Tempat Situs Makam Ki Ageng Selamanik – Selomanik atau Selomanik mungkin merupakan nama tempat yang tidak asing lagi bagi masyarakat Banjarnegara, namun sedikit orang yang mengetahui siapa dan apa sebenarnya nama Selomanik ini.

Namun bagi mereka yang pernah berkunjung ke Taman Rekreasi Margasatwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara lebih suka menyebutnya Selamatnik daripada Serulingmas.

Tempat Situs Makam Ki Ageng Selamanik

Di dalam kebun binatang terdapat kuburan atau pemakaman, tepat di sebelah kiri jalan menuju kandang unta atau di samping tembok dan jembatan kolam.

Syekh Abdullah Selomanik Al Qodiri Al Hasani Ra

Menurut pengamat Ki Ageng Selamatik, nama Serulingmas diambil dari bendungan bilur di sebelah lembah dan kata mas yang ditempelkan di akhir kalimat bilur tersebut berasal dari air bendungan yang menuju ke Banyumas.

Menurut sang pengawal, Mbah Selamatik atau Ki Ageng Selamatik lahir di Mataram dan merupakan mantan panglima militer Pangeran Diponogoro yang sangat setia, mencintai negara dan rakyatnya. Dan konon makam Ki Ageng Selamatik sudah ada sekitar 300 tahun sebelum dijadikan kuburan.

Dia Ki Ageng Selamatik tidak mau hidup di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Setelah Pangeran Diponogoro ditangkap kompeni, Ki Ageng Selamat melanjutkan perjuangannya dengan mengumpulkan para pemuda untuk dididik tentang agama dan pencak silat.

Mendengar kegiatan Ki Ageng, Kompenny pun memanas. Oleh karena itu Kompeni berkali-kali mengirim utusan untuk menangkap Ki Ageng tetapi selalu gagal.

Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas

Perusahaan yang merasakan kesulitan akhirnya mengadakan sayembara berhadiah menangkap Ki Ageng Selamnik, kemudian ada yang melamar dan merasa bisa menangkap Ki Ageng. Namanya Jugil Avar Avar. Kebetulan orang ini mengenal Ki Ageng dan berlatih meditasi. bersama di Gunung Sumbing.

Memulai petualangannya untuk memenangkan sayembara, pertama Jugil Awar Awar bertanya kepada penduduk setempat tentang lokasi Ki Ageng Selamat dan mendapatkan informasi bahwa Ki Ageng berada di kecamatan Kuttabanjar. Jugil dan anak buahnya berbaris di sepanjang sungai Serayu menuju Kutbanjar. Mengenai kegiatan Jugil dan anak buahnya, ada salah satu anak buah Ki Ageng yang mengenal Ki Ageng Selamatic dan melapor kepadanya. Mendengar laporan tersebut, Ki Ageng langsung berangkat ke Kali Merawa untuk menemui Jugil.

Baca Juga  Keunikan Gerak Tari Tunggal Adalah

Terjadi perebutan kekuasaan antara keduanya dan tidak ada yang menang atau kalah, keduanya sama-sama kuat. Jugil Awar Awar dengan licik memerintahkan anak buahnya untuk pergi ke rumah Ki Ageng mengatakan bahwa Ki Ageng ditangkap dan mengharapkan istri dan anak-anaknya segera menyerah. Namun, alih-alih menyerah pada kompeni, Ni Ageng dan anaknya memilih bunuh diri.

Mendengar dari anak buahnya bahwa istri dan anaknya telah bunuh diri, Jugil Avar Avar membantah laporan tersebut dan mengatakan kepada Ki Ageng bahwa keluarganya telah meninggal semua dan berharap agar Ki Ageng Selamat menyerahkan diri kepada Kompeni.

Kontemplasi Asa: July 2016

Ketika menemukan istri dan anaknya meninggal, Ki Ageng Selamat sangat marah, mengira ini semua adalah ulah orang Jugil Avar Avar. Dengan geram Ki Ageng Sepanjangnik kembali mencari Jugil Avar Avar dan membunuhnya beserta anak buahnya dengan keris terhunus.

Setelah itu, Ki Ageng mengumpulkan sisa-sisa orangnya untuk menguburkan jenazah keluarganya. Setelah menyelesaikan semua pekerjaan, Ki Ageng memerintahkan semua orang untuk kembali ke rumah masing-masing. Setelah kejadian itu, Ki Ageng Selamat adalah muksa yang menghilang saat bertapa atau ditangkap oleh perusahaan.

Kisah Gembira Setiap Jumat, setelah shalat, imam dan putranya yang berusia sebelas tahun itu biasa pergi ke Amsterdam untuk membagikan qutaibat (buku kecil) berjudul At-Torik ila al-Jannah. (The Way to Heaven), bersama dengan beberapa pamflet tentang Islam. Suatu hari setelah Zuhur pada hari Jumat, tiba waktunya, Imam dan putranya keluar ke jalan untuk menyebarkan Qutabat. Di luar sangat dingin. Hujan juga turun tanpa henti. Anak-anak mengenakan pakaian yang sangat tebal sehingga mereka tidak akan kedinginan karena kedinginan. “Oke ayah… aku siap.” Anak laki-laki itu berbicara. “Apa yang kamu siap?” tanya sang ayah. “Ayah, saatnya turun ke jalan untuk membagikan buku-buku Islami ini,” jawabnya. Sang ayah berkata: “Cuaca di luar sangat dingin, apalagi hujan turun sangat deras…”. Tiba-tiba sang anak mengejutkan ayahnya dan berkata:

Suatu hari datang seorang laki-laki hendak mencuri, namun Abu Hurairah segera mengetahui dan menangkap pencuri tersebut. Kemudian si pencuri mengungkapkan harapannya, memohon dan mengadu kepada Abu Hurairah bahwa dia adalah orang yang sangat lemah dan miskin. Abu Hureyra menunggu pencuri itu pergi. Namun pencuri itu kembali melakukan aksinya untuk kedua dan ketiga kalinya. Kemudian Abu Hurairah menangkapnya dan mengancamnya. Pria itu ketakutan dan berkata: “Tinggalkan aku sendiri dan jangan mengadukan hal ini kepada Rasulullah, jika kamu melakukan itu, aku akan mengajarimu sebuah ayat Al-Qur’an, yang jika kamu membaca setan: Dia akan pasti tidak mendekatimu.” Abu Hureyre bertanya kepadanya: “Ayat apa itu?” Dia menjawab: “Itu adalah ayat kursi.” lalu Abu Hurairah kembali melepaskan pencuri itu. Kemudian Abu Hurairah menceritakan apa yang disaksikannya kepada Nabi. LSelomani atau Selomani mungkin merupakan nama dan kata yang tidak begitu asing di telinga masyarakat Banjarnegara, namun sedikit orang yang mengetahui siapa dan apa sebenarnya nama Selomani ini.

Baca Juga  Asal Mula Permainan Bola Basket Adalah Dari

Daftar Wisata Banjarnegara Murah Paling Mengerikan Di Dunia

Bagi Anda yang pernah mengunjungi Taman Rekreasi Margasatwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara, mungkin pernah melihat makam di dalamnya. Letaknya di sebelah kanan jalan menuju palung unta atau di sebelah dinding pembatas komplek kolam Serulingmas dan jembatan baru. Makam Ki Ageng Selomanik tertulis jelas di bangunan itu. Situasi ini pula yang menjadi alasan mengapa TRMS biasa dikenal dengan Selomanian Zoo.

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang sejarah makam Ki Ageng Selomanik, redaksi mencoba menghubungi Rudy yang merupakan penjaga keenam makam tersebut. Menurutnya, Ki agen Selomanik adalah Waliullah yang menjadi pejuang dalam hidupnya. Ia juga merupakan bagian dari ulama Banjarnegara serta pejuang Islam yang ikut serta dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. “Nama Serulingmas datang dengan sendirinya

Tempat wisata Taman Serulingmas dikenal juga dengan sebutan Selomanik karena dibangun di atas lokasi makam Ki Ageng Selomanik. kata Rudi

“Pemakaman ini sebelum jadi pemakaman, tepatnya tahun 1864,” kata Rudy. Dari catatan penjaga makam, Ki Ageng Selomanik adalah seorang panglima perang dan bagian dari pasukan Pangeran Diponegoro, bahkan ketika Pangeran Diponegoro diumumkan telah ditangkap, ia dipilih untuk melanjutkan tugas memimpin pasukan melawan dan melawan penjajahan. kekerasan terhadap bangsa Indonesia.

Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas Banjarnegara Halaman 2

Perjuangan yang dilakukan Ki Ageng Selomanik adalah menyebarkan ajaran Islam dan mengumpulkan generasi muda yang siap menjadi pilar bangsa Indonesia. Tekanan semakin hebat, apalagi saat itu Patih Danuarekha yang merupakan wakil kerajaan Mataram datang ke pihak kompeni Belanda.

Perjalanan Ki Ageng Selomanik berlanjut, para pemuda dari berbagai daerah berhasil dididik dan dididik. Di Kuta banjarnegara juga ia singgah. Patih Danureja mendengar usahanya untuk mengumpulkan pasukan. Melalui wakilnya, Patih meminta Ki Ageng Selomanik menghentikan perekrutan prajurit. Namun, ajakan itu langsung ditolak olehnya dan pertarungan pun tak terhindarkan. Wakil Pathih Dhanureja bingung dan akhirnya memutuskan mundur dan melaporkan kejadian tersebut.

Baca Juga  Wilayah Yang Sangat Bagus Sebagai Daerah Resapan Air Adalah

Penolakan ini membuat marah sang Patih, yang segera mengirimkan lebih banyak pasukan terlebih dahulu, lagi-lagi usaha mereka gagal. Menyadari akan datang serangan yang lebih besar, Ki Ageng Selomanik dan para pengikutnya pergi ke Semarang untuk meminta bantuan Adipati Ranggajaya. Tentu atas saran Pangeran Diponegoro.

Adipati Danureja mendengar adanya upaya untuk menyatukan kekuatan Ki Ageng Selomanik dan pasukan Adipati Ranggajaya, maka ia memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Tak hanya itu, ia meminta bantuan Adipati Jepara. Banyaknya pasukan Danureja dan Adipati Jepara menyebabkan pasukan Ki Ageng Selomanik dan Adipati Ranggajaya tumbang bahkan banyak yang tewas, termasuk Adipati Ranggajaya. Namun Ki Ageng Selomanik bersama prajurit lainnya berhasil mencapai kaki Gunung Merbabu dari sergapan musuh.

Keramat Petilasan Kyai Gusti Selomanik Di Plumbon

Di kaki gunung, prajurit Ki Ageng Selomanik menemui Ki Byut dan menceritakan pertempuran terakhir. Tanpa pikir panjang, Ki Buyut langsung memerintahkan Surantani, putra sulungnya, untuk menemani Ki Ageng Selomanik dalam perjalanan. Di lain pihak, Adipati Jepara yang frustasi dalam pencarian tempat Ki Ageng Selomanik mengadakan sayembara untuk menangkap Ki Wasesa (nama lain Ki Ageng Selomanik) dengan imbalan Adipati Semarang. Lomba ini juga didengar oleh Jugil Avar-Avar putra Ki Ageng Mangkukuhan Kedu yang bertapa dengan Ki Ageng Selomanik di Gunung Sumbing.

Perburuan Ki Ageng Selomanik terus berlanjut, namun usahanya gagal. Ki Ageng Selomanik dan prajuritnya terus melakukan perjalanan jauh dan luas. Para prajurit ini juga singgah di berbagai tempat seperti kediaman Demang Wonokerto, Demang Singamamerta, Singa Taruna (putra Demang Singamerta) dan Ki Ageng Parak.

Menariknya, saat singgah di kediaman Ki Ageng Parak, keduanya membicarakan apa yang akan terjadi di Jawa ke depan. Cerita yang dituturkan Suvarso, SM dalam setiap perjalanannya, Ki Ageng Selomanik selalu memberikan bekal kepada jajaran pemuda, termasuk memberi nama desa yang dikunjunginya sesuai dengan apa yang terjadi saat itu. Seperti ketika ia melihat pada malam terang bulan sebuah tempat yang didiami gula jawa, yang ia sebut Desa Samber Ulan dan desa lainnya seperti Kledung, Kaliwiro, Krasak, Selakrama (wilayah Wonosobo), Lexana, Sawangan, Tunggorono, Tekidadi, Kemiri, Wanacipta, dan Kutawaringin.

Sebagai bukti perjuangannya dan sekitarnya, mereka berhasil mendapatkan seorang militan di Gunung Loang (Kabupaten Kaliwiro) bernama Kabupaten Selomanik, yang menjadi penguasa Ki Ageng Selomanik dan Ki Buta Wereng sendiri.

Sejarah Sunan Giri Pit Banjarnegara

Sejarah ki ageng mangir wonoboyo, makam ki ageng pandanaran, ki ageng, makam ki ageng mangir, ki ageng suryomentaram, lambang ki ageng pandan alas, makam ki ageng pemanahan, ki ageng selo, kawruh jiwa ki ageng suryomentaram, makam ki ageng selo, pusaka ki ageng mangir, ki ageng giring