Tari Kuda Kepang Diperagakan Secara – Tari Jaranan Kepang: Jaran kepang, juga sering disebut Kuda Lumping atau Jathilan, adalah tarian tradisional Jawa yang melibatkan sekelompok pendekar yang menunggangi kuda yang terbuat dari anyaman rotan.

Tari Jaran Kepang merupakan salah satu kesenian populer yang masih tumbuh dan berkembang di banyak kelompok masyarakat di nusantara.

Tari Kuda Kepang Diperagakan Secara

Tarian tradisional yang dibawakan oleh masyarakat awam ini lahir dan populer di kalangan masyarakat khususnya di Pulau Jawa sejak masa kerajaan dahulu kala.

Seni Tari Bg Kls Vii

Awalnya menurut cerita kesenian Jaran Kepang lahir sebagai simbol bahwa masyarakat juga harus menghadapi musuh atau berperang melawan kekuatan khusus kerajaan yang mempunyai tentara.

Dahulu Jaran Kepang bukanlah seni pertunjukan, juga tidak disebut seni karena pada masa itu belum ada kesenian.

Jaran Kepang sendiri merupakan bagian dari ritual untuk mengusir kejahatan, mengatasi berbagai bencana, memohon kesuburan lahan pertanian, harapan keberhasilan panen, dan juga menjaga masyarakat tetap aman dan tenteram.

Pada zaman primitif, ada kepercayaan bahwa kerusakan lingkungan, penyebaran penyakit, bencana alam, dan lain-lain disebabkan oleh kekuatan roh nenek moyang.

Tari Topeng Cirebon

Seiring berjalannya waktu, setiap musibah, musibah atau permasalahan hidup yang berbeda-beda dihubungkan dengan roh nenek moyang dan disusun menjadi rangkaian cerita yang menjadi mitos yang diyakini masyarakat.

Kemudian dilakukan upacara (ritual) untuk menghindari bencana tersebut. Peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang kemudian menjadi berbagai simbol yang digunakan dalam kegiatan ritual.

Yang ada hanyalah relief candi, seperti pada candi Jawa di Pasuran yang menggambarkan seorang wanita yang sedang bermeditasi dan seorang penunggang kuda yang diyakini sebagai dewi Kilisuchi.

Jika apa yang dikisahkan dalam sejarah lisan selama ini benar adanya, maka bisa jadi Jaran Kepang sebagai tarian rakyat zaman dahulu, telah embrionya pada abad ke-12 dan mulai muncul pada abad ke-13 dan ke-14.

Tari Gandrung Sebagai Identitas Budaya Dan Daya Tarik Kota Banyuwangi

Ada catatan mengenai hal ini pada masa kolonial. Thomas Stormford Raffles dalam bukunya “History of Java” (1817) menceritakan tentang sebuah pertunjukan di Jawa yang menggunakan tiruan kuda.

Baca Juga  Berikan Tiga Manfaat Dengan Adanya Persatuan Dan Kesatuan Di Masyarakat

Namun setidaknya ada 5 versi yang menceritakan tentang terbentuknya tari Kuda Lumping Jawa Tengah, antara lain:

Sudah ada sejak zaman primitif, dimana tarian ini digunakan dalam upacara adat dan ritual magis.

Syukur atas dukungan penuh rakyat jelata terhadap Pangeran Diponegoro dan pasukan kavalerinya dalam melawan dan mengusir penjajah.

Indonesia Dalam Mimpi Dan Nyata Ala Paundrakarna

Dalam versi ini ia menceritakan asal usul tari Kuda Lumping yang tercipta dari representasi pertempuran Raden Patah, Sunan Kalijaga dan pasukannya dalam mengusir penjajah Indonesia.

Tarian ini berawal dari proses melatih pasukan perang Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Hamenku Buwono I untuk menghadapi Belanda.

Versi terakhir ini adalah yang terlengkap yaitu kisah seorang raja yang sangat sakti di tanah jawa.

Meskipun demikian, meskipun semua argumen di atas tidak terbukti benar, hal itu tidak menjadi masalah. Sebenarnya itu adalah budaya asli dan bukti kekayaan Indonesia sejak dahulu kala.

Mempergelarkan Karya Tari

Misalnya saja kehadiran makhluk halus yang ditunjukkan dengan salah satu penari berubah tingkah lakunya menjadi lebih beringas dan biasa dikenal dengan nama Varrok. Saingan Warok Gemblakan.

Ada yang baik dan ada pula yang buruk. Orang yang baik adalah orang yang sabar, rendah hati, dan siap memberi nasihat. Setiap daerah mempunyai kebiasaan menampilkan kreasi rakyat saat menjamu tamu-tamu terhormat. Di Jawa Tengah, ada berbagai bentuk kesenian yang sering dipentaskan untuk tujuan tersebut. Salah satunya adalah kesenian populer yang dikenal dengan kuda lumping, yaitu tarian yang mewakili gerak-gerik kuda.

Kuda merupakan salah satu bidang seni yang telah tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Jawa Tengah sejak lama. Catatan yang masih menyimpan kesenian kuda ini antara lain Kabupaten Magelang, Semarang, Kendal, Pekalongan, Batang, Tegal, Pemalang, Wonosobo dan Temanggung. Setiap kabupaten mempunyai ciri khasnya masing-masing.

Kesenian beradu kuda ini pada mulanya dikenal dengan kesenian jatilan, yang kemudian dikenal dengan kesenian jaran kepang (kuda). Packed Horse merupakan nama yang lebih populer dibandingkan dua nama sebelumnya. Nama “Kuda Lumping” terkenal tidak hanya di Jawa Tengah namun juga nasional.

Pawai Alegoris Kota Solok Berlangsung Meriah

Jathilani berasal dari kata jathil yang artinya menimbulkan renungan yang tinggi, sebagai tanda diterimanya kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut tersirat dalam sebuah tarian yang terinspirasi dari kisah Panji yang menceritakan kisah pertemuan Panji Asmorobangun dan Devi Sekartaj.

Disebut juga Jaran Kepang karena tarian ini menggunakan aksesoris berupa jaranan (kuda-kuda) yang terbuat dari anyaman (anyaman bambu), dan Kuda Lumping juga mempunyai arti yang sama karena lumping artinya kulit atau kulit dari anyaman bambu. Yang dapat digunakan secara longgar, diartikan sebagai pertunjukan kuda yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit bambu.

Baca Juga  Bagaimana Perubahan Biji Kacang Hijau Pada Hari Ke 7

Melihat perkembangan kuda dari masa ke masa, kita bisa melihat bentuk tarian yang berasal dari sejarah Panji, sejarah yang berasal dari kerajaan Jengala dan Kediri. Kisah ini berkembang pada masa kerajaan Majapahit. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bentuk seni tari yang muncul dari sejarah yang sama di tempat lain yang dipengaruhi oleh Kerajaan Majapahit.

Pada masa itu masyarakat menganut agama Hindu yang mempercayai adanya roh nenek moyang. Dahulu pertunjukan Jatilan bertujuan untuk memanggil arwah para leluhur. Tergantung pada tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi dan pengaruh situasi, perkawinan kuda diatur sedemikian rupa sehingga pemainnya menjadi pemilik (transisi). Dalam kondisi seperti itu, pemain dapat melakukan hal-hal di luar kemampuan normal manusia.

Jenis Tarian Tradisional Jawa Tengah Untuk Edukasi Anak Page All

Dipercaya bahwa trance terjadi sebagai akibat dari suara-suara khusus, statis, dan berirama dengan gerakan yang monoton. Pemain menari dengan keyakinan bahwa roh akan datang. Awalnya saya pusing, kemudian saya kehilangan kemampuan berpikir dan akhirnya saya kehilangan semangat.

Sesuai dengan perkembangan zaman, seni menunggang kuda yang selalu dipertunjukkan untuk mengundang makhluk halus, kini menjadi seni yang dipertunjukkan hanya untuk menyambut raja atau pemimpin sebagai tamu resmi. Meski begitu sepertinya masih ada pemain yang merasukinya, namun pada prinsipnya memanggil roh sudah tidak dimaksudkan lagi.

Menurut kejadian terkini, pemain yang merasuki dan memanggil roh tidak lagi memainkan permainan kuda. Tarian kuda jenis baru ini berkembang dengan baik di berbagai tempat termasuk di Kabupaten Temanggung. Di sini kuda bulping dikembangkan dengan kreatifitas baru. agar gerakan tarinya tidak lagi monoton. Seniman dan penampil dilatih gerakan-gerakan baru yang dinamis dan indah agar dapat diterima masyarakat luas.

Oleh karena itu, kini ada dua jenis tari kuda yang bisa Anda nikmati: yang mengutamakan gerak tari yang enak ditonton, dan jenis yang mengutamakan penampilan seperti kesurupan pada pemainnya.

Aneka Ragam Kuliner Khas Banyumas Untuk Satu Tujuan, Ganjar Pranowo

Kesenian Jatilan yang merupakan cikal bakal dari tari kuda tentu sangat berbeda dengan tari-tarian pada masa sekarang. Perbedaan tersebut antara lain terlihat pada alat musiknya, bentuk kudanya, pakaian penarinya, dan lain-lain. Alat musik kesenian Jatilan antara lain berupa gendang, dua buah band, tiga buah angklung, dan sebuah gong bambu. Sedangkan kuda pengangkut masih banyak tambahannya antara lain Kechek, Demung, Kenong, Keling dan masih banyak lagi.

Begitu pula dengan bentuk kuda yang menggembung. Saat ini bentuk kuda cembung lebih disukai karena keindahannya, dan bentuknya semakin kecil dibandingkan dengan bentuk kuda jatilan. Tergantung waktu, pakaian para penari pun ikut berganti. Jika sebelumnya berpakaian cukup sopan, kini ia mengenakan setelan jas lengkap.

Baca Juga  Tuliskan Tiga Macam Benda Yang Memanfaatkan Sifat-sifat Cahaya

Bentuk tariannya sesuai dengan namanya menyesuaikan gerakannya dengan gerakan kuda, dan ragam tariannya melambangkan kesatria gagah berani yang berjiwa pejuang. Nama macam-macam tarian tersebut adalah Walang, Kiring Duap, Kongklang, Tamburan dan Pinchi.

Fungsi performa telah mengalami perubahan yang sangat nyata. Jika dulu lebih berfungsi sebagai pertunjukan yang diadakan pada saat upacara adat, misalnya pada saat diadakan upacara bersih-bersih kota, kini lebih berfungsi untuk menerima tamu atau sekadar hiburan. Oleh karena itu, kinerja tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat, namun dapat dilakukan dimana saja.

Sanggar Seni Mardi Budoyo Probolinggo Kreasikan Tarian Jathil Khas Probolinggoan

Modalitas presentasi kuda kelompok juga bervariasi dan disajikan sesuai kebutuhan. Untuk pesta besar atau keramaian di kota, kuda yang dikelompokkan sering kali ditampilkan sebagai satuan. Pemain terdiri dari antara tujuh dan dua puluh satu orang. Dalam kegiatan yang berskala lebih besar, seperti peresmian proyek-proyek besar, biasanya dilakukan secara massal. Pemain biasanya terdiri dari dua puluh lima dan seribu orang.

Selain itu dapat ditampilkan dalam bentuk parade. Hanya ada tujuh hingga dua puluh satu pemain. Sebagai sebuah parade, diperlukan gerakan-gerakan tertentu untuk menarik perhatian saat melewati panggung martabat.

Bentuk lainnya adalah bentuk balet. Bentuk-bentuk seperti itu biasanya dipentaskan di panggung atau di teater. Cerita yang dijadikan lakon dalam pementasan tersebut biasanya adalah lakon sejarah Panji, yaitu lakon Asmorobangun dan lakon Kelono Asmorodono.

Kesenian rakyat menunggang kuda yang semula hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa, kini mulai dikenal dan digandrungi oleh masyarakat luar Jawa. Jatilani yang masih sangat tradisional kemudian menjadi perpaduan antara tari kuda dengan kreasi baru yang membuat kesenian ini menarik untuk dinikmati. Wisatawan asing juga menyukainya. Tarian kuda yang terkenal di nusantara dan seni pertunjukannya dapat digunakan di berbagai tempat, harus terus dikembangkan. Seperti terlihat pada Gambar 1, pertunjukan tari Kuda Kepang ditampilkan di lapangan tanpa panggung. Meski tidak ada panggung, namun ruang pertunjukan bagian tari tetap terbagi antara penonton dan presenter. Batasannya berupa pagar bambu yang dibuat mengelilingi area pelayanan.

Tari Caci, Simbol Dan Tarian Para Ksatria Dari Manggarai Flores

Tari Kuda Kepang pada Gambar 1 ditampilkan secara berkelompok dengan pola lantai yang berbeda-beda. Tariannya menggunakan properti berupa seekor kuda piggy yang terbuat dari anyaman bambu. Ada banyak karya tari yang mirip dengan Kuda Kepang di Indonesia. Misalnya saja tari Kuda Gepang Putri dari Kalimantan Selatan dan tari Jaran Bide dari Lombok.

Seni menari di depan orang lain. Dengan menampilkan karya tari, koreografer dapat menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan karya tari. Untuk penari, mereka bisa menunjukkan –

Untuk menunjukkan kepiawaian dan keberaniannya di hadapan orang lain dengan memperagakan karya tarinya. Bagi penikmat seni tari,

Lukisan kuda kepang, kuda kepang, kuda kepang banyumasan, kuda kepang jaranan, pecut kuda kepang, cara membuat kuda kepang, kuda kepang kuda lumping, peralatan kuda kepang, download kuda kepang, tari kuda kepang, permainan kuda kepang, kuda kepang temanggung