dalam konteks pengetahuan dan teori dunia.

Heather Sutherland menambahkan, penulis mendobrak kajian sejarah Indonesia, meninggalkan pendekatan historiografi sejarah yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi kajian sempit. Hal ini juga dinilai membawa perubahan baru dengan menekankan kajian interdisipliner (kajian lintas bidang keilmuan) yang mempunyai landasan lebih luas dalam historiografi Indonesia.

Peter Carey, profesor sejarah di Universitas Oxford, Inggris, mengungkapkan hal serupa. Sejarawan yang meneliti Pangeran Deponegoro selama 40 tahun ini menggunakan dokumen Sertono sebagai salah satu referensinya.

Satriya dan Santri: Beberapa Catatan tentang Hubungan Aliran Sesat dan Keagamaan Pendukung Diponegoro pada Perang Jawa (1825-1830)

Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi Indonesia

, Peter mengatakan, karya Sartono menginspirasinya untuk menulis penelitian tersebut. “Buku itu menjadi inspirasi sekaligus tantangan bagi saya,” tulis Peter Carey.

Peter Carey terinspirasi karena, untuk pertama kalinya, ada karya sejarah serius yang menggabungkan teori sosiologi dengan penelitian kearsipan. Tesis Sartono, menurutnya, mampu memberikan gambaran kompleksitas permasalahan terkait agama dan perubahan sosial pada akhir abad ke-19.

Nyatanya, tesis Saratono memberi pesan penting kepada Peter. Sebab, kata dia, tesis lebih dari sekedar memaparkan fakta. Untuk memahami sejarah Jawa, sejarawan harus memahami konsep sosial kelas dan agama serta konsep dinamis kekuasaan dan status. Sejarawan juga harus memahami dampak penetrasi konsep hukum dan keadilan Barat pada masyarakat non-Barat. Hanya dengan demikian data yang diarsipkan dapat digunakan.

(PPT) atau dengan petugas pos Tjiro Sarojo Soetimah. Kedua kakak laki-lakinya adalah Sarsini dan Sarsijim. Ibu kandungnya meninggal ketika dia masih muda. Dari pernikahan keduanya, Saratunu memiliki dua adik perempuan, Sri Subakti dan Sri Sukesi.

Baca Juga  Kebutuhan Menurut Intensitas Adalah Kebutuhan Dibedakan Menurut

Menggali Kembali Pemikiran Prof. Sartono Kartodirdjo

Sejak kecil ayahnya suka membeli buku-buku sastra Indonesia terbitan Balai Pistaka. Saya biasa membaca sebagian besar ceritanya.

Sartono menilai kedua jenis karya sastra Jawa ini sebagai pendidikan moral melalui karya sastra sebagai apresiasi terhadap budaya yang hidup pada masa itu.

Alam bawah sadarnya dibentuk oleh cerita. Pendidikan informal pertama inilah yang mengantarkan Sartono muda mengenal sosok manusia ideal di mata masyarakat Jawa.

Tahun 1927 bersekolah di MULO dan kemudian masuk HIK Muntilan (1936), sekolah calon frater Katolik. Inilah titik tolak kisah hidup Sertono, yakni beranjak dari situ

Langkah Langkah Penelitian Sejarah

. Dan dari HIK itulah kepekaan batinnya terasah. Semacam kecepatan alami yang nantinya akan mengubahnya menjadi ilmuwan yang fanatik atau alim.

Sartono muda mengalami pergulatan keyakinan pada dirinya. Namun kondisi sosial dan ekonomi keluarga memaksanya untuk mengambil profesi guru dan tidak melanjutkan sebagai saudara. Dan setelah itu, dia memutuskan bahwa dia hanya bisa melakukan satu profesi: guru. Mungkin menjadi guru adalah jalan pengabdian hidup yang harus saya tempuh. Pengalaman mengajarnya juga luas, mulai dari mengajar menyanyi hingga taman kanak-kanak hingga menjadi profesor doktoral yang merevisi tesis.

Anbuck Vonnogiri melanjutkan studinya di Yale, AS, dan Amsterdam, Belanda. Kemudian, pada tahun 1977, ia menjadi orang pertama yang mencapainya

. Penghargaan ini diberikan kepada sejarawan HJ Benda yang juga menjadi mentor Sartono selama menempuh studi di Amsterdam. Dan, pada 17 Juni 1996, Universitas Humboldt, Jerman, menganugerahinya gelar Doctor Honoris Casa atas kontribusinya pada disiplin ilmu sejarah.

Sederet Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli

Aktivitas mengajarnya di Indonesia diperluas melalui seminar dan buku. Beliau jugalah yang kemudian menyempurnakan kurikulum Departemen Sejarah UGM. Dengan fokus dan kebijaksanaannya dalam penelitian di bidangnya, ia mendapat gelar “rasionalisme” atau “miso dodi”, yaitu disiplin spiritual, pembentukan keterampilan pengetahuan dalam segala aspeknya: logis, kritis, analitis, dan diskursif. . . .

Dalam bahasa Fisher, keseriusan intelektual Sartono merupakan gabungan dari sosok Arjuna (siap perbaikan), Gatutakka (kejujuran) dan Seemar (intelektual) sekaligus.

Saat berusia 87 tahun, pada tanggal 7 Desember 2007 pukul 00.45. WIB, pahlawan sejarah itu menghembuskan nafas terakhirnya. Sepanjang hidupnya ia mewariskan 82 buku tentang sejarah. “Gelar” ini diberikan karena Sartono merupakan pionir dalam penulisan sejarah dengan pendekatan multidisiplin dan kiprahnya dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan sejarah.

Sartono menjadi sejarawan pertama yang mendapat gelar doktor sejarah dari luar negeri. Tesisnya, mengenai pemberontakan petani tahun 1888, membawanya lulus dari Universitas Amsterdam pada tahun 1966.

Arsip Audiovisual Sebagai Sumber Sejarah

Pemikiran Sertono mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem pendidikan sejarah di banyak kampus di Indonesia. Oleh karena itu, beliau disebut sebagai bapak sejarah Indonesia, karena beliau merupakan pemimpin sejarah generasi pertama yang gagasannya masih digunakan hingga saat ini.

Saat ini

Pengertian sejarah menurut para ahli, sartono kartodirdjo buku, pemberontakan petani banten 1888 karya sartono kartodirdjo, pengertian sejarah menurut sartono kartodirdjo, buku karya sartono kartodirdjo, sartono kartodirdjo, biografi sartono kartodirdjo, pemberontakan petani banten 1888 karya sartono kartodirdjo pdf, pengantar sejarah indonesia baru sartono kartodirdjo pdf, sejarah menurut para ahli, buku sejarah karya sartono kartodirdjo, sartono kartodirdjo pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah